Chapter 3.

795 98 34
                                    

Ia mendengar bahwa dirinya akan dijual kepada orang asing yang berada di depannya ini.

"Tidakkk ayahh hikss... jangannn hiksss... Ibuuu" tangisnya memeluk kaki Feng hukai.

Feng hukai menendang dirinya kuat hingga terpental dan punggungnya yang menabrak ujung meja. Tidak ada yang perduli dengannya mereka semua hanya menatapnya tanpa ada niat untuk membantu.

"Yah, kalian bisa membawanya sekarang" ucap Feng hukai kepada orang asing itu.

Mereka semua membawa dirinya dan memasukan ke dalam bagasi mobil tidak perduli jika dirinya terus berteriak dan menangis.
.
.
.
.
Ia terbangun dan melihat ke sekeliling, tempat ini terlalu asing untuknya juga ada beberapa orang lain yang sama menyedihkannya. Ia duduk di lantai yang kotor, lalu pintu terbuka seseorang laki-laki masuk kedalam dan menyeret salah satu dari mereka.

Melihat hal itu membuat dirinya ketakutan dan mulai menangis, hanya itu yang dapat ia lakukan. Tiba-tiba dirinya juga ditarik dan ia langsung memberontak tapi orang itu malah mencambuknya.

Membuat dirinya pasrah dan diam hanya suara isakannya. Tempat ini adalah tempat penyiksaan bagi orang yang dibuang oleh keluarganya.
.
.
Sudah 1 minggu lamanya ia berada di tempat seperti ini dan luka ditubuhnya semakin banyak, siksaan disini lebih kejam dari pada yang dilakukan oleh ayah dan ibu tirinya.

Jika ia memberontak orang-orang itu akan memukulnya dengan besi panas di tangan juga kaki mereka juga menjual orang yang sama sepertinya ke orang lain.

Tapi ia beruntung tidak ada yang mau membelinya, tapi ia juga tidak tahan terus-terusan berada di tempat seperti ini. Selama dua minggu ini ia hanya mendapat tiga kali jatah makan, karena orang yang sama sepertinya terkadang merebut makanan miliknya.

Ia hanya bisa menangis tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan. Kondisi sekarang sangatlah  memprihatinkan, kondisi tubuhnya juga tidak baik. Ia terlalu lemas dan sakit di perut juga kepalanya kadang membuatnya menangis menahan rasa sakit.

Orang yang sama sepertinya tapi tidak memiliki penyakit apapun, hanya saja mereka dibuang oleh keluarganya itu juga sering membabukannya kadang juga memukulinya.

Begitu juga dengan orang-orang yang membelinya terkadang mereka akan memukulinya hingga tidak sadarkan diri jika ia memberontak.

Orang-orang itu terkadang menjadikan mereka sebagai uji coba narkotika dan psikotropika serta obat-obatan lainnya dan ia beruntung karena tidak termasuk dalam manusia percobaan.
.
.
Malam ini, dirinya duduk disudut ruangan yang gelap dan berdebu tempat yang sangat kotor. Sepi sunyi hanya suara tetesan air dan suara tangis, teriak orang lain.

Tiba-tiba dirinya ditarik oleh seseorang dan dibawa ke sebuah ruangan putih dan berbau obat-obatan, badannya gemetar dan keringat dingin mulai bercucuran.

"ARGHHHH~ hikss.. lepasss hiks... huwaaaa" tangisnya melihat beberapa orang yang hampir senasib dengannya tidak sadarkan diri.

Tangannya diikat begitu juga dengan kakinya lalu seseorang mendekatinya dan menyuntikkan sesuatu di lengannya, lama-kelamaan ia mulai kehilangan kesadaran tapi sayup-sayup terdengar suara sirine.

Lalu polisi masuk kedalam tempat mereka, orang-orang asing itu mulai berlarian menghindari polisi. Pikiran kecilnya berkata itu bukan hal yang baik jadi dengan sekuat tenaga ia melepaskan ikatan di kakinya lalu bersembunyi di balik tumpukan kayu.
.
.
.
Sudah dua hari ia berada di sana, dibalik tumpukan kayu. Polisi tidak menemukannya sama sekali, membuatnya bersyukur jika polisi membawanya ia takut hal lain yang lebih parah dari ini akan menimpanya.

Perlahan ia keluar dari balik tumpukan kayu tempatnya bersembunyi, berjalan sempoyongan mencari jalan keluar dari tempat aneh ini.

Ia keluar dari tempat kumuh, dimana ia disiksa oleh orang asing yang membelinya. Saat berada diluar, ia sama sekali tidak tahu dimana ia berada sekarang. Ia berjalan tanpa arah, tidak tahu kemana ia harus pergi.

Terus berjalan hingga langit mulai menggelap, banyak orang yang berlalu-lalang melihatnya tapi tidak ada yang perduli.

Ia sekarang berada di tempat yang ramai, banyak orang yang berdagang dengan aneka macam makanan, hal itu membuat ia lapar dan perutnya berbunyi.

Terus berjalan didekat kedai-kedai, ia menatap setiap makan itu dengan mata yang berbinar tapi setiap kali ia mendekati salah satu kedai pedagang itu akan mengusirnya.
.
.
Ia terus berjalan tidak tahu harus kemana dan ia juga sudah sangat jauh dari keramaian mungkin ia sudah berada di jalan menuju ke pedesaan. Ia terus berjalan tanpa perduli jika kakinya terasa pegal, perut dan kepalanya terasa sakit.
.
.
Ia sudah tidak kuat lagi untuk terus berjalan, kepalanya begitu sakit seperti dipukul dengan palu dan pandangannya mulai memburam.

Brukk~

Ia terjatuh pingsan di tepi jalan, dimana jalanan itu sangat sepi dan jarang ada orang yang lewat. Mungkin semua orang sudah tertidur pulas di kasur mereka mengingat sekarang sudah tengah malam.
.
.
.
.
.
Sekarang sudah sangat siang untuk dikatakan pagi, ia masih tertidur pulas di sebuah kasur  lembut yang dimana tidak pernah ia rasakan sejak kematian Lao yunzi.

"Euhhnggg......." lenguhnya lalu membuka mata. Hal pertama yang ia lihat adalah sebuah ruangan yang begitu indah, suara kicauan burung terdengar begitu merdu.
.
.
Sementara di dapur seorang laki-laki sedang memasak makan siang, ia memasak begitu banyak karena anak laki-laki yang ia bawa tadi tidak tahu ingin makan apa karena masih tertidur pulas dan dirinya tidak tega untuk membangunkannya.






TBC.

jangan lupa vote+komen👌

Kira² siapa yah yg bawa anak itu

𝑆𝑖𝑛𝑑𝑟𝑜𝑚 𝑃𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑃𝑎𝑛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang