Dua

761 68 1
                                    

Gulf mempercepat langkahnya. Sepertinya dia merasa ada seseorang yang mengikuti dia sejak dari mini market.
Gulf awalnya menyuruh Iind membeli makan siang mereka. Namun di urungkan saat melihat Iind sibuk dengan stok obat yang baru masuk. Untuk dirapikan di apotik mereka.
Akhirnya Gulf memutuskan berjalan seorang diri.
Ini masih terlalu siang kalau ada seorang pengutit.
Namun perasaan was was tidak bisa dia sembunyikan.
Gulf masuk kedalam klinik dan langsung menuju ruangannya.
Kotak makan siang yang dia beli terletak begitu saja diatas meja.
Iind yang tadi sempat melihat Gulf berjalan cepat sedikit penasaran
"Dokter Gulf kenapa?" Sambil terus merapikan obat obatan Iind bertanya pada Kuen didepannya.
Kuen cuma menjawab dengan menaikan bahunya.
"Kau tidak lihat Dokter Gulf pucat?" Tambah Iind lagi.
"Mungkin Dokter Gulf lapar. Ini sudah pukul berapa. Dia belum makan." Kuen menenangkan.
Iind mengangguk. Berusaha percaya.
Pintu ruangan Gulf terbuka.
"Kuen.. Iind.. Coba kalian ke depan. Apakah ada seseorang datang? " Gulf mengintip dari balik pintu.
Iind dan Keun kembali saling tatap.
Kuen bergerak menurut perintah.
Kemudian pergi ke luar klinik. Memperhatikan sekitar.
Hanya ada orang yang lewat dan kendaraan dijalan raya. Tidak ada yang berhenti didepan klinik mereka.
Kuen kembali masuk.
"Tidak ada siapa siapa dokter. Memangnya kenapa? Kau pucat? " Kuen akhirnya sependapat dengan Iind.
Gulf menghela nafas panjang kemudian duduk di kursi putar tak jauh dari Iind dan kuen yang merapikan kotak obat di lantai.
"Aku merasa ada yang mengikuti ku... " Cerita Gulf.
Kemudian Iind dan kuen malah tertawa.
"Dokter. Aku rasa tadi malam kau habis menonton film horor." Tawa Keun.
Gulf melempar kotak tisu ke arah nya
"Aku serius.. Dia mengikuti ku sampai penyebrangan jalan. Setelah itu. Dia hilang. Lihat.. Buku kudukku sampai merinding." Gulf menaikkan lengan bajunya memperlihatkan bulu roma nya yang berdiri.
"Mungkin seorang pasien Dokter.." Iind menenangkan.
Gulf berfikir sesaat. Dan menarik nafas lagi.
"Aku harap begitu. Sudahlah kalian beres beres. Jam 5 kalian sudah bisa tutup klinik. Aku masih ada sedikit pekerjaan. Jadi pulang lebih dulu" Pesan Gulf.
Kuen dan Iind mengangguk.

Gulf kembali masuk dalam ruangannya.
"Aku merasa dia tidak asing.. Tapi aku lupa siapa.. " Gulf mengingat kembali sosok yang mengikutinya.
Pria Bersweater kuning dengan topi hitam. Terlihat tidak mencurigakan. Karena apabila pengutit. Kebanyakan akan berbaju gelap. Pria yang mengikuti Gulf lebih menampakkan keberadaannya. Sehingga Gulf sadar pria itu mengikutinya.
Gulf fokus pada layar komputer untuk menghilangkan kekhawatiran yang masih berkecamuk dihatinya.

===============================
"Gulf.. Gulf Kanawut... Itu kau kan.. Akhirnya aku bisa melihatmu kembali.. Kau tau aku merindukan mu.."
Kao bersembunyi dibalik pohon besar di seberang jalan klinik milik Gulf.
Sebelah tangannya memegang sebotol air mineral.
Dia adalah pria Bersweater kuning yang mengikuti Gulf tadi.
Tidak ada niat untuk membuat Gulf takut . Namun begitu melihat Gulf berlari saat dia ingin mendekati. Kao memilih mundur.
Gulf mungkin tidak nyaman saat ini. Lain waktu kao akan menemuinya lagi dengan seluruh kepercayaan dirinya yang sudah kembali.

Kao baru saja keluar dari penjara setelah menerima hukuman selama 20 bulan. Dan denda hingga 100juta Bath. Kao kehilangan perusahaan dan orang orang kepercayaan nya.
Seminggu sebelum bertemu Gulf. Kao bebas bersyarat setelah hasil visum dari tubuh korban yang melaporkan Kao tidak terdapat bekas pemerkosaan.

Kini saatnya Kao harus mengembangkan kembali perusahaan nya yang bangkrut. Dan mengembalikan kepercayaan orang terhadap nya. Setelah semua itu dia dapat kembali.
Kao akan percaya diri untuk bertemu dengan Gulf. Orang yang dia tinggalkan karena kegagalannya.

"Kao.. Kau Kao kan..? " Kau tertunduk seseorang mendapatinya bersembunyi. Itu Mild. Teman sekaligus kakak sepupu Gulf.
"Ah Phi Mild.. Ya ini aku Kao." Kao masih belum mengangkat kepalanya.
"Dari mana saja kau selama ini..? Aku bahkan hampir tidak mengenali mu." Mild merangkul Kao akrab.
"Ceritanya panjang Phi. Ah kau sudah makan? Biar aku terakhir.." Ajak Kao. Mild mengangguk setuju.

AKU bukan CINTA PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang