Sembilan

489 54 2
                                    

Mew tidak sengaja bertemu Mild di bandara. Ternyata tujuan mereka sama.
"Nong Gulf ada Di Resort Knoy? Benarkah?" Wajah Mild Pucat

Mild masih tidak percaya.
'Bukankah Kao juga ada disana?' bisiknya dalam hati

Mew mengangguk.
"Kenapa Phi?" Mew penasaran dengan reaksi Mild

"Ahh.hahahha hahaa tidak ada apa apa Mew. Jadi kau mau menemuinya sekarang?"
Mew mengangguk
"Tidak tahan terlalu lama berpisah phi" Jelasnya

"Haahah hahah iya. Kalian memang pasangan yang saling cinta. Aku yakin Gulf juga pasti merindukanmu."

Mild beberapa kali mencoba menghubungi Kao ataupun Gulf. Namun tidak ada jawaban.

Akhirnya mereka tiba di resort.
Mew menunggu di lobi. Dia sudah mengirim pesan pada Gulf.
Namun Gulf masih dalam kegiatan. Hingga tidak menjawab pesan Mew.

Mild tetap bersama dengan Mew. Berjaga jaga dengan keadaan,Sesungguhnya dalam hati Mild dia memiliki firasat buruk.

"Kau tidak ingin makan siang dulu Mew..? " Tawar Mild.
Mew menggeleng sambil fokus pada ponselnya.
"Tidak. Nanti saja." Tolaknya.

Lobi tempat mereka duduk. Berhadapan langsung dengan Ballroom kegiatan Gulf.

"Apakah dia pernah sakit?" Hari kedua bersama dengan Gulf.
Kao masih bersedia dengan senang hati menjadi model pasien Gulf.
"Apakah dia tidak pernah sakit? Walau sakit gigi? " Kao berusaha mencairkan suasana yang kaku. Gulf tidak terlalu merespon kalau membahas yang tidak perlu.
"Dia itu kaya sejak lahir ya? Enak ya jadi dia. Ganteng. Kaya... Kau pasti bahagia bisa bersama dengannya.."
"Dia juga... "
"Mew Suppasit. Dia yang kau ulang ulang itu namanya Mew Suppasit. Kau bisa panggil dia Mew." Ketua Gulf.
"Ohh okey.. Mew. Aku ingin tau bagaimana kau bisa mengenal nya.? Apa dia tau kau dan aku pernah bersama?"
Gulf memandang Kao dengan tatapan tajamnya
"Oke oke.  Maaf. Tapi kita kan memang pernah tinggal bersama. Tapi aku kehilangan kesempatan selamanya untukmu. "
"Kau tak perlu bahas itu.."
"Maaf.." Kao berusaha menyentuh tangan Gulf.
"Aku sudah bilang. Kekasihku sensitif.. Dia tidak suka aku disentuh orang lain.."
"Owaooh. Tapi kau seorang dokter.. Artinya kau juga tidak bisa menyentuh ku."
"Menyentuh dan disentuh dua arti yang berbeda. Aku bisa menyentuh siapapun. Bukan bisa disentuh siapapun"
"Posesif..."
"Tapi aku mencintainya.."
"Ya ya ya Mew Suppasit yang beruntung.. Wajahmu sampai merah bercerita tentang dia.. Terlihat sangat mencintai."
"Memang..!! Aku sangat mencintai nya" Ulang Gulf.
"Iya iya.. Kau bisa melepas kan senyuman mu. Aku tau kau mencintai nya. Tidak usah ditahan. Meskipun aku pernah bersama mu. Aku tau perasaanmu kali ini berbeda dari perasaan mu dulu padaku"
Gulf tersipu malu.
"Baguslah kalau kau sadar.. Jadi kau tidak usah susah susah memintaku kembali." Gulf menekankan suara.
"Hmmm aku tidak janji.."

Pintu Ballroom terbuka. Para peserta keluar satu persatu. Kao masih sibuk menggoda Gulf. Sebab wajahnya masih memerah.
"Tapi kalau dipikir masih lebih lama waktuku mengenalmu dari pada Mew. Kenapa bisa cintamu lebih besar pada Mew?"
"Dia banyak berusaha untukku. Sampai aku bisa seperti ini. Karena itu cintaku juga besar padanya."
"Cinta atau balas budi?"
"Kau mulai mencari pertengkaran padaku.? "
Kao mengangkat dua tangannya.
"Baiklah baiklah. Maaf.. " Ujar Kao.

Bukan disengaja Mew melihat mereka berjalan bersama keluar dari ballroom.

Mew melihat dari Jauh Gulf Berbicara dengan pria yang tidak dia kenal. Selama 2 tahun mereka bersama, Gulf tidak pernah terlihat semalu itu didekat pria selain dirinya.
"Siapa itu?" meski hatinya panas, Mew mencoba untuk tetap tenang.
"Kao" Mild yang ada disebelahnya menjawab singkat.

Mild gugup. Kenapa mereka bisa berjalan bersama.
"Kao? Siapa Kao?" Tanya Mew lagi
"Aaa. Hei Gulf...!!!!!" Teriak Mild

Gulf mengangkat kepalanya.
Darahnya mengucur deras dari kepala hingga kaki.
"Phi Mew?" Bisiknya.
Jantungnya berdegup kencang.
Dia melihat kesisi kirinya. Ada Kao yang berjalan beriringan denganya.

AKU bukan CINTA PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang