Enam 🔞

561 50 1
                                    

Di sebuah kedai makan kecil di dalam gang sempit. Mild sejak tadi tidak tenang. Dia berulang kali menggoyang goyang kan kakinya. Sesekali menggigit hujung sedotan hingga robek.
Hatinya was was. Bagaimana kalau Mew betul betul ikut.
Mild sengaja menyembunyikan Kao di dalam kedai. Sementara dia menunggu Gulf diluar.
Kedai makan ini tidak bisa dimasuki mobil. Apalagi kalau itu mobil mewah Mew. Mereka akan jalan kaki setidaknya 10 menit dari pinggir jalan.

Sudah setengah jam dari terkahir Gulf menghubungi nya.
Jantung Mild semangkin tidak tenang.
"Aku benar benar mati kali ini." Gusarnya.

Tak lama Gulf nampak di hujung jalan. Berjalan pelan penuh hati hati. Karena kanan kiri terdapat selokan.

"Aii Phi.. Kenapa harus ditempat seperti ini. Kau seperti mau transaksi obat terlarang.." Gerutunya.
"Ao hahahha hahaha.. Kau sendirian? Mana Mew?" Mild mengatur pacu jantungnya kalau tiba tiba Mew muncul.
"Kekasih ku terlalu sibuk untuk ikut menemuimu di tempat ini. Aku bersyukur dia tidak ikut. Dia akan sakit setelah pulang dari sini." Gulf berkata sinis.
"Uiiikk. Kau terlalu kasar Nong. Ayo masuk. Tempat didalam lebih baik dari diluar." Mild menarik Gulf masuk.

Gulf terseok Seok mengikuti tarikan Mild yang cukup kuat.
"Kau kelaparan Phi?" Tebak Gulf.
"Ahh hahaha sedikit." Tawa Mild menipu. Menutupi perasaan khawatir nya.

Mereka masuk kedalam ruangan tertutup.
Kemudian seorang pelayan datang. Mild memesan beberapa porsi makanan china.
"Kita berdua kenapa kau pesan banyak.? " Tanya Gulf penasaran.
"Aku. Aku lapar Nong.. Hahaha"
"Kau terlihat gugup Phi. Apa yang kau sembunyikan." Seperti biasa Gulf tidak bisa di tipu.

"Selamat siang.." Pintu ruangan mereka yang tadi tertutup tiba tiba dibuka seseorang.

Darah Gulf serasa terjun bebas dari kepala hingga kaki.

Siapa ini yang ada didepannya.

"Phi... Phi Kao... " Panggil nya terbata.
Gulf secara spontan berdiri dan mundur.
Matanya menatap tajam pada Mild. Yang dilihat tertunduk tidak bergerak.

"Bagaimana kau bisa ada disini?" Tanya Gulf lagi.

Kao mendekat
Namun Gulf cepat menghindar
Hal yang paling menakutkan. Mew bisa mencium aroma orang lain ditubuhnya kalau sampai Kao menyentuh nya.

"Ahh maaf Phi. Aku rasa ada yang perlu dijelaskan disini. Aku tidak nyaman berada di situasi ini Phi.." Gulf menarik lengan Mild. Tangan pria itu dingin dibasahi keringat

"Gulf.. Ini bukan salah Phi Mild. Ini salahku.. Aku yang memaksa Phi Mild membawamu kemari." Kao menjelaskan.

"Aa.o.. Okey.. Tapi alasannya apa? Dan ada urusan apa phi denganku?" Gulf menarik narik Mild.

"Bisakah kita makan dulu. Ada beberapa hal yang ingin aku ceritakan padamu." Pinta Kao memohon di ikuti pelayan yang masuk membawa pesanan makanan mereka sebelumnya.

"Ayolah kumohon.." Mild menyipit kan matanya memohon. Gulf rasanya ingin memakan Milf bulat bulat.

Akhirnya dia menurut. Berhubung rasa laparnya juga ada.

"Bagaimana kabarmu selama ini?" Kao mencoba bertanya pelan.
"Baik." Jawab Gulf sekenanya
"Kulihat sekarang kau sudah jadi dokter. Hebat.." Puji Kao
"Biasa saja." Gulf tidak ingin berpanjangan kata.
"Kau tidak ingin tau dimana aku selama ini. Dan kenapa kita berpisah?"
"Maaf Phi aku tidak perlu membahasnya lagi. Sekarang aku sudah sangat bahagia dengan pilihanku." Gulf berkata tegas. Kao menundukkan kepala

"Ya aku tau. Aku pernah melihatmu dengan dia."
"Syukurlah kalau kau pernah melihat Mew Suppasit . Itu namanya. Kuharap kau lebih berhati hati. Aku tidak ingin dia salah faham. Apalagi sekarang. Kau Phi... Sial.. Kalau Mew benar benar ikut. Kau tega padanya.." Di pandangnya Mild tajam.
Gulf marah. Ingin rasanya mangkok di depan nya dia lempar. Tapi ditahan.
"Maaf Gulf. Aku hanya ingin melihatmu. Mild juga sudah melarangku sebelum nya. Aku yang memaksa."
" Apa tujuan mu Phi? Kau lupa apa yang kau lakukan dulu. memutuskan biaya pendidikan ku. Kau mengehilang dengan semua tabungan ku yang ada padamu. Sekarang kau datang seorang tidak ada kesalahan sama sekali. Hahh.. Lucu.." Mata Gulf memerah.

AKU bukan CINTA PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang