16. star

105 7 0
                                    

HAPPY READING!!!

-

-

-

-

-

siang ini semua mahasiswa/i telah berkumpul diaula kampus, atas perintah dari sang kepala sekolah.

"untuk semua yang ada dikampus yang belum keaula harap segera keaula" suara mic itu kembali terdengar membuat liza dan beberapa sahabatnya berlari dari perpustakaan menuju aula.

ia berlari dengan menenteng beberapa buku ditangannya, namun sialnya dia tertabrak seorang pria dan beberapa orang orang lain yang bahkan dia tidak ingin temui lagi selamanya, rio.

ia terjatuh dan segera membereskan buku tersebut, hanya tinggal 1 buku yang ingin ia ambil namun dengan gerakan cepat pria itu menginjak buku seliya sembari berjongkok dihadapannya, tangannya menjulur kedepan mencengkram rahang liza membuatnya yang awalnya menunduk menjadi mendoangak kehadapannya dan berkata.

"hai sayang, kenapa akhir-akhir ini aku gapernah lihat kamu dirumah?"

"bu-bukan ursan lo!" lirihnya

wajah rio semakin dekat dengan smriknya yang khas. cukup lama dia menatap liza dengan tatapan tak sopan seperti ini.

"aku kangen tau sama kamu"

"lepasin gue" ucapnya

plak...

liza menampar pipi kanan rio sampai ri menoleh kearah kiri dan meninggalkakn bekas merah disana.

"berani lo sama ge?"

"balas" sambungnya

satu anak buah dari rio maju atas perintah dari bossnya

bugh..

satu tendangan mendarat di tuang punggung liza.

"akhh.." ringisnya, dia mengepalkan tangannya untuk menahan rasa sakit itu namun saat ini ingin mengangat suara kembali.

sebuah sepatu mendarat tepat diatas wajahnya membuat hidung mancungnya tergores dan mengeluarkan darah.

"sayang, ini yang aku merindukan ini darimu"

liza hanya bisa diam tak berkata sepatah kata pun.

"malam ini ikut aku makan malam ya sayang"

"gaada penolakan ya, kalo kamu nolak tangan aku gaakan segan segan buat nampar kamu" ancamnya

"tampaar" jawab liza yang sudah pasrah karena punggungnya sangat sakit saat ini

"owhh, oke kamu emang suka banget ya dikasarin"

"dulu aku kembali ingin meinta permaafan dan mengibarkan bendera perdamaian, tapi kamu malah buat aku marah"

"terima ini'

plak..

Kali ini mulut bagian kanan liza terkena cincin duri yang digunkan rio, mulutnya sobek. Dan darah it uterus saja keluar tanpa izin.

Setelah kejadian itu rio berdiri dan berjalan tanpa adanya penyesalan dalam dirinya, jam sudah menunjukkan pukul 2 siang.

liza memutuskan untuk berjalan ke minimarket dibawh awan yang sangat gelap, nampaknya akan turun hujan.

Dan benar saja, hanya tinggal 100 langkah jarak antara liza dan minimarket itu tiba-tiba air hujan membasahi tunuhnya.

"akhh, sial" umpatnya

Dia berlari semampunya dengan tangan yang sedari tadi mengelus punggungnya agar tidak terasa sakit, hamper saja dia sampai namun.

Bruk..

Indigo | dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang