Laki-laki itu POV.
Aku baru pulang dari kota setelah mengantar ibuku ke restoran milik keluarga kami. Kami mempunyai ladang yang begitu luas banyak orang desa yang bekerja dengan keluarga kami.
Setelah selesai mengantar ibuku ke kota, aku pulang diperjalanan begitu gelap mengingat itu juga sudah malam tapi aku melihat sesuatu yang aneh seperti orang yang terbaring tak sadarkan diri di tepi jalan.
Aku memberhentikan mobilku lalu turun dan perjalan perlahan mendekatinya, saat aku melihatnya aku mulai berfikir apa orang ini salah salah satu korban penyiksaan dan uji coba di kota sebelah yang pada akhirnya tertangkap oleh polisi dan itu muncul di berita beberapa hari lalu.
Aku mendekatkan jari-jari tangan ku ke hidungnya memeriksa apa dia masih hidup atau tidak. Tangan ku merasa sebuah hembusan nafas lalu tanpa pikir panjang aku langsung membawanya ke mobilku.
Di terlihat begitu kurus, kotor dan banyak luka dimana-mana. Saat sampai di rumah aku disambut oleh beberapa tetangga ku, yah semua orang didesa ku sangat ramah dan baik.
Mereka membantu ku membawanya masuk kedalam kamar ku dan mereka bertanya siapa itu lalu aku mulai menjelaskan kepada mereka.
Author POV.
Ia berjalan ke arah jendela, melihat ke arah luar begitu banyak tanaman bunga berwarna-warni tak jauh darinya berdiri ada sebuah ladang yang sangat luas juga ada beberapa orang di ladang.
Ia menatap dengan mata berbinar dan mulut yang menganga, merasa takjub dengan apa yang ia lihat. Ia ingin keluar dan bermain tapi ia tidak tahu dimana sekarang ia berada.
Tiba-tiba hidungnya mencium bau harum makanan, hal itu membuat perutny berbunyi. Ia berjalan ke pintu dan membukanya sedikit, ia mengintip untuk melihat apa ada orang atau tidak dan ternyata tidak ada orang.
Ia berjalan mengikuti bau harum yang membuatnya sangat lapar, sampai di dapur ia sedikit bersembunyi di dekat lemari dan melihat seorang laki-laki yang sedang memasak.
Laki-laki yang sedang memasak itu merasa dirinya sedang diperhatikan pun menoleh dan melihatnya yang sedang berdiri di dekat lemari sambil menatapnya lalu tersenyum dan melanjutkan acara masak-memasaknya.
"Tunggu sebentar lagi dan ini akan segera matang" ucap laki-laki itu.
Ia sedikit tersentak saat mendengar suara itu lalu mundur sedikit untuk bersembunyi. Lama-kelamaan ia terus berada disana dan merasa orang itu baik tidak jahat ia mulai berjalan perlahan mendekat tapi mundur kembali dan akan melihat dari jauh saja.
Pranggggg~
Saat mundur ia menyenggol sebuah guci besar yang merasa di atas meja kecil. Seketika ia terdiam membeku, wajah memucat dan keringat mulai membasahi keningnya.
"Hiks... maaff hiksss... ja-jangan pukul hiks... maaf" isak tangisnya, mulai gemetar ketakutan.
Jika dirumahnya dan ia memecahkan entah barang apa saja itu Feng hukai dan Feng naona akan memukulinya dengan rotan atau tongkat kayu dan mengurungnya digudang.
Laki-laki itu sedikit terkejut mendengar suara pecahan dan langsung menghampirinya tapi ia malah berlari masuk ke kamarnya yang tadi dan bersembunyi di sudut yang tidak terhalang oleh apapun.
Laki-laki itu masuk ke dalam dan melihat menangis disudut sambil memeluk lututnya lalu menghampirinya.
"Apa ada yang luka, hmm?" tanya laki-laki itu.
"Tidak hikss..... jangan pukul ayahh! hikss.... Aaaa! Ibuu! hiks.. ber-henti Arghh! jangan pukul ayahhh! hikss.... Arghhhh!" tangisnya histeris.
Laki-laki itu menjauh agar ia tidak merasa takut dan meluangkan waktu untuk sendiri, lalu kembali ke dapur. Tak lama pintu diketuk oleh seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑆𝑖𝑛𝑑𝑟𝑜𝑚 𝑃𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑃𝑎𝑛
RomanceMenceritakan tentang seorang laki-laki yang mengidap sindrom Peter pan. Dirinya yang selalu mendapat siksaan dari ayahnya. Ia juga mempunyai ibu tiri yang tidak kalah kejam dari ayahnya. Dua saudara tirinya juga selalu menyiksa dirinya. . . Bagaiman...