( O4. ) : The Half blood Demon and Witch ( 2 : He is? )

142 26 2
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~























Mata yang terpejam itu perlahan terbuka, mengerjap pelan menyesuaikan pantulan sinar lampu yang temaram. Mata abu-abu itu menyipit guna memperjelas jarak pandangnya kini. Tatapan tajamnya mengedar gusar, ini bukan kamarnya. Kamarnya tak pernah semewah dan semahal ini.

Matanya semakin mengedar bingung kala dirinya menangkap siluet lelaki yang sempat dilihatnya tadi sebelum gelap menguasainya.

"Kau sudah bangun?"

Matanya menoleh cepat ke arah lelaki jangkung yang kini tengah membawakan gelas berisi darah jika dirinya tak salah menebak.

"Kau benar ini memang darah, tapi ini hanya darah rusa. Ku pikir kau sangat haus sekarang, aku menemukanmu pingsan di jalan."

Ah, begitu dirinya pingsan. Pantas saja tatapannya menggelap dan pusing begitu terasa sekarang.

"Si-siapa ka-kau?" Suaranya terbata dengan lirih, tubuhnya terasa remuk jika bergerak sedikit saja.

"Sebaiknya minumlah ini dulu, baru setelah itu akan ku jelaskan nanti saat makan malam selesai. Aku akan meninggalkan mu sendiri, nanti akan ada beberapa temanku yang menjemputmu untuk ke ruang makan."

Suaranya terdengar dalam namun terasa lembut di dengar, dirinya begitu ingin mendengar suara lelaki itu lagi.

"Hmm, te- teri- makasih." Hanya kalimat sederhana dengan terbata yang mampu di ucapkannya.

"Tak perlu sungkan, anggap saja rumah ini rumah mu sendiri. Aku ke bawah dulu, masih banyak yang harus ku urus. Jadi minumlah dengan tenang." Senyumannya begitu terlihat menenangkan.

Grep...

Tangannya spontan menahan tangan kekar lekaki di depannya kini dengan pasti.

"Tunggu.."

"Ya? Apa kau butuh sesuatu lagi?" Wajah rupawan itu menoleh dengan senyuman tipisnya, menatapnya dengan wajah menunggu.

Namun mulutnya tak ingin berkata bahwa dirinya masih ingin berlama-lama dengan lelaki asing itu. Sedikit ego dan gengsi yang menahannya dengan sangat.

Hanya gelengan singkat yang di berikannya. Matanya menatap lelaki di depannya kini yang tengah mengeryit bingung.

"Lalu?" Hinga ucapan itu terlontar kepadanya.

"Hanya siapa namamu?" Akhirnya kalimat itu yang terucap darinya, sungguh penuh usaha perang batin walau hanya menanyakan nama.

"Aku Park Jisung, kau bisa memanggilku Jisung." Lelaki itu tersenyum teduh, menjawab pasti sembari tangan besarnya mengelus lembut kepalanya dengan hangat.

"A-aku.."

"Aku tau namamu Darl, Chardion White atau Chenle? Ku rasa Chenle lebih enak di ucapkan? Bukan begitu??"

"Hmm, terserah jika itu mau mu."

"Baiklah sekarang minumlah dulu, baru setelah makan malam nanti aku akan menjelaskan banyak hal kepadamu. Dan ouh, ada hadiah untuk mu nanti Darl."

Cirque Del Rush ( New town) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang