MYMATPE 8: MIMPI BURUK

495 31 0
                                    

Angin kencang menerbangkan butiran pasir di gurun yang luas. Suara pedang saling bertabrakan dan teriakan kesakitan seakan menjadi alunan melodi. Ditengah pertarungan yang sangat sengit itu, terlihat sepasang lelaki dan perempuan terlihat saling mengadu pedang.

Tubuh mereka sudah dipenuhi dengan bercak darah dan goresan luka tapi hal itu sama sekali tidak mengurangi nilai ketampanan dan kecantikan mereka. Tatapan masing-masing diantara mereka sangat datar dan tanpa emosi namun hanya mereka yang tahu jika jauh didalam lubuk hati mereka yang paling dalam. Mereka ingin berhenti, ada sebuah ketidakrelaan dan rasa sakit yang harus mereka tahan.

Tidak ada yang menang ataupun kalah diantara pertarungan keduanya. Mungkin bisa dikatakan sebenarnya mereka berdua hanya sedang mengulur waktu hingga mereka mulai merasa lelah.

"Apakah kita harus seperti ini, Yue?" tanya pemuda yang sedang menahan serangan pedang dari perempuan itu.

"Mengapa aku harus bertemu denganmu? Jika kita ditakdirkan untuk saling menyakiti"
Perempuan cantik itu bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya tapi malah berbalik memberikan pertanyaan yang ambigu.

"Kita mulai semua dari awal, Yue. Kita akhiri semua ini" ajak lelaki dengan wajah tampan itu.

"Terlambat, semuanya sudah sangat terlambat"ucap perempuan itu dengan tatapan sendu.

"Dan kau benar kita harus mengakhiri semua ini"lanjutnya.

Setelah mengatakan kalimat tersebut, perempuan itu berniat untuk membiarkan pedang lawan menikam tubuhnya namun sepertinya perempuan itu lupa siapa orang yang berdiri didepannya. Bagaimana mungkin lelaki itu membiarkan perempuan yang dia cintai mati ditangannya sendiri.

Lelaki itu lebih memilih mengakhiri hidupnya ditangan gadis yang dicintai. Perempuan itu menatap tidak percaya pada sosok yang akan jatuh didepannya. Dia berlari untuk memeluk tubuh itu sebelum benar-benar jatuh ke tanah. Tangannya bergetar hebat ketika melihat cairan kental berwarna merah menodai tangannya.

Dia berteriak kencang ketika melihat mata phoniex itu perlahan-lahan kehilangan cahayanya.

"Dev!!!..."

Bai Rong Yue terbangun dengan tubuh dipenuhi keringat. Wajahnya begitu pucat dan pernafasannya terdengar tidak teratur. Bahkan tubuhnya sedikit bergetar.

Matanya saat ini terlihat tidak fokus dan sedikit kosong, bibirnya terasa kelu hanya untuk sekedar mengucapkan sebuah nama yang selalu menjadi tabu didalam hidupnya.

Bai Rong Yue bangkit dari tempat tidur, dia berjalan keluar dari ruangannya dengan pakaian yang begitu tipis. Dia duduk diatas ayunan di tengah taman kediamannya. Dipandanginya bulan yang terlihat berbentuk sempurna.

"Apakah ini caramu untuk menghukumku? " gumam Bai Rong Yue.

"Jika iya, Selamat. Kau berhasil"
Bai Rong Yue tersenyum sinis.

***

Di daratan yang jauh dari kehidupan manusia, terlihat seseorang dengan jubah hitam yang menutupi seluruh penampilannya. Orang tersebut berdiri terdiam sambil menatap kolam berwarna merah darah didepannya.

Kegelapan telah mengaburkan seperti apa sosoknya. Tidak ada yang tahu apakah dia lelaki atau perempuan tapi ada yang membuatnya berbeda. Kulitnya yang berwarna pucat dengan tatto hitam yang terlihat samar dari balik lengan jubahnya.

Orang itu masih dengan tenang memandangi kolam darah tersebut. Tiba-tiba beberapa orang muncul  di belakang orang berjubah itu.

"Kau sudah menemukannya? "
Sosok berjubah itu hanya diam sambil menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana ini, sudah tiga tahun dan sampai sekarang kita tidak tahu kemana dia pergi"

"Yakinlah, kita akan menemukannya" ucap orang berjubah yang tadi terdiam.

