Para anggota inti Vistor tengah berkumpul di warung Enyak yang ada di belakang kampus, minus Semesta, Erlangga dan Cleo karena masih ada kelas. Mereka memang biasa berkumpul di sana saat kelas kosong atau membolos, karena di warung Enyak semua harga makanannya murah-murah dan kadang bisa kasbon.
"Bolang sama sama bang Mesta mana?"tanya Cleo yang baru saja datang dan langsung duduk di sebelah Panji yang tengah menghabiskan Indomie sotonya.
"Masih ada kelas sih kayaknya."jawab Daffa sambil mematik korek gasnya untuk membakar ujung rokok surya 16 kecintaannya.
Cleo hanya mengangguk, lalu menyimpan ponselnya di atas meja. "Nyak, mie soto 1, telornya 2, rawitnya 3, sama es teh 1!"
"Siap, mas Lele!"sahut Enyak dari dalam.
Selang beberapa menit, Semesta datang bersama Erlangga dengan wajah kusut dan rambut berantakan serta sepatu yang kotor bekas semen dan pasir.
"Buset, abis nguli dimana lo pada?"tanya Rajesh sambil terkekeh pelan.
"Abis uji beton, anjing! Gegara anak Arsi, kagak beres banget!"jawab Erlangga yang langsung duduk di sebelah Daffa dan menyeruput es teh manis yang entah punya siapa. Sementara itu, Semesta mengambil tempat duduk di sebelah Alam, lalu melempar ponselnya ke atas meja dengan sedikit keras.
"Ngapa sih lu?"tanya Alam menatap Semesta.
"Lu anak Arsi, kalo ngegambar tuh pikirin juga gimana bikinnya, tolol. Projekan sama anak arsi bikin puyeng, gambarnya asal banget, yang puyeng anak teksip. Gambar punya kelompok 5 gak jelas banget, kelompok gue harus uji beton ulang!"jawab Semesta emosi.
"Lah? Kelompok 5 kelompok gue!"ucap Alam terkesiap.
"Tolol! Ubah tuh gambar, kelompok gue kebagian gambar lo, anjing! Bikin kerjaan aje! Lu liat noh, si Bolang makin gosong!"
"Kok gue sih, Ta?"sahut Erlangga tidak terima.
"Napa lo? Gak seneng?"sambar Semesta galak yang membuat nyali Erlangga menciut. Erlangga takut digeplak Semesta.
"Tapi kelar, kan? Kelompok lu kagak ngulang?"tanya Alam dengan nada melunak. Ia paham watak Semesta, yang selalu meledak-ledak saat sedang kesal atau marah, apalagi urusan kuliah karena Semesta tidak mau ada nilai selai A di KHS (Kartu Hasil Studi) nya dan paling penting jangan sampai IPK nya dibawah 3.80 karena jika tidak, maka ayah Semesta akan sangat marah dan berakhir dengan luka lebam di tubuh si manis.
"Ya kelar lah, Semesta!"jawab Semesta dengan sombong, namun masih tersirat nada kesal di sana.
"Iye percaya dah percaya."sahut Alam terkekeh pelan. Lalu diam-diam tangannya turun ke bawah, menggenggam tangan semesta dan mengusapnya dengan lembut, membuat sang empunya sedikit tersentak.
"Eh, ntar malem jadi ke basecamp nih kita?"tanya Panji setelah menghabiskan Indomie soto dan es teh nya.
"Iya, anak inti harus dateng semua, soalnya bang Yunus sama bang Jodas mau ke sana."jawab Alam sambil menggerus ujung rokoknya ke asbak.
"Duh, gak tau kenapa gue selalu panas dingin kalo ada bang Yunus bang Jodas. Serem banget, anjing! Auranya kek mau makan orang!"komentar Erlangga.
"Bang Jodas kan masih sodara lu, ege! Ngapain takut?"tanya Cleo sambil mengaduk mie nya.
"Kalo di basecamp tuh beda hawanya."jawab Erlangga bergidik ngeri.
Jodas memang saudara sepupunya, tapi entah kenapa aura Jodas sangat berbeda antara di rumah dan di basecamp, ditambah lagi nanti ada sosok Yunus yang memang disegani oleh semua orang bahkan para preman pun ikut segan pada Yunus.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIVERSE || NOMIN 🔞
General FictionKisah cinta si ketua geng Vistor yang terkenal cukup bengis dengan gelar 'Son of The Street' karena tidak pernah kalah saat balapan dimanapun dan kapanpun dengan kekasihnya si fighter utama Vistor yang memiliki julukan 'Si Tangan Besi' karena pukula...