speedy's

33 12 5
                                    

ㅤㅤdisepanjang perjalanan baik seonghwa ataupun  san, keduanya tidak ada yang membuka suara untuk saling berbincang. namun san terkadang bisa mendengar seonghwa yang mengumpat karena ada kendaraan lain yang mengganggu lajunya kendaraan mereka.

karena seonghwa berkendara dengan kecepatan tinggi, tidak jarang san yang rasanya seperti mau melayang atau terjatuh. kini nyawanya hanya bergantung pada behel motor yang dipegangnya erat dengan kedua tangannya.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

• • •

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ"loh? tutup kak?" tanya san bingung. keduanya telah sampai di kafe yang dimaksud seonghwa. namun keadaan kafe itu sangat gelap, dan pagar besi yang menutupi pintu masuk itu masih tergembok.

"lain kali gw pake mobil deh." bukannya menjawab pertanyaan san, seonghwa malah membahas persoalan yang lain. bahkan seonghwa membuka jok sepeda motornya lalu mengisyaratkan san untuk memasukkan helmnya.

seonghwa berjalan menuju pintu kafe speedy's sembari memainkan kuncinya. sedangkan san mengekorinya dari belakang.

ternyata dari beberapa kunci yang dikaitkan dengan ring o tersebut, salahsatunya adalah kunci dari gembok besi yang menutupi pintu masuk kafe speedy's itu. san tidak bertanya apapun sampai keduanya memasuki kafe.

seonghwa menghidupkan saklar lampu di kafe itu. namun sepertinya saklar yang seonghwa hidupkan hanya untuk lampu di ruangan pelanggan. karena tempat barista sekaligus kasirnya masih gelap.

saat san hendak duduk disalahsatu kursi, seonghwa mencegahnya. seonghwa terlebih dahulu membersihkan kursi yang akan diduduki san, juga kursi didepanya yang akan didudukinya. seonghwa juga mengelap meja yang jadi pembatas diantara mereka.

san tidak menyadari sejak kapan seonghwa sudah mendapatkan lap basah juga lap kering yang digunakannya untuk membersihkan kursi sekaligus meja tadi.

setelahnya, seonghwa ingin mencuci kedua tangannya di wastafel yang ada di belakang meja barista. sebelum itu, seonghwa menepuk tangannya dua kali hingga tempat tersebut kini terang.

setelah selesai mencuci tangannya, seonghwa kembali menuju meja barista. dihadapannya sekarang terdapat mesin kopi yang stop kontaknya sudah dihubungkan ke sumber daya. namun yang dilakukan seonghwa sedari tadi hanyalah memandangi mesin itu cukup lama.

"gimana ya ini makenya?" gumam seonghwa yang masih bisa didengar oleh san. namun san pura-pura tidak dengarnya. "mas barista. minta tolong bisa?" cetus seonghwa.

"dih? katanya nggak cocok sama espressonya de augustus?" jawab san dengan menaikkan suaranya sedikit, seperti menyinggung seonghwa.

seonghwa yang heran mengapa san seperti sedang kesal, dirinya seketika teringat dengan ucapannya saat meninggalkan de augustus menuju speedy's waktu lalu. "ulang terus aja seonghwa.. bodoh kok dipelihara." ucap seonghwa dalam hati.

"demi apapun gw minta maaf banget san. cuman pas itu gw lagi kesel aja. masa espresso manis banget? gara-gara bukan lu kali yang bikinin?" sanggah seonghwa. dirinya sedikit menambahkan pujian untuk san, berharap san akan memaafkannya.

dan sepertinya berhasil? karena san kini menghampirinya. tetapi raut wajah san masih sedikit pasai. seonghwa memundurkan dirinya sedikit, membiarkan san mengoprasikan mesin kopi itu.

"espresso?"

"lu bikin juga sekalian."
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

• • •

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤsan menghampiri seonghwa di meja yang tadi seonghwa bersihkan. kedua tangannya memegang gelas kopi yang cukup panas. dikatakan begitu, karena asap di masing-masing gelas itu cukup banyak mengepul. entah mengapa san tidak menggunakan nampan yang seonghwa yakin benda itu berada di laci bawah mesin kopi tersebut.

setelah menaruh kedua gelas itu dimeja dengan sangat berhati-hati, seonghwa bisa melihat jika san juga membuat espresso untuk dirinya sendiri.

"jadi darimana lu bisa tau dokter jeho?"

san yang sedang menyangga dagunya sembari meniup-niup kopinya yang cukup panas itu, secara spontan tangannya seperti tergelincir. dan jika kesadarannya sedang tidak penuh, bisa-bisa mukanya kini dibasuh dengan olahan biji kopi yang cukup panas itu.

"jeho itu nama dokternya kan? nama aslinya itu jeong yunho kak. ya aku sama dia... temenan?" jawab san santai. seonghwa yang mendengar itu hanya bisa terdiam. dipaksakan maniknya untuk melihat ke arah lain. apapun itu asal tidak melihat kearah san.

"gimana bisa dia tau nama lengkapnya yunho? dia sebenernya siapa sih?" monolog seonghwa dalam hati.

jujur. seonghwa merasa agak takut sekarang. dan juga... cemas.

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

...bersambung.

✓ tegangan hujan, with. park seonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang