Empat Belas

590 57 2
                                    


Sebulan sudah Mew tidak bisa menemukan Gulf.
Dia sudah hampir gila menyusuri tiap sudut kota.
Tidak juga ditemukannya.
Mew bahkan membuat selebaran orang hilang.
Siapapun yang menemukan Gulf diberinya hadiah.
Namun nihil.
Gulf benar benar hilang.

Mew kembali kekondo.
Berulang kali, tiap dia pulang. Hatinya hancur
Barang barang pemberian nya tidak ada yang Gulf bawa.
Gulf pergi meninggalkan semuanya.

Mew sadar kata katanya kejam. Gulf bahkan mendengar semua itu dari mulutnya.
Mew kehilangan nyawanya.
Tawa Gulf. Canda Gulf yang memenuhi harinya. Lenyap.
Tak ada lagi perhatian yang dia Terima.

°°°
Gulf menggulung lengan kemeja yang ia kenakan.
Jip sejak tadi merengek di sebelahnya. Dia mengatakan bola kakinya jatuh kedalam got. Tapi tidak ada orang yang mau membantu.
Dia berlari jauh dari Sekolah hanya untuk menemui Gulf.

"Tidak ada orang baik di kampung ini selain paman Gulf.. " Pujinya.
Gulf tersenyum
"Bukan tidak ada. Cara mu meminta bantuan mungkin salah.." Gulf berjongkok lutut dia letakkan di tanah.
"Aku serius paman.. Aku sudah minta tolong pada paman Pio. Bibi floy.. " Mata Jip terlihat sinis.
Gulf berhasil mendapatkan bola kaki milik Jip.
"Nah..! Ingat cuci tanganmu sehabis bermain.." Gulf melemparkan bola pada jip. Anak itu terlihat senang dan berlari mendendang bolanya.

Jip adalah anak pertama yang menemukan Gulf setelah dia melarikan diri malam itu.
Gulf tidak tau kemana supir taksi membawanya.
Seperti terbuang. Gulf duduk di taman yang gelap dan sepi dengan pikiran nya yang kosong.
Semua yang Kao tuduhkan padanya membuat dirinya hina dimana Mew. Sementara Gulf tidak pernah melakukan apapun yang di tuduhkan.
Lalu Mew? Dia percaya begitu saja. Gulf berniat menjelaskan semuanya malam itu.
Dia menunggu Mew, bahkan Gulf tau Mew ada dibar setelah bertanya pada Tul.
Disana Gulf mendengar keluhan Mew.
Gulf ingin memeluk kekasihnya dan mengatakan semuanya tidak benar.
Mew sama sekali tidak memberikan kesempatan.
Dalam hati Gulf tidak ingin benar benar pergi. Dia sadar tidak ada tempat berlabuh nya selain Mew.Namun supir taksi yang membawa nya. Melihat Gulf menangis tanpa henti. Tidak tau harus berkata apa. Dia turun begitu saja tanpa melihat dimana keberadaannya.

Gulf tersadar setelah pagi.
Taman tempat Gulf berada adalah tempat bermain anak anak sekolah desa. 

"Pamaaan.. Pamaaan... Tolong aku.. Teman ku terluka.. Kakinya berdarah.." Jip. Anak itu menghampiri Gulf yang masih belum sadar.
"Paman.. Ayolah paman.. Kaukan orang dewasa.. Kau harus bantu anak anak.." Jip menarik narik keras tangan Gulf.
Gulf mengikuti Jip yang terus menariknya.
Gulf terkejut. Teman yang Jip bilang. Gulf Lututnya robek.
"Kenapa bisa sampai begini?" Gulf Terjongkok dan mendekati teman Jip. Anak itu menangis tersedu sedu.
"Kami hanya bermain bola. Lalu dia jatuh dan berdarah." Cerita Jip.

Gulf melihat sekeliling nya.
'Dimana aku..?' pikirnya dalam hati.
"Hei anak kecil. Apa di sekitar sini ada klinik atau rumah sakit?"
Jip mengangguk
"Ada disana. Klinik nenek Ai.. Ayo ikuti aku" Jip berlari.
Gulf menggendong tubuh teman Jip dan ikut berlari. Bahkan Saat berlari Gulf tidak menyadari kalau ponselnya jatuh.

Seorang ibu duduk didepan Klinik kecil dan usang.
Rambut nya sudah putih merata.
"Nenek Ai.. Nenek Ai.. Gun terluka.." Dari jauh Jip sudah berteriak.
"Ai Jip... Kenapa kau tidak bawa kerumah sakit saja. Cepat kasih tau orang tuanya." Nenek Ai gelagapan dan gugup.
Gulf masuk kedalam dan merebahkan teman Jip yang bernama Gun diatas ranjang yang juga sudha terlihat usang.  

"Maaf bibi. Bisa aku minta alkohol? Lalu kain kasa dan beberapa obat?" pinta Gulf. 

Nenek Ai terpaku, " Tapi aku tidak bisa menyembuhkan anak itu.." katanya. 

Gulf melihat sekeliling Klinik. " Boleh kupakai semua alat alatmu disini..?" tawar Gulf. Nenek Ai mengangguk. 

" Lain kali kalau bermain, jangan sampai melukai diri sendiri." Gun dibantu Jip berdiri. Lukanya telah selesai di bersihkan dan diobati oleh Gulf. 

AKU bukan CINTA PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang