PROLOG

3.7K 166 8
                                    

Selamat membaca 🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca 🌸

PROLOG

21 April 2022

🌹As long as you have Allah, you have no reason to lose hope or give up 🌹

Selamat membaca 🌹

"Apa aku gila ? "
Hari itu mataku memburam lagi, penuh dengan bulir kesakitan yang telah kusembunyikan rapat-rapat dalam akalku yang sering meneriakkan tentang bunuh diri, dan hati yang tersayat banyaknya luka selama 8 tahun memilukan.

Kisah pengkhianatan tidak pernah lelah menulis sejarahnya. Yang menyisakan kehidupan kelam dan keputus-asaan.

Tanganku yang kurus dan pucat digenggamnya.
Senyumnya lemah, dan kulihat airmatanya juga bersiap menghambur, walau aku tau sekuat tenaga dia tahan.

Melihat bayanganku dalam bola mata beningnya : kurus, pucat, dengan mata yang redup dsri kehidupan, aku meraung melepas semua himpitan didadaku. Membuatnya tersentak. Memelukku dengan kuat. Isaknya lebih keras daripada tangisku.

"Semua akan baik-baik saja, Sayang. Semua akan baik-baik saja"

Aku mendengarnya ribuan kali.
Aku pernah meyakininya suatu saat dulu.
Aku menunggu semua baik-baik saja dalam hitungan hari, bulan dan tahun. Tapi ketika tidak kunjung tiba, hatiku hampa oleh harapan.

Kapan hari baik itu tiba ?
Untuk apa aku hidup ?
Kapan sakit dihatiku akan berkurang ?
Berapa banyak ketakutan yang harus aku tempuhi lagi ?

Sesak masih menghimpit.
Kilasan ingatan seolah mengejek, tidak mau pergi.
Aku masih merasakan sakitnya, dan seolah semuanya barusaja berlalu.

Lalu, tanpa dapat kutahan, airmataku meleleh.
Aku bisa merasakannya menetes membasahi jilbab soft-pinkku, memberiku nelangsa yang merejam dadaku.

Kutarik nafas panjang satu kali.
Kutarik nafas pendek satu kali.
Menghembuskannya dalam hembusan panjang sekali.

"Astagfirullah al'adzim "

Dari setumpuk ketakutan pada murka Tuhan dan kesempitan harapan, masih kutemui tentang titik kelegaan dan ketenangan ketika nama Tuhan disebutkan.

Aku letih.

Bukankah terlalu banyak kisah pengkhianatan ?
Tapi aku terguncang, ketika tanpa aba-aba ianya masuk dalam hidupku dan mengguncang kewarasanku.

"Na, tolong aku.."

Maharani Mahesa

Rani PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang