Pintar dan Bodoh

3 1 0
                                    

***

Perdebatan yang berkonteks pada ilmu matematika menyebabkan seorang murid SMA terpaksa menerima sematan kata "bodoh" atas ketidaktahuannya akan sebuah rumus.

"Lo ngatain gue bodoh cuman karena itu?" tanya si murid berkaca mata pada lawan konversasi-nya yang berambut cepak.

"Orang faktanya emang kayak gitu." Si cepak menjawab disertai gestur digdaya. "Jadi pantes kalo dibilang bodoh," timpalnya angkuh.

"Lo juga gitu kok."

"Gue? Bodoh? Di mana letak kebodohan gue, hah?!"

"Sekarang gue tanya, negara Seychelles letaknya di Afrika bagian mana, duhai Yang Terpintar?" tanya murid berkaca mata.

Sosok digdaya berambut cepak seketika bergeming tanpa sepatah kata, hanya ada nafas berbau ketidaktahuan yang berembus dari mulut si paling merasa pandai itu.

Melihat si cepak kebingungan, murid berkaca mata lantas meringankan pertanyaannya dengan pertanyaan baru yang berbunyi, "Ya udah, gue gampangin deh, pertanyaannya. Negara American Samoa itu letaknya di benua mana?"

"Amerika lah," tangkas si cepak penuh keyakinan.

Sontak murid berkaca mata tersenyum unggul. "Sekarang coba lo ambil hape, buka Google, terus nge-search biar tau."

Sesuai perkataan murid berkaca mata, si cepak kemudian merogoh ponsel dari saku seragam dan langsung mengakses fitur mesin pencari.

"Benua-nya deketan sama Asia, negara yang gue maksud juga nggak jauh dari Indonesia. Jadi, orang terpandai se-Indonesia kayak lo harusnya tau sih." Demikian ungkapan murid berkaca mata yang bernada satir.

Sementara pada layar ponsel si cepak, kini menampilkan letak geografis dari negara American Samoa yang berada di benua Oseania, bukan benua Amerika seperti jawabannya tadi.

"Gue cuman pengen bilang, nggak ada patokan tetap untuk dijadikan tolak ukur pinter atau bodohnya seseorang. Semua tergantung konteks. Lo pinter di sini, bukan jaminan lo pinter juga di sana, jadi gue rasa sebutan "bodoh" itu nggak pantes lo sematin buat siapapun, sebab lo juga punya kebodohan." Petah lidah murid berkaca mata mendandaskan.

Di hadapan murid berkaca mata, selagi ia melontarkan kalimat, dan bahkan hingga selesai, si cepak hanya bisa mematung dalam kebisuan temporer yang menyerang.

"Gimana, sekarang apa lo masih tetep ngerasa paling pinter dan menganggap orang lain paling bodoh?" tanya murid berkaca mata begitu santai.

Penggalan's Kisah Dalam MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang