espresso dan au lait

53 15 6
                                    

     hari telah berganti. dan jujur saja seonghwa masih buntu sekarang. petunjuk terakhirnya adalah rencananya menemui teman lamanya itu.

apa seonghwa harus kembali lagi ke unit san untuk meminta informasi?

dari percakapan singkat kemarin, seonghwa bisa menyimpulkan bahwa san mengenal atau sekedar tau dengan teman lamanya itu.

seonghwa berdecak sembari menendang botol plastik kosong yang berada didepan kakinya. ternyata egonya sedang membengkak sehingga seonghwa lebih memilih untuk tidak menemui san di unitnya.

"bentar." monolog seonghwa didalam hati. sepertinya otaknya memberinya ide untuk solusi atas pembengkakan egonya.

seonghwa melihat keluar jendela kamarnya. sekitar jarak 5 meter, jam besar dirumah seseorang terpasang. entah arsiteknya itu kepala keluarga dari rumah itu sendiri, atau dari seseorang yang hanya mengaku sebagai arsitek saja. yang jelas tampilan rumah seperti itu cukup aneh. tapi disisi lain hal itu bermanfaat bagi seonghwa. khususnya sekarang.

sebentar. bukannya dirumah seonghwa tidak terdapat jam dinding. ada kok diatas tempat tidurnya. namun baterai didalamnya sudah habis, dan seonghwa merasa sangat malas dengan hanya mengganti baterai jamnya dengan yang baru.

omong-omong jam dirumah itu menunjukkan pukul 8 pagi. agak samar sebenarnya seonghwa melihat kedua jarum jam itu menunjuk angka mana. tapi, bisa diperkirakan jika sekarang adalah jam 8 pagi.

seperti kemarin, keadaan cuaca diluar terlihat agak mendung. pertama-tama seonghwa ingin mandi terlebih dahulu. biasanya lama waktu yang dihabiskan seonghwa dikamar mandi itu sekitar 1 jam. dirinya untuk hari ini mengurungkan niat untuk sarapan. jadi sehabis mandi, seonghwa memilah-milah pakaian, lalu menyemprotkan parfum ke bagian-bagian tertentu pakaiannya.

dihadapannya kini tergantung beberapa kunci kendaraan. hanya kunci motor dan mobil saja kok. namun ada satu kunci yang agak berkarat. itu kunci truk.

setelah agak lama memilah-milah, akhirnya seonghwa memutuskan untuk mengambil kunci yang sama seperti kemarin. jika para kunci itu bisa berbicara, pasti banyak dari mereka yang sedang merajuk.

disepanjang perjalanan, seonghwa berkali-kali merapalkan, "de augustus, de augustus, de augustus." tenang saja itu bukan mantra yang akan memunculkan sesuatu. melainkan itu adalah nama dari sebuah kafe yang berada di pinggir jalan, disekitar seonghwa menunggu lampu hijau kemarin. kafe itu sepertinya bertema tentang peradaban yunani? seonghwa kurang yakin sebenarnya akan hal itu. karena kafe itu sudah tutup semalam, dan keadaannya sangat gelap. plang disebelahnya lah yang seonghwa baca. karna plangnya pada malam itu menyala cukup terang bahkan pada saat keadaan sedang hujan. padahal toko-toko tetangganya lebih memilih untuk mematikan lampu plang mereka.

kenapa seonghwa mengunjungi kafe de augustus? karena pada saat membuat teh di unit san, seonghwa melihat jika disebelah tempat gula dan garam, ada kantung kertas bertuliskan 'de ausgustus'. seonghwa melihat kedalam kantung itu, dan mendapati 2 gelas kertas berukuran reguler berada disana. dari baunya seonghwa bisa tahu jika didalamnya berisi espresso dan.. au lait.

tin!

seonghwa agak kaget karena secara tidak sadar dirinya sedang melawan arus. untung saja disekitar sini tidak ada petugas lalu lintas yang beroprasi. jika ada, itu akan menyusahkan.

seonghwa lantas menepi sejenak. dirinya menghadap ke langit mendung sembari menutup kedua matanya. "kok bisa sih? ini cuman kebetulan? tapi akhir-akhir ini gw nemu banyak banget kebetulan? pecah kepala gw anjir." gerutu seonghwa dalam hati. seonghwa tidak peduli dengan espresso. namun yang membuat seonghwa peduli adalah au lait. jenis kopi itu adalah jenis kopi favorit dari teman lamanya. dan lagi pula kebanyakan orang akan lebih memilih latte alih-alih au lait yakan?

lagi, seonghwa menganggap kejadian itu hanya kebetulan saja. mungkin saja menu paling laris di de augustus adalah au lait.

seonghwa melanjutkan perjalananya. dan berharap semoga san sedang berada didalam kafe itu juga, atau sedang dalam perjalanan ke kafe itu juga. tapi yang lebih penting, semoga kafe itu buka.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

• • •

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤuntungnya kafe de augustus buka. setelah sampai, seonghwa memakirkan motornya didepan kafe tersebut.

telah diedarkan pandangannya kepada seisi kafe. namun manik seonghwa tidak menangkap keberadaan san. ternyata san sedang tidak berada di kafe de augustus. seonghwa agak menyayangkan hal ini.

namun, seonghwa berniat untuk menunggu san sedikit lebih lama lagi. lagipula seonghwa telah mengorbankan sarapannya. setidaknya usahanya harus diniatkan.

karena dewi fortuna sudah seperti sahabatnya, seonghwa yakin jika keberuntungan akan terjadi kepadanya.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

...bersambung.

✓ tegangan hujan, with. park seonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang