( O9. ) : School?

100 17 8
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~





















Chenle baru saja selesai dengan acara sarapan paginya. Kini dirinya tengah duduk di ranjang dengan penasaran, matanya menatap Jisung yang kini tengah sibuk dengan beberapa tumpukan kertas di tangannya.

Hingga tatapan mereka bertemu dan Jisung tersenyum cerah padanya, senyuman Jisung sungguh tidak baik untuk debaran jantung Chenle.

"Ouh, kau sudah selesai darl?" Jisung menghampiri Chenle lengkap dengan senyuman manis miliknya.

Mata cerdik Jisung menangkap matenya itu malah sedang tersipu akibat ulahnya. Seketika senyumannya berubah menjadi tawa yang hangat.

"Ke-kenapa kau tertawa? Apanya yang lucu?" Chenle mendelik malu ke arah Jisung, yang kini telah resmi menjadi pasangan sehidup sematinya.

Srett...

Tangan cekatan Jisung mengambil alih nampan itu untuk di letakkan di dekat ranjang mereka tentu saja. Setelah itu Jisung baru duduk di tepian ranjang dan menghadap ke arah Chenle masih dengan senyuman manis miliknya.

Senyuman yang mungkin sudah lama tak pernah diumbarnya lagi, tapi mungkin itu pengecualian untuk Chenle.

"Jadi?" Chenle menatap Jisung masih dengan rasa penasaran miliknya meski sedikit dibumbui dengan rasa malu-malu.

"Kita akan berkompetisi darl, dan aku sangat bersemangat karena kali ini kau ikut dengan ku." Suara Jisung begitu bersemangat dengan kilatan tak sabaran di mata tajamnya.

"Kompetisi?" Chenle sedikit tak mengerti, kompetisi apa?

Bahkan dirinya saja baru bergabung dengan Cirqus ini kemarin.

"Ya, menangkap buruan yang sungguh tak tau tempat." Jisung bersemrik memikat, meletakkan tumpukan surat itu di ranjang.

"Maksudnya?" Chenle tampak sangat penasaran, mau bagaimana pun rasa penasaran itu sangat menggoda untuknya.

"Aku, ah tidak. Kami, dia dan aku adalah pengurus persimpangan takdir. Meskipun aku adalah pengkhianat tapi mungkin sang waktu masih berbaik hati denganku." Jisung terlihat tengah menjelaskan sesuatu yang mungkin semakin membuat mate nya itu bingung.

Tapi biarlah, karena nanti matenya itu juga akan bertemu dengan dia.

"Kau bukan pengkhianat Ji, berhenti berkata seperti itu bila di dekatku kerena aku tak suka itu." Chenle seketika cemberut tak senang.

Tangan Chenle mengusap hangat ke arah tangan Jisung.

"Haha, baiklah darl. Intinya kompetisi ini untuk mengatur jalannya takdir sebagaimana mestinya. Takdir memang tak selamanya bagus untuk sebagian orang." Jisung tertawa sejenak, sungguh hadirnya Chenle membuat hal ini menjadi semakin menarik.

"Seperti ku." Seketika Chenle menunduk, mengingat hal buruk yang selalu menimpanya yang merupakan takdir hidupnya. Takdir yang sedikit kejam padanya hingga merebut segalanya.

Grepp...

Tangan Jisung menangkup wajah sang mate, menatap mata Chenle dengan binar bahagia. Mengusap lembut pipi gembil lucu itu.

"Sstt, hei. Aku di sisi mu sekarang, don't be sad oke darl?"

"Oke, jadi??"

"Jadi tugas kami di kompetisi ini adalah untuk menghukum yang salah dan memperbaiki tatanan takdir." Kini Jisung melepas tangkupan itu dan mulai fokus kembali ke arah kertas-kertas di tangannya kini.

Cirque Del Rush ( New town) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang