( 23. ) : Tell you the truth

49 9 0
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~































Kali ini Sang Master tidak ikut ke sekolah neraka ini. Mungkin ada beberapa urusan mendesak yang mengharuskan mereka berangkat sendiri. Bagi Haechan dan Jaemin saat seperti ini malah membuat mereka tidak terlalu senang.

Haechan dengan pemikirannya tentang Mina yang selalu saja membuatnya takut. Dan Jaemin yang selalu menekan sisi liarnya untuk tidak menikam lelaki kecil di kelasnya sekarang ini.

"Sangat menyebalkan, kemunafikan miliknya terumbar dengan jelas." Gumam Jaemin lirih.

Mata Jaemin menatap nyalang ke arah lelaki kecil bernama Huang Renjun itu seakan ingin membunuhnya. Jeno yang melihat matenya cemburu entah mengapa malah merasa senang.

Jarang-jarang Jaemin posesif seperti itu padanya. Terasa sangat menyenangkan hingga perut Jeno penuh dengan kupu-kupu yang menggelitik.

Lain halnya dengan Haechan yang kini tengah mengikuti kelas musik miliknya bersama Mark dengan penuh intimidasi dari wanita cantik di belakang bangkunya.

"Nah itu tadi pertujukan menawan dari Haechan dan Mark selaku murid baru di sekolah ini."

Prokk...

Prokk...

Suara tepukan riuh setelah musik piano dan gitar itu berhenti membuat Mina mendengus kesal.

Apa baiknya serigala rendahan itu? Mengesalkan.

"Kau memang yang terbaik Haechan, permainan piano mu memang yang paling bisa selaras dengan gitar milik ku. Dari dulu hingga sekarang." Mark berujar dengan senyuman bangga pada matenya.

"Ah Mark kau bisa saja." Haechan hanya bisa tersipu malu.

"Cih, menjijikkan kaum rendah." Celetuk Mina dengan lantang, matanya melirik sinis ke arah Haechan dengan tatapan merendahkan.

"Bukan urusan mu Kang Mina." Ucap Mark tegas, Mark tidak ingin Haechan merasa rendah diri lagi.

Mark harus bisa melindungi matenya itu dari apapun yang akan Kang Mina lakukan nantinya. Mina yang melihat Mark membela matenya mendengus tak senang.

"Lihat saja Mark, akan sejauh mana kau bisa melindunginya?" Ucap Mina dalam hati dengan smirk di wajah cantik miliknya.

Tidak menutup kemungkinan para naga akan mulai bergerak untuk menyeret Mark kembali. Perjanjian yang ketua mereka tanda tangani hanya sebatas formalitas, tentu para kaum licik diluaran sana tetap akan memihak Mina seutuhnya.

Bagaimana pun juga Mina adalah keturunan agung Naga Emas, jadi tentu saja pengaruh miliknya tetap berguna dengan baik.

Konflik para Naga yang kian memanas bahkan tidak bisa mempengaruhi sifat tidak peka milik Lucas. Pasalnya kini Jungwoo hanya bisa mendesah kesal ke arah Mate takdirnya itu.

"Ada yang harus kita bicarakan Lucas." Ucap Jungwoo tanpa basa-basi.

"Aku? Kau dan Aku? Haruskah?" Lucas yang mendengar itu hanya bisa menatap bingung.

Jadi Jungwoo mengajaknya keluar kelas hanya untuk bicara? Apakah itu mungkin? Senang? Tentu Lucas senang. Entahlah dirinya merasa begitu senang saat berdekatan dengan lelaki judes itu.

Lucas juga tidak mengerti dengan dirinya sendiri, kakinya melangkah mengikuti Jungwoo hingga keluar kelas seperti sekarang. Seakan tersihir, Lucas hanya bisa menuruti ajakan Jungwoo waktu itu.

"Ouh kau tak senang?" Sahut Jungwoo dengan nada kesal.

"Bukan begitu, ak-aku hanya..." Lucas tidak bisa berkata dengan baik sekarang, dirinya malah terlihat begitu gugup.

Cirque Del Rush ( New town) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang