"Umji-ya, aku duluan."
"Ne hyunjoo-ya. Aku akan menyusul sebentar lagi."Umji keluar dari kelas setelah menyelesaikan tugas-nya. Dia berjalan sendirian di lorong, merasa aneh karena orang-orang sekitarnya terus memperhatikan. Umji tidak peduli, dia hanya ingin segera ke kantin dan makan. Tapi orang-orang yang memperhatikannya tadi tiba-tiba memojokannya dan menyerangnya.
"Apa yang kalian lakukan? Pergi!!."usir Umji
Mereka semua tertawa dan mengolok-ngolok Umji. Umji sudah melawan, tapi mereka keroyokan bagaimana dia bisa mengalahkan mereka semua?.
Tapi selang tak berapa lama, seseorang datang dan melindunginya.
"Kalian kira ini drama?. Memang apa salah siswa ini pada kalian?."
"Yuju-ya. Kalau kau tidak suka bersenang-senang, sebaiknya kau diam saja."
"Kau, anak dari ahjussi Han, aku akan katakan pada ayahku untuk memecatnya."
"Yak, kenapa kau seperti ini?, tidak seru."
"Kau yang memulainya.""Aku ingat pernah bertemu dengan orang tua kalian beberapa kali di acara perusahaan ayahku. Aku bisa memastikan mereka tidak akan bisa datang lagi."
Mereka semua satu persatu mundur, tidak bisa melawan Yuju.
"Biasanya kau melawan, kenapa kali ini diam seperti orang bodoh."
"Mereka keroyokan, mana bisa aku melawan?."
"Kita pulang."Yuju menarik Umji untuk pergi dari sana. Tapi ekor matanya menangkap Yongie yang menertawai mereka. Dia tak bisa