Semangka Bergerak 🍉🦊

4.6K 115 9
                                    

Tak

Satu pukulan telak di berikan pada Mark, Kelakuan Mark yang buat Renjun geleng kepala, membuahkan hasil Renjun tak tahan untuk memukul nya.
"Ahh sial, kenapa kau pukul aku bodoh!?" Amuk Mark, Intonasinya meninggi.
Renjun menyiringit heran, wajah tak bersahabat nya keluar.
Pagi pagi sekali, Mark datang ke Apartemen nya, mengacaukan acara minum teh hangat paginya, memandang matahari yang akan timbul datang-datang dan bercerita bahwa ia jatuh cinta pada ayah sambungnya, dan nyaris memerkosa sebelum paras tampan nya di tampar kuat karena ulah hal bejad yang ia lakukan. Dan Mark masih tanya kenapa Renjun memukul nya?
"Karena kau bodoh". Itu yang kalimat Renjun ucapkan.

Renjun menarik Rambut Mark saat Mark masih tertunduk menutupi wajahnya, menimbulkan ringisan kecil. "Sakit bodoh" itu yang Mark ucapan.
Renjun menggeleng tak percaya. "Aku tau kau gila Mark, tapi tak menyangka akan segila ini." Jawab Renjun habis melepaskan tarikannya pada rambut Mark, Tenanglah, tarikannya tak sekencang yang kalian kira kok.
"Seseorang macam apa yang membuat mu seperti Mark?" 7 tahun pertemanan mereka, Renjun baru kali ini lihat Mark sekacau ini, jadi tidak salah ia heran.
"Dia ya? Aku tak bisa jelaskan, yang pasti ku yakin kau pun akan jatuh hati padanya."
Omong kosong pikir Renjun, sudah cukup lelah dengan ujaran Mark.
"Sudah lah jangan banyak tanya, Sekarang temani aku minum" Mark bangkit dari posisi terpuruk nya itu, ambil ancang-ancang untuk keluar pada rumah Renjun.
Renjun membelalakkan matanya tak percaya.
"YAKK BAHKAN INI BELUM PAS TENGAH HARI, DAN KAU SUDAH MENGAJAK KU MINUM, KAU MEMBUANG-BUANG WAKTU LIBUR KU BANGSAT?"
Cukup sudah. Renjun habis kesabaran.

...

Dengan ogah-ogahan Renjun membawa Mark masuk.
'Lelaki keras kepala ini benar benar membuat ku report' dumal Renjun dalam hati, syukur lah Mark masih sedikit sadar, agar mudah rangkulannya menuntut membawa Mark pulang kembali. Sudah Renjun bilang jangan terlalu banyak minum, tapi Mark tak menghiraukannya alhasil pingsan total di bar, tapi saat di perjalanan Mark sadar kembali meskipun Renjun harus menguatkan dirinya karena mendengar ocehan Mark yang tak jelas, tapi untungnya karena sudah sadar, lebih mudah membawa Mark pulang kerumahnya.

Berjalan sempoyongan ingin dibawa Mark kesana kemarin, "ckk jangan kemana-mana bodoh" menarik Mark kembali mendekat, satu pukulan mendarat lagi di kepala.
Baru pintu masuk saja sudah seperti ini.

"Renjun?"
Suara ayahnya Mark terdengar, menuruni tangga.
"Hai paman, eumm anu, ya ini" sapa Renjun gugup, bingung mau memulai penjelasan dari mana.
"Ah anak itu menghabiskan waktu libur nya dengan minum? Tak bermanfaat sekali." Jawab Tuan Lee menghakimi.
Dengan kode mata, anak buah yang senantiasa berjaga di dalam mansion mewah itu mengangguk paham, dengan cepat mengambil alih Mark dari Renjun, berniat membawanya ke kamarnya.
"Jangan lupa lepaskan dulu sepatu dan celananya baru baringkan" pesan Tuan Lee, dua anak buah mengangguk, dan segera berlalu pergi sehabis membungkuk.
"Hisss anak itu" Tuan Lee menggelengkanp kepala.

Tuan Lee mendekat pada Renjun, "Terimakasih banyak ya Renjun, untung ada dirimu, jika tidak paman tidak akan tau kondisi nya saat ini bagaimana setelah kata papanya Mark pergi begitu saja tanpa berpamitan."
Renjun hanya tersenyum simpul, tak ingin menambah kata, sesegara mungkin mengangguk, ingin cepat cepat pulang, badan nya sudah lengket ingin cepat mandi setelah hampir seharian penuh menemani Mark di bar.
"Baiklah, maaf paman Renjun tidak bisa lebih lama Disni, Renjun pamit undur diri." berpamitan dengan sopan, membungkuk beri hormat sebelum dicegah.
"Ah benarkah Renjun? Sekarang sudah malam, apa tidak menginap saja? Biar istirahat disini"
Belum sempat bahkan Renjun mengucapkan sepatah kata pun, Tuan Lee sudah memanggil seseorang yang bisa Renjun tebak adalah suami barunya.
"Sayang, Sayang, Tolong turunlah, Sayang" Ujaran paman Lee berteriak, memanggil seseorang dari lantai bawah tempat ia berada, tanpa tunggu lama, wujud orang yang berlari terlihat, menuruni tangga dengan cepat.
"Hati hati sayang" Cegah Tuan Lee takut-takut hal buruk terjadi.
Senyum Tuan Lee tercetak jelas kala sosok itu mendekat, Renjun terlalu memperhatikan ayah temannya itu, sampai tak menyadari sosok lain yang perlahan mendekat, Renjun kembali melihat senyum cerah Tuan Lee.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MengHaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang