Pagi-pagi sekali wang yibo sudah bangun dan sudah bersiap untuk pergi, ia berdiri di depan pagar rumahnya menunggu gou cheng dan qi peixin datang. Ia akan pergi ke kota dan akan langsung pulang, ia tidak menginap seperti biasa ia akan pulang sebelum malam.
Wang yibo sengaja tidak membangunkan Zhan, iya tahu jika zhan akan merengek untuk ikut. Akan sangat repot baginya membawa zhan yang pecicilan tidak bisa diam, membayangkannya saja membuat wang yibo ingin berteriak. Tidak lama kemudian orang yang wang yibo tunggu sampai juga.
"Kenapa kalian berdua lama sekali. Sudahlah lupakan, semuanya sudah aku siapkan kalau mau sarapan disini juga terserah" ucap wang yibo lalu masuk ke dalam mobilnya.
"Iya, tenang saja dia aman dengan kami" ucap gou cheng.
"Aku kurang yakin. Aku pergi dulu byeee" ucap wang yibo lalu melajukan mobilnya.
"Sekarang kita ngapain? Orang itu juga belum bangun" ucap gou cheng.
"Tidak tahu. Aku mau pulang dulu ngambil ponsel ku" ucap qi peixin.
"Aku juga dari pada nanti aku mati karena bosan" ucap gou cheng lalu pergi ke rumahnya.
.
.
Didalam kamar xiao zhan baru saja bangun dari tidurnya lalu ia pergi ke luar tapi tidak melihat wang yibo, ia pikir jika wang yibo berada di ladang jadi ia menyusul wang yibo ke ladang.Sudah cukup lama ia mengelilingi ladang mencari wang yibo tapi tidak ada jadi ia memutuskan untuk bertanya kepada bibi yang sering mengobrol bersama wang yibo.
Setelah mendengar ucapan bibi simon, Zhan langsung kembali ke rumah dan membuka pintu kamar wang yibo. Ia masih tidak percaya jika wang yibo pergi meninggalkannya sendirian.
"Hikss... Iboo hiksss ibo"
.
.
.
.
Di sebuah restoran yang sangat ramai dikunjungi, wang yibo masuk kedalam untuk menemui orang tuanya. Restoran ini adalah milik keluarga wang yang sudah berdiri sejak wang yibo lahir."Sepertinya sangat ramai pengunjung" ucap wang yibo.
"Um, ah- sayang kau datang bagaimana keadaanmu apa kau baik-baik saja dan bagaimana dengan orang itu apa di juga baik-baik saja" ucap nyonya wang memeluk anak semata wayangnya.
"Aku baik-baik saja, dia juga baik. Sebenarnya ada hal penting apa membuat ku buru-buru datang kemari" ucap wang yibo melihat ke sekeliling mencari keberadaan ayahnya.
"Datanglah ke rumah bibi xiao dia sangat merindukanmu, ia selalu menanyakan tentang mu dan kapan kau akan berkunjung lagi" ucap nyonya wang.
"Hmm baiklah kalau begitu aku titip salam untuk ayah, sampai jumpa. Aku tidak bisa menginap untuk hari ini" ucap wang yibo lalu pergi mengunjungi bibi tercintanya.
.
.
.
.
Matahari sudah terbenam dan zhan masih saja mengeluarkan air matanya membuat gou cheng dan qi peixin bingung harus bagaimana lagi. Mereka berdua sudah berusaha membujuknya agar mau makan dan tidak terus-terusan berada di dalam kamar.Gou cheng sudah berkali-kali menelpon wang yibo tapi tidak aktif membuatnya menjadi frustasi. qi peixin juga dengan lemah lembut membujuk Zhan tapi malah mendapat sebuah usiran.
Zhan berdiri lalu berlari keluar luar dan duduk di dekat pagar, ia tidak mau diganggu oleh gou cheng dan qi peixin.
Berjam-jam telah terlewati dan zhan masih setia duduk di atas tanah dekat pagar berharap wang yibo kembali.
"Bagaimana ini, aku yakin yibo akan marah" ucap qi peixin menatap Zhan.
"Entahlah paling tidak kita akan jelaskan besok, sekarang aku sangat mengantuk" ucap gou cheng.
Tin~
Tin~
Tin~
Mobil wang yibo masuk kedalam dalam garasi. Wang yibo turun dari mobil dan melihat gou cheng dan qi peixin saja tidak melihat zhan yang masih berada di dekat pagar, menatapnya dengan tatapan sendu.
"Mana zhan? Kenapa kalian berdua malah duduk di depan pintu" ucap wang yibo.
"Orang segede itu gak keliatan? Mata mu dimana Yi" ucap gou cheng menunjuk kearah zhan.
"Kami pulang besok akan ku ceritakan" ucap qi peixin lalu pergi begitu juga dengan gou cheng.
Wang yibo bingung harus bagaimana sementara zhan yang masih terus menatapnya. Menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal lalu berjalan mendekati zhan dan membawanya masuk kedalam.
"Umm sini. Ngapain duduk diluar kayak gitu kan gak enak dilihat sama orang terus ini juga baju kemarin pasti belum mandi" ucap wang yibo memeluk zhan yang sedari tadi menahan air matanya.
"Kan udah dimasakin kenapa gak dimakan? Dengar ibo pergi itu ada urusan penting bukan berarti setiap orang yang pergi itu cuma buat main-main. Zhan juga harusnya ngerti bukan malah nangis kayak gini, emang Cheng gak bilang kalau ibo pergi karena ada urusan?" ucap wang yibo mengelus kepala zhan dengan penuh kasih sayang.
"Hikss huwaaaa iboo maafin zhan yahh hiksss janji gak hikss marah-marah lagi sama iboo uhuk hikss uwaaaa jangan tinggalin lagi yahh hiksss" tangisnya begitu keras.
"I-iya udah nanti tetangga pada dengar" ucap wang yibo menutup mulut zhan agar suaranya tidak terdengar hingga keluar.
"Ganti baju lalu makan malam habis itu langsung tidur, mengerti" ucap wang yibo dan zhan langsung mengangguk.
Ia menghapus air matanya lalu berjalan ke kamar mandi dan wang yibo yang pergi ke dapur untuk memasak makan yang baru tidak mungkin jika makan masakan yang tadi pagi.
TBC.
Jangan lupa vote+komen👌
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑆𝑖𝑛𝑑𝑟𝑜𝑚 𝑃𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑃𝑎𝑛
RomanceMenceritakan tentang seorang laki-laki yang mengidap sindrom Peter pan. Dirinya yang selalu mendapat siksaan dari ayahnya. Ia juga mempunyai ibu tiri yang tidak kalah kejam dari ayahnya. Dua saudara tirinya juga selalu menyiksa dirinya. . . Bagaiman...