Chapter 11.

712 79 28
                                    

Selesai mandi zhan datang ke dapur menemui wang yibo, ia duduk di kursi sambil terisak sedikit, matanya terus menatap kearah wang yibo berharap wang yibo mengajaknya mengobrol atau apa lainnya.

"I-iboo hikss zhann mau-" belum selesai berbicara wang yibo langsung menyela pembicaraannya.

"Astaga zhan. Berhentilah menangis kau bukan anak kecil lagi, kau sudah dewasa dan seharusnya kau tahu itu!" ucap wang yibo lalu mendekati zhan untuk menghapus air matanya.

"Dengar orang dewasa itu gak boleh cengeng! Sudah sekarang kita makan setelahnya gosok gigi mu lalu tidur mengerti" ucap wang yibo lalu zhan mengangguk menurut.
.
.
.
Selesai makan zhan langsung menggosok giginya lalu pergi tidur di kamarnya tapi ia tidak bisa tidur jadi dengan segala niat ia membawa selimut dan bantalnya lalu pergi ke kamar wang yibo.

"Iboo~ iboo~ ibo! Zhan tidur sama ibo yah" ucapnya berbisik sambil menarik-narik tangan wang yibo.

"Um?! Ah-hh yah tidurlah" ucap wang yibo.

Zhan langsung naik ke atas kasur lalu berbaring di sisi yang kosong, ia menghadap ke wang yibo yang sudah terlelap tidur. Ia bergerak perlahan menggeser posisinya untuk lebih dekat dengan wang yibo lalu mengambil satu tangan wang yibo dan menggenggamnya erat lalu mulai memejamkan matanya untuk tidur.
.
.
.
.
.
Suara kicauan burung terdengar begitu merdu membuat pagi wang yibo begitu cerah. Tapi satu tangannya sulit bergerak seperti ditahan oleh seseorang, saat melihat kesamping wang yibo mendapati zhan yang masih tertidur sambil menggenggam tangannya.

Wang yibo dengan perlahan melepaskan tangannya dari genggaman zhan, setelah lepas ia beranjak dari tempat tidur untuk ke kamar mandi.

Zhan terbangun merasa sesuatu yang ia genggam telah menghilang, sadar akan hal itu ia langsung turun dari kasur lalu berjalan ke luar kamar mencari wang yibo. Ia takut akan ditinggal pergi seperti kemarin, ia sangat tidak suka akan hal itu.

Merasa gelisah karena sudah mencari wang yibo dimana-mana tapi tidak ketemu bahkan ia juga mencari wang yibo hingga ke ladang. Zhan kembali ke rumah dengan langkah kaki yang lesu dan wajah sendunya. Kenapa wang yibo pergi meninggalkannya lagi? Apa ia punya salah? pikir zhan.

Sampai di rumah ia masuk kedalam dan pergi ke halaman belakang, biasanya jika ditinggal pergi ayah dan ibu nya akan mengurung dirinya diluar dihalaman belakang.

"Zhan! Mandi sana dari mana sampai keringatan begini?" ucap wang yibo melihat zhan yang berjalan melewatinya.

"Um?! I-iboo hikss~ huwaaa~ iboo jangan tinggalin zhannn!" tangisnya saat melihat wang yibo yang berdiri dengan sebuah handuk ditangannya.

"Siapa juga yang mau pergi? Mandi sana. Ibo mau masak dulu, baju itu udah ibo siapin" ucap wang yibo lalu berjalan ke arah dapur.

"Hikss ibo mandi'in, zhan cape tahu tadi keliling cari ibo tapi tahunya ibo lagi mandi" ucap zhan sambil memeluk wang yibo, seperti pohon kelapa yang dinaiki oleh monyet.

"Iya, iya sana tunggu di kamar mandi, ibo mau jemur handuk ini dulu" ucap wang yibo.

Zhan yang mendengarnya langsung pergi ke kamar mandi lalu melepas semua pakaiannya dan menunggu wang yibo datang. Beberapa menit kemudian wang yibo datang dengan sebotol shampo ditangannya.

"Pakai shampoooo bar-"

Blammm~

Baru saja ia membuka pintu dan ingin memperlihatkan shampo yang ia beli kemarin saat dikota, tapi ia langsung keluar dari kamar mandi dan menutup pintu dengan kuat.

"Iboo! Katanya mau mandi'in!!" teriak zhan dari dalam kamar mandi.

"Ya!!!! Pakai celananya kalau mau dimandikan jangan telanjang begitu!" balas wang yibo lalu pergi ke dapur.

𝑆𝑖𝑛𝑑𝑟𝑜𝑚 𝑃𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑃𝑎𝑛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang