Pukul 3 sore, Semesta sudah sampai di Jogja, tepatnya di daerah rumah neneknya yang berada di pusat kota. Semesta benar-benar nekat pergi ke sana seorang diri. Malam itu, setelah pergi dari apartemen Alam, ia pulang ke rumahnya untuk mengambil beberapa potong baju dan langsung berangkat ke Jogja. Ia bukan lari dari masalah, ia hanya ingin menenangkan pikiran dan hatinya sebelum benar-benar berbicara empat mata dengan Alam untuk membahas tentang masalah mereka.
Semesta sampai di depan gerbang rumah bergaya semi klasik, lalu membunyikan klakson dua kali agar seseorang membukakan pintu.
"Siapa ya, Mas?"tanya seorang pria paruh baya yang memang sudah ia kenal dan sudah cukup lama juga bekerja di rumah neneknya.
"Semesta, dari Jakarta."jawab Semesta sambil membuka kaca helmnya.
"Waduh, ayo masuk-masuk, Mas!"
Semesta pun masuk dan memarkirkan motornya di pekarangan depan. Ia membuka helm dan langsung berlari ketika melihat Mama nya yang baru saja keluar dari pintu utama.
"Mama... Hiks..."
Semesta memeluk Mama nya dengan erat sambil menangis. Ia benar-benar merindukan malaikatnya itu karena memang ia jarang bertemu. Selain terhalang jarak, Papa nya juga melarangnya untuk mengunjungi Mama nya jika bukan saat libur semester dan itupun ia hanya diperbolehkan untuk menginap selama 3 hari, tidak boleh lebih.
"Tata kenapa, sayang? Papa gak jahat sama Tata kan, nak?"tanya Puspa, Mama Semesta.
"Maafin Tata... Hiks..."
"Kenapa? Ayo kita ke dalam, biar enak ngobrolnya."Puspa mengusap air mata putra kesayangannya itu, lalu mengajaknya untuk masuk ke dalam. Ternyata rumah itu sepi, nenek dan kakeknya sedang tidak ada di rumah.
"Eyang kakung sama Eyang uti lagi gak di rumah, mereka lagi ke rumah sakit cek kesehatan rutin, Tata bisa bebas cerita sama Mama."
Semesta menatap wajah cantik Mama nya itu dengan tatapan sendu, sungguh malaikatnya itu sangat baik hati.
"Mama... Maafin Tata, Tata berdosa, Tata berbeda dari yang lain, Tata... Tata gak suka perempuan, Ma."
Puspa langsung terdiam begitu mendengar pengakuan dari Semesta. Semesta yang melihat itupun langsung bersimpuh sambil memegangi kaki Mama nya dan mulai meneteskan air matanya lagi.
"Maafin Tata, Ma. Tata... Tata tau Tata salah tapi ini bukan kemauan Tata, Tata gak bisa ngendaliin ini semua..."
"Bangun, nak. Jangan kayak gini, sayang. Sini... Peluk Mama!"Puspa meraih tubuh Semesta dan memeluknya dengan erat. Mereka menangis bersama dalam pelukan hangat itu.
"Tata sejak kapan sadar kalo Tata itu beda?"tanya Puspa yang melepaskan pelukannya, lalu mengusap pipi Semesta yang basah karena air mata.
"Sejak SMP, Ma. Sekarang... Sekarang Tata pacaran sama Alam, udah 5 tahun. Maaf Tata bohongin Mama selama itu."jawab Semesta dengan suara parau.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIVERSE || NOMIN 🔞
General FictionKisah cinta si ketua geng Vistor yang terkenal cukup bengis dengan gelar 'Son of The Street' karena tidak pernah kalah saat balapan dimanapun dan kapanpun dengan kekasihnya si fighter utama Vistor yang memiliki julukan 'Si Tangan Besi' karena pukula...