Semesta membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Lalu, ia meraih ponselnya di atas nakas untuk melihat jam. Baru pukul 6 lebih 10 menit, tapi ia harus bangun untuk memasak sarapan.
Semesta membalikkan tubuhnya menghadap Alam yang masih memejamkan matanya. Ia terkekeh pelan melihat wajah polos Alam yang seperti bayi. Dengan hati-hati, Semesta melepaskan pelukan Alam. Kekasihnya itu sedikit terusik, namun Semesta buru-buru mengusap kepala Alam dengan lembut agar kembali tenang.
"Bentar ya, sayang."gumam Semesta mencium pipi Alam, lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah itu, Semesta berjalan ke arah dapur untuk memasak sarapan. Ia membuka kulkas, dan ternyata bahan makanan sudah hampir habis. Jadi, ia memutuskan untuk membuat toast dengan bahan-bahan yang ada.
Hampir 20 menit berkutat di dapur, akhirnya 2 buah toast dan kopi tersaji di atas meja makan. Semesta langsung melepas apron nya dan kembali ke kamar.
"Lam, bangun!"Semesta mengelus pipi Alam dengan lembut.
"Nghhh... Dingin, yang~"lenguh Alam dengan mata yang masih terpejam.
"Sorry, tangan gue abis kena air tadi. Ayo bangun, gue udah siapin sarapannya!"
"Bentar lagi, 5 menit~"
Semesta berdecak sebal, Alam ini memang susah dibangunkan. "Bangun, Lam! Mandi, sarapan! Gue siapin bajunya, cepet sebelum kesabaran gue abis ya, anjing!"
"Sayaaaangggg~"
"Apa sih ngerengek segala? Mau jadi boti gue?"
"Mulut lo gue sumpel sini!"dengus Alam yang bangkit dari posisi tidurnya.
"Sumpel pake apa?"
"Si panglima!"
PLAK!!!
"Akh!"
Semesta memukul bahu Alam dengan sedikit keras yang membuat sang empunya meringis kesakitan.
"Jangan mesum, anjing! Buruan mandi!"
"Cium dulu, ayang~"
"Nanti abis mandi, gue gak mau ciuman sama orang yang belum mandi!"
"Oke, gue mandi dulu!"
Dengan semangat Alam berlari ke kamar mandi. Hal itu membuat Semesta menggelengkan kepalanya. Alam benar-benar berbeda saat bersamanya.
Setelah Alam siap, mereka pun turun ke lantai bawah menuju meja makan untuk sarapan.
"Sorry ya gue cuma masak ini, soalnya bahan makanan udah pada abis."
"Gakpapa, sayang. Asal lo yang masak, pasti gue makan!"ucap Alam, lalu memakan toast buatan Semesta tadi.
"Lo ngampus gak, Lam?"tanya Semesta setelah toast Alam habis.
"Iya, ngumpulin sketsa sama paper doang, abis itu balik lagi. Lo gak ada kelas ya hari ini?"
"Gak ada, rencananya gue mau belanja pas lo ngampus."
"Kenapa gak bareng gue aja?"
"Biar pas lo balik, kita bisa makan siang bareng. Kalo nunggu lo dulu pasti lama."
Alam mengangguk paham. Lalu, ia merogoh dompet di saku belakang celananya dan menyerahkan sebuah kartu debit pada Semesta.
"Apaan nih?"tanya Semesta bingung.
"Pegang aja, yang. Buat belanja sama beli apapun yang lo mau."jawab Alam.
"Ih gak mau! Gue masih ada uang kok, jangan pake uang lo ntar kalo uangnya berkurang kita makin lama minggat ke Jerman nya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIVERSE || NOMIN 🔞
General FictionKisah cinta si ketua geng Vistor yang terkenal cukup bengis dengan gelar 'Son of The Street' karena tidak pernah kalah saat balapan dimanapun dan kapanpun dengan kekasihnya si fighter utama Vistor yang memiliki julukan 'Si Tangan Besi' karena pukula...