"Apakah dia akan memaafkan kita setelah semua yang terjadi?" salah satu orang berjubah itu membuka tudungnya dan terlihatlah seorang perempuan dengan kecantikan eksotisnya dengan mata tajam dan kulit kecoklatannya. Dia adalah perempuan yang melontarkan pertanyaan tadi.

"Aku tidak yakin.. "
Keempat orang berjubah itu hanya bisa terdiam.
Kolam darah didepan mereka terlihat memancar dan kilau didalamnya semakin sangat jernih.

"Hah walaupun kita semua dulu dekat dengannya tapi kita tidak pernah tahu darimana dia berasal bahkan Tuanpun juga bungkam dengan identitas aslinya" ucap perempuan bertudung.

"Mungkin ini hukuman untuk kita semua seandainya saat itu kita mencegahnya dari awal semua ini tidak akan pernah terjadi" ucap salah satu diantara mereka yang memiliki suara berat.

"Kau benar"

"Dia tidak ada di Benua Selatan"

"Apakah dia pergi ke Benua Tengah? Bukankah dulu dia pernah bilang ingin tinggal ditempat itu? "

"Setelah apa yang terjadi apa kau pikir dia masih akan berpikir untuk pergi kesana?! Mimpinya telah hancur ditempat ini"Mereka semua terdiam.

"Daratan Da Xia"ucap orang bertudung dengan kulit pucat. Mereka secara bersamaan menghilang, dan  mengabaikan jika kolam darah itu berubah menjadi hitam sangat pekat. Tanda jika ada sebuah larangan yang sudah mereka langgar. Menampilkan sosok gadis muda yang sangat cantik sedang duduk di ayunan dibawah sinar bulan.

Di Istana Kekaisaran yang sangat megah. Terlihat banyak orang yang sedang berdiri didepan pintu sebuah ruangan dengan ekspresi sangat cemas. Pintu yang tertutup cukup lama itu kini terbuka dan menampilkan seorang lelaki tua yang terlihat seperti dokter Kekaisaran.

"Bagaimana keadaan putraku, Tuan Xin? " tanya Ibu Suri pada Dokter Kekaisarannya itu. Dia adalah Selir Kekaisaran dari Mendiang Kaisar sebelumnya.

"Yang Mulia, keadaan Pangeran semakin parah. Semua obat yang saya berikan hanya bisa untuk mengurangi rasa sakitnya. Racun didalam tubuh Pangeran adalah racun Gu legendaris, hanya mereka yang ahli dalam racun dan obat yang bisa mengeluarkan racun Gu dalam tubuhnya tapi mereka yang bisa menyembuhkan racun ini tidak ada di Da Xia."

"Lalu dimana mereka?"tanya Ibu Suri cemas.

"Mereka lebih sering terlihat di Benua Selatan dan hanya akan muncul jika Pemimpin mereka mengizinkannya" Semua orang menatap Tuan Xin dengan pandangan bertanya.

"Mengapa dan siapa pemimpin mereka?"
Tuan Xin menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu dia hanya menjawab pertanyaan Ibu Suri dengan wajah tidak berdaya.

"Tidak ada yang tahu jelas mengapa alasannya mereka harus memiliki izin pemimpin mereka untuk bisa muncul tapi ada rumor yang mengatakan jika semua itu berawal dari sebuah tragedi dimana salah satu dari mereka mati karena diburu oleh orang-orang yang memiliki niat jahat untuk memanfaatkan keterampilan mereka. Dan mengenai siapa pemimpin mereka tidak pernah ada yang melihat karena pemimpin mereka selalu menyembunyikan identitasnya bahkan tidak ada yang tahu apakah pemimpin mereka itu laki-laki atau perempuan. Tapi dulu ada berita jika pemimpin dari Sekte itu selalu seorang perempuan" ucap Tuan Xin, mereka berada dijalan buntu.

"Benua Selatan? Yang Mulia bukankah Nona Muda dari Kediaman Bai berasal dari sana? " ucap salah satu pelayan Ibu Suri itu.

"Kau benar. Siapkan pakaian Istana ku, Si Li. Aku harus bertemu dengan Yang Mulia Kaisar"ucap Ibu Suri. Tatapannya begitu tegas dan tajam.

"Baik Yang Mulia"

"...."

Next...


SEMAKIN BANYAK COMENT, MAKA SEMAKIN SERING UPDATE 🐣

Mysterious Young Miss and The Phoniex's EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang