( O7. ) : A little hurt about you

121 21 1
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~


















Jisung menatap matenya kini dengan perasaan yang berbeda, tangan kekarnya menarik helaian sutra itu untuk memberinya ruang lebih. Di usapnya pelan pundak mulus milik belahan jiwanya itu dengan semburat rasa bersalah. Entah sisi gelapnya sedikit tak ingin membuat sang mate terluka.

Srett...

Hingga usapan lembut di rahang bawahnya membuat Jisung sadar, matenya tak selemah itu. Matenya bukan makhluk biasa yang akan tumbang hanya dengan rasa sakit kecil ini. Wajah Jisung mendekat memberi sensasi membuai di balik kecupan singkatnya di pundak yang akan menjadi tempatnya memberi tanda. Tanda kepemilikan yang mutlak adanya, dan tanda bawasannya Chardion memang hanya untuknya.

Taring tajamnya menyapu kulit yang kini meremang itu dengan perlahan. Lidahnya mengecap, meraba tempat aliran deras darah hitam itu mengalir. Mata tajam Jisung beralih menjadi merah pekat, sepekat warna merah ruby yang terendam gelapnya air danau.

"Eughh... Ji." Desahan lembut yang kelak akan menjadi candu baginya.

Di peluknya lembut pinggang ramping itu dengan penuh damba.

Slap...

"Arghh... Jisung sakit." Dan teriakan berdarah itu menjadi awal rasa sakit yang akan menyebar lebih dalam.

Setiap jengkal usapan Jisung pada tubuhnya, membuat Chardion seakan terbuai lembutnya cinta di sana. Mata tajam penuh rasa khawatir itu membuat Chardion merasa tak senang. Di usapnya pelan dagu tajam milik tambatan hatinya itu pelan. Menegaskan bahwasanya Chardion tak selemah itu.

Hingga hujaman rasa sakit begitu meledak di dalam dirinya. Merusak setiap sistem sarafnya dengan telak. Menghempaskan Chardion pada akal tak waras miliknya, gen dari Jisung mencoba mencari celah di setiap sendi miliknya.

Jisung tak berbohong ini benar-benar terasa sangat sakit, membakarnya dari dalam. Tubuhnya sangat panas sekarang, terbakar hingga sumsum tulang.

Chardion memberontak, menggeliat, meronta meminta Jisung untuk berhenti. Matanya sudah berubah sedari tadi, insting terancamnya menguat merasakan rasa sakit yang tiada tara.

"Mianhae, maaf my mate."

Hanya ucapan lirih Jisung yang Chardion dengar sebelum gelapnya alam bawah sadar merenggut seluruh jiwanya.
















----o0o----

















Jisung mengiba menatap luka membara yang kini menghiasi leher putih sang mate. Luka itu seakan seperti terbakar api, menyala penuh ambisi menghabisi. Hingga perlahan tampaklah sebuah simbol merah darah yang menggantikan luka bakar itu dengan cepat.

Bunga Krisan merah darah

Simbol kuasa budak waktu cacat seperti dirinya, simbol yang dulu selalu di benci olehnya. Kini simbol itu malah melekat erat dengan nadi belahan jiwanya. Jisung tertawa meremehkan, matanya menatap pedih simbol itu dengan aura menyayat hati.

"Hahaha, sungguh bajingan kau si penguasa waktu. Bahkan hingga akhir kau masih menghukum ku dengan telak. Dasar, pembalas dendam yang arogan." Jisung mengumpat, membenci eksistensi waktu itu dengan sangat.

Dendam masa lalu karena Jisung yang memilih menghindari tanggung jawabnya seperti Ravi. Jisung bukannya tak senang dirinya hanya tak suka dengan beragam aturan yang begitu mengikatnya. Aturan yang sangat membuat dirinya tersiksa, setiap mata waktu itu merenggut hal-hal fana lainnya.

Cirque Del Rush ( New town) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang