☝🏻☝🏻So three☝🏻

10.2K 312 15
                                    

[ Idol Life]

- Cerita ini asli hanya karangan dari khayalan saya, jadi mohon pembaca untuk tidak serius menanggapi nya-

🙏🏻Bantu Vote🙏🏻

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jeno dan Jaemin perlahan masuk kedalam drum ilichil, keadaan di sana sunyi sepi, kaki mereka perlahan masuk lebih dalam ke tempat yang nampaknya tak berpenghuni, sedikit berkeliling memeriksa apakah ada orang disana, niat mereka hanya ingin berkunjung sambil melepaskan rindu dengan kekasih hatinya, Haechan, tapi nampaknya kali ini mereka tak bertemu.
Haechan tak membalas pesan, Telepon pun tak di angkat, jadi mereka memutuskan untuk meletakkan belanjaan berisi makanan ke dapur, nanti Haechan juga tahu itu dari mereka saat Haechan telah membaca pesannya.

Jeno dan Jaemin perlahan mulai berjalan mengarah ke dapur, masing masing membawa satu kantung belanjaan besar yang isi nya penuh dengan makanan dan minuman, Haechan sangat suka itu, niat nya ingin memberikan kepada pujaan sekaligus bertemu ternyata harus di undur lebih dulu, Jeno menghela nafas, Jeno dan Jaemin sedang menjalani hubungan 'LDR' dengan Haechan, sangat rindu sekali rasanya, tapi saat mereka mencoba untuk saling bertemu, ternyata Haechan malah tak ada, Tapi tak apalah, keduanya tak berkecil hati, mereka akan mencari waktu senggang lainnya untuk berkunjung,

Baru beberapa langkah mereka menuju ke arah dapur, samar samar mereka mendengar suara err... Desahan, mereka berdua mengurungkan niat untuk pergi ke dapur, takut menganggu seseorang yang nampaknya sedang melakukan kegiatan 'bercocok tanam', kedua nya berbalik ingin Langsung pulang saja, berniat akan meletakkan belanjaan nya saja di atas meja ruang tamu, baru ingin melangkah Jaemin terhenti, kening nya mengkerut, wajahnya menggambarkan seorang sedang berpikir keras, Jeno yang sudah berjalan lebih dulu terhenti, saat tak merasakan Jaemin disampingnya lagi. Jeno berbalik, wajah nya juga ikut mengkerut melihat wajah Jaemin, "Aku seperti kenal desahannya" Jaemin buka suara, ia pasang pendengaran nya lebih jelas, Sangat tidak asing menurut Jaemin, Jeno merenung, pendengaran nya ia tajamkan, memikirkan apa yang Jaemin katakan, dirinya diam mencoba fokus, ia dengarkan baik baik,
mata nya seketika terbelalak, dirinya menatap Jaemin yang nyata sedari dari sudah menunggu reaksi Jeno, "Kita lihat bersama sama?" Tanya Jaemin, Jeno mengangguk, kedua mulai meletakkan barang belanjaan mereka secara hati-hati ke ruang tamu, takut terdengar suara, keduanya berjalan perlahan menuju arah dapur, tempat asal suara terdengar, semakin dekat mereka pada dapur, suara nya makin jelas, makin gugup juga lah mereka kalau kalau apa yang mereka kira benar, keduanya tau mengintip orang yang sedang melakukan 'itu' bukanlah hal yang sopan, tapi mereka tak biasa melawan perasaan yang membuncah yang naik kepermukaan dalam diri mereka untuk tidak memeriksa nya.

Jaemin berjalan didepan terlebih dahulu di ikuti Jeno di di belakangnya, masih ada sebuah dinding yang bisa menjadi pelindung agar mereka bisa mengintip, perlahan Jaemin mulai menyembulkan kepalanya, mulai menajamkan matanya, Jaemin intip sedikit demi sedikit, Ia hanya melihat sebuah tubuh yang tehentak hentak di atas meja dapur, tapi masih belom bisa memastikan siapa disana, Jeno yang berada di belakang pun juga cuma bisa diam menunggu kepastian Jaemin, rasa nya seperti antara hidup dan mati, takut sungguh jika pada akhirnya pemikiran nya tak benar, dan malah dipergoki sedang mengintip hal privasi orang lain, tapi ia juga perlu memastikan.

MengHaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang