Chapter 13.

813 69 20
                                    

"Ibooo ayo~ zhan sudah lapar, Ibo" ucap Zhan mencari wang yibo disekeliling rumah.

"IBO!! hiks.. kemana sih Ibooo" Zhan berkali-kali memanggil wang yibo tapi tidak ada jawaban dan itu membuatnya menjadi gelisah karena takut bahwa wang yibo akan pergi meninggalkannya lagi ke luar kota.

'Baru gitu udah nangis, gimana kalau ku takuti benaran yah paling jantungan' batin wang yibo mengintip Zhan dari celah pintu lemari di ruang tv.

Lama-kelamaan wang yibo tidak tega melihat Zhan yang sedari tadi mencarinya dengan mata yang berkaca-kaca, akhirnya ia pun keluar dari persembunyiannya. Zhan yang melihat wang yibo keluar dari dalam lemari langsung berlari menghampirinya.

"Zhan!" hampir saja mereka berdua terjungkal ke belakang karena Zhan yang berlari dan langsung memeluk wang yibo.

"Jangan pergi, ku tak ingin kesepian lagi" lirih Zhan memeluk wang yibo erat.

"Huh??" wang yibo tidak tahu harus berkata apa dan ucapan serta suara Zhan terdengar begitu berbeda di telinganya.

Wang yibo melepaskan pelukan Zhan lalu mengajaknya makan malam dan memberi tahunya jika ingin tidur harus gosok gigi terlebih dahulu seperti biasa.
.
.
.
.
.
.
Tiga bulan telah berlalu dan di isi dengan hal-hal yang akan menjadi kenangan indah. Selama tiga bulan ini ada hal besar yang baru wang yibo ketahui tentang Zhan yang mengidap sindrom peter pan, bermula dari Zhan yang demam tinggi setelah bermain hujan-hujanan lalu malamnya badan Zhan panas hingga pagi suhu tubuhnya tidak kunjung turun juga jadi wang yibo langsung membawanya ke rumah sakit di kota.

Sebenarnya di desa ada satu klinik tapi wang yibo lebih memilih membawa Zhan ke rumah sakit di kota dan dari itu lah wang yibo tahu setelah dokter menyarankan Zhan untuk terapi ke psikolog atau psikiater dua minggu sekali. Awalnya wang yibo tidak percaya dengan apa yang dikatakan dokter tapi melihat dan mengingat tingkah Zhan membuatnya menjadi yakin.

Besoknya wang yibo langsung menghubungi Song weilong untuk meminta bantuan kepadanya mencarikan psikolog atau psikiater terbaik untuk Zhan. Awalnya Zhan merasa tidak nyaman dengan Xing lin [Xing lin: psikiater Zhan] lalu di pertemuan ketiganya Zhan meminta ditemani dengan wang yibo saat bersama dengan Xing lin dan itu pun di setujui.
.
.
Pagi ini wang yibo telah masak banyak karena orang tuanya akan pulang dan teman baiknya juga akan datang dan menginap beberapa hari. Selesai masak wang yibo langsung membangunkan Zhan yang masih tertidur pulas.

"Haah~ selesai juga, tinggal tunggu nasinya matang" ucap wang yibo lalu berjalan ke kamarnya.

"Zhan... ayolah bangun" ucap wang yibo mengguncang tubuh Zhan.

"Iya, iya ini sudah bangun. Ibo~ kepiting?" ucap Zhan karena kemarin wang yibo sudah berjanji akan memasak kepiting yang banyak.

"Iya, makanya cepat mandi sana nanti kepiting nya habis di makan dan zhan tidak akan kebagian" ucap wang yibo dan Zhan langsung bergegas pergi untuk mandi.

Dari kamar wang yibo mendengar suara mesin mobil langsung berjalan ke luar rumah dan menyambut kedua orang tuanya. Membawa masuk ke dalam beberapa barang milik ibunya dan dibantu oleh Song weilong.

"Lama tidak bertemu dan aku sangat merindukanmu... kau tahu itu, aku sangat sangat sangat merindukanmu" ucap Song weilong meletakkan koper milik ibu wang yibo di sudut ruang tv.

"Haahh~ baru berapa hari yang lalu kita bertemu saat aku membawa Zhan ke psikiater'nya" ucap wang yibo meletakkan koper bawaan orang tuanya lalu mendongak menatap Song weilong.

"Tetap saja aku masih sangat merindukanmu" ucap Song weilong mencubit pipi chubby wang yibo gemas.

"Yak! Sakit bodoh!" marah wang yibo sambil mengelus pipinya.

"Hehehe~ salah sendiri kenapa kau begitu lucu" ucap Song weilong memeluk wang yibo.

"Ck.. sudah sana jauh-jauh dan jangan dekat-dekat dengan ku lagi" ucap wang yibo lalu pergi ke meja makan.

"Heyyy... Sayang kuuu~ jangan tinggalkan akuu~ ahaha" ucap Song weilong lalu menyusul wang yibo ke meja makan.

Selesai mandi Zhan langsung memakai pakaiannya lalu mencari Wang yibo untuk merapikan rambutnya seperti hari-hari biasanya. Langkah Zhan terhenti saat melihat wang yibo bersama laki-laki yang tidak ia kenal, walau pernah beberapa kali bertemu tapi Zhan tetap tidak tahu siapa laki-laki itu lalu mengambil langkah mundur dan bersembunyi di balik lemari, mengintip dan mendengar semua yang mereka ucapkan.

Entah kenapa Zhan merasa tidak suka melihat wang yibo bersama orang yang tidak ia kenal itu. Saat wang yibo pergi ke meja makan dan disusul oleh orang yang tidak ia kenal itu, Zhan langsung pergi ke meja makan juga.

"Ibo~ tempat duduk zhan" ucap Zhan menatap wang yibo dengan wajah cemberut, karena biasanya Zhan selalu duduk di samping wang yibo ketika makan.

"Em? Oh, Zhan duduk di sana kan bisa" ucap wang yibo menunjuk kursi kosong disebelahnya ibunya.

"Zhan sini duduk samping ibu, ayo kita makan bersama-sama" ucap nyonya wang menyuruh Zhan duduk di sebelahnya saja.

"Tapi-"

"Zhan duduk" ucap wang yibo penuh penekanan.

Zhan langsung duduk di kursi yang kosong, walau masih bisa berhadap-hadapan dengan dengan wang yibo tapi tetap saja Zhan sudah terbiasa duduk disebelah wang yibo. Zhan juga merasa tersingkirkan sejak adanya Song weilong dirumah karena biasanya jika gou cheng atau temannya yang lain duduk disampingnya dan Zhan ingin disamping wang yibo pasti wang yibo akan langsung menyuruh mereka untuk duduk di kursi yang lain tapi kali ini tidak.

"Yibo, bagaimana dengan terapi zhan. Apa berjalan dengan lancar?" tanya tuan wang.

"Yah, banyak perkembangan walau dengan beberapa hal dia masih suka menangis dan itu masih bisa dikatakan cengeng" ucap wang yibo.

"Ibo! Zhan tidak cengeng" ucap Zhan bersedekap dada.

Wang yibo hanya tersenyum sambil menyantap sarapannya " Ibu dan ayah langsung istirahat saja, biar aku yang bereskan ini" ucap wang yibo.

"Ya, dan aku akan ikut membantu" ucap Song weilong menyenggol lengan wang yibo.

Sarapan pagi ini terasa ramai tidak seperti biasanya, rasa kesal Zhan sudah sedikit berkurang dengan pujian dari orang tua wang yibo dan wang yibo yang masih memperhatikannya juga.
.
.
.
.
.
"Haah~ selesai juga. Sudah lama aku tidak datang kemari tapi rasanya tetap sama" ucap Song weilong mengelap tangannya yang basah dengan handuk kecil setelah selesai membantu mencuci piring.

"Ingin berkeliling di ladang?" tawar wang yibo dan Song weilong langsung mengangguk.

"Ibo, ponsel Zhan ada dimana?" tanya Zhan menghampiri wang yibo yang hendak pergi.

"Cari saja di kamar" ucap wang yibo dan Zhan langsung ke kamar karena beberapa minggu lalu wang yibo membelikan ponsel untuk Zhan.
.
.
"Rasanya ingin tinggal lebih lama dan terus berada di sisi mu" ucap Song weilong merangkul pundak Wang yibo sambil menatap luasnya ladang.

"Tapi bagaimana dengan pekerjaan mu Song ge?" tanya wang yibo.

"Entahlah, tapi tetap saja berada di dekatmu lebih nyaman dari pada tidur di kasur yang empuk saja" ucap Song weilong.

"Mau ke sungai? Tangkap ikan" ucap wang yibo lalu berjalan lebih dulu.

"Kau ini, berniat mengajak ku atau meninggalkan ku" ucap Song weilong menyusul wang yibo lalu langsung menggendongnya ala bridal style.

"Yak! Turunkan aku, Song ge!"  ucap wang yibo.

"Jangan memberontak nanti kita bisa jatuh" ucap Song weilong membuat wang yibo langsung diam, yah dari pada jatuh.
.
.
Zhan yang tidak dapat menemukan ponselnya langsung menghampiri wang yibo kembali tapi ia tidak menemukan wang yibo dimana pun. Lalu Zhan bertanya kepada nyonya wang kemana wang yibo pergi. Saat sudah tahu dimana wang yibo, Zhan langsung pergi ke ladang menghampiri wang yibo.

Dari kejauhan Zhan melihat wang yibo yang sedang bersama Song weilong langsung mengepalkan tangannya. Hatinya terasa panas melihat wang yibo yang tertawa bersama orang lain bukan dirinya.

"Milik'ku akan tetap menjadi milik'ku" ucapannya menatap tajam ke arah Song weilong yang sedang menggendong wang yibo.


TBC.


Jangan lupa vote+komen👌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑆𝑖𝑛𝑑𝑟𝑜𝑚 𝑃𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑃𝑎𝑛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang