( O6. ) : Mate

140 25 0
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~





















Chardion tak pernah merasa sebahagia ini dalam hidupnya setelah Sang Baba meninggalkannya. Tapi entah bagaimana caranya Jisung mampu membuatnya merasakan bahagia itu kembali. Rasa tenang dan aman saat bersama Jisung membuatnya yakin, mungkin Jisung lah mate yang selalu di dambanya selama ini. Terlepas dari segala terkejutannya akan pengumuman mendadak yang tadi Jisung lontarkan.

Makan malam kali ini membuat Chardion tak lagi merasa sendirian. Makan malam di sini mengingatkannya pada rumah yang telah lama dirindunya. Rumah yang perlahan menjauh hingga hilang dalam benaknya.

Grepp...

Genggaman tangan hangat itu membuat Chardion sadar dari lamunannya. Matanya melirik Jisung dengan senyuman, bibirnya merekah tersenyum cerah sembari begumam.

"Terimakasih Jisung."

Hanya satu kalimat singkat mampu membuat sang budak waktu membelalak takjub. Merasakan gejolak asing yang membuat tubuhnya merespon aneh. Tapi entah kenapa rasa asing itu malah membuatnya yang sudah lama kosong menjadi terisi dengan penuh.

"Apapun untukmu Darl, dan setelah ini kita perlu berbicara dengan privat. Selesaikan makan mu dengan benar hm." Ucapan lembut dari Jisung, membuat Chardion mengangguk dengan lucu dan kembali menyantap hidangan di meja dengan sedikit bersemangat.













----o0o----















"Hei, bukankah sedikit aneh melihat Master begitu lembut ke Chardion?" Celetuk Hugo sembari menggigit ayam panggang di tangannya kini.

"Menurutku tidak." Michael berujar dengan lembut.

"Maksud mu Darl?" Kini giliran Davian yang menatap sang Mate dengan penuh rasa penasaran.

Mark yang semula biasa saja kini mulai mengalihkan atensinya pada mate sang vampire itu dengan penuh selidik.

"Ya tentu saja, siapapun yang telah bertemu dengan belahan jiwanya pasti akan bersikap lembut bukan? Contohnya saja vampire sedingin es di samping ku ini." Michael berujar sembari menunjuk Davian dengan garpu di tangannya kini.

"Ah begitu." Hugo menghela nafas dengan lega.

"Hei! Aku tidak sedingin itu." Davian berujar dengan sedikit tersindir meskipun itu ucapan dari matenya sekalipun. Tetap saja dirinya tak terima bila di anggap sedingin es kutub utara itu.

"Haha, kau benar sekali Michael. Aku bahkan juga masih berpikir itu semua tak bisa masuk ke akal logika ku. Saat aku dengan mudahnya menerima setiap kelakuan buruk serigala di depan mu itu." Mark berujar dengan di selingi tawa.

"Heh?! Apa maksudnya itu Tuan Naga?? Jadi aku buruk begitu hah?!" Hugo benar-benar tak habis pikir dengan matenya ini. Bisa-bisanya malah berkata buruk tentang dirinya, dasar.

"Hahaha, dasar. Tapi kali ini aku setuju dengan mu Mark." Davian ikut tertawa menimpali ucapan Mark dengan semangat.

"Sudah-sudah kalian ini, ayo lanjutkan makan dan bergegas untuk tidur. Kalian tak lupa kan apa yang di bilang oleh Master kemarin tentang tujuan kita di sini?" Michael berusaha menengahi pertengkaran konyol di hadapannya kini.

Cirque Del Rush ( New town) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang