13 (END)

7.7K 515 79
                                    

"Ayo bahagia di kehidupan selanjutnya, Ta..."

Semesta mengangguk sambil tersenyum. Mereka sama-sama menatap lurus ke arah danau sebelum akhirnya melompat.

"STOP!!!"

Alam yang sudah siap melompat ke dalam air pun langsung mengurungkan niatnya ketika Semesta berteriak sambil menahan tangannya.

"Kenapa, Ta?"tanya Alam kebingungan.

"Bentar dulu, kita belum bikin perhitungan!"jawab Semesta, lalu mengajak Alam untuk kembali duduk.

"Perhitungan apa?"

"Dosa lah, apa lagi?!"sewot Semesta. "Takutnya disana ntar kita gak bisa bareng gara-gara amal sama dosa kita beda!"

"Ha?"

"Ish! Goblok!"Semesta menoyor kepala Alam dengan kesal. "Gini... Kalo dosa lo lebih banyak dari gue, otomatis kita gak bakal bareng! Gue ogah nyamperin lo ke neraka, panas!"

Alam nyaris menjatuhkan rahangnya ketika mendengar penuturan kekasih tercintanya itu. Alam lupa jika pemikiran Semesta selalu out of the box dan di luar nalar orang normal.

"Gue gak tau harus ngomong apa lagi, Ta. Gue udah gak sanggup..."pasrah Alam sambil menatap kekasihnya itu.

"Sebelum mati, kita harus punya perhitungan, ege! Bentar gue mikir dulu, lo bantu juga dong! Diem aje, laki bukan?"

Alam ikut terdiam, ia benar-benar tidak ada ide untuk kali ini, ia hanya mau bersama Semesta. Kemanapun itu, ia pasti akan ikut.

"Kita mati aja deh, Yang. Ntar kalo gue ke neraka sendirian, gue pasti bakal seret lo, mana bisa gue tanpa lo. Ayo dah, gue udah banget ini!"

"Tolol ah! Ogah gue ke neraka, panas!"

"Ya terus gimana?"

Semesta terdiam beberapa saat untuk berpikir. "Ke Jogja aja, yok?!"

"Lah? Ngapain? Lo mau ke Borobudur? Mahal, yang. Ada rumor katanya tarif buat warga lokal 700 rebu seorang!"

"Serius, anjing! Kita ke Jogja, ke Mama gue, siapa tau dia bisa bantu, bukan mau jalan-jalan!"

"Mama lo?"

"Iya, Mama sama Eyang gue udah tau tentang kita, dan mereka gak masalah walaupun... Ya... Awalnya sempet kecewa juga sih..."

Alam membulatkan matanya. Ia cukup terkejut sekaligus bersyukur akan hal itu. Ternyata masih ada orang mau memberikan tempat untuk cintanya dan Semesta.

"Ayo kita ke sana, Ta. Gue mau ketemu sama Mama, sama Eyang lo, gue mau minta restu!"

Alam menarik tangan Semesta menuju mobilnya, dan langsung berangkat ke Jogja, dimana keluarga Mama Semesta tinggal.

****

Di sisi lain, Doni marah besar karena mengetahui bahwa anak bungsunya kabur ketika ia lengah. Ia semakin marah karena anak sulungnya juga ikut andil dalam hal ini.

Bugh!

"PAPA!!!"

Doni memukul wajah Jenggala dengan kuat, bersamaan dengan teriakan istrinya yang langsung memeluk anak sulungnya itu.

"Tidak tahu diuntung kamu, Jenggala!"maki Doni dengan marah. "Papa membesarkan kamu dan mempersiapkan masa depan kalian dengan susah payah, tapi ini balasannya?!"

"Aku sama Alam minta maaf kalau belum bisa banggain Papa, tapi kami bukan robot, Pa. Kami punya kehidupan kami sendiri, tapi Papa selalu menyetir kehidupan kami! Kalau aku cukup berani, aku juga pasti bakal milih jalan lain kayak Alam!"balas Jenggala mengeluarkan semua emosi yang ia pendam selama ini.

UNIVERSE || NOMIN 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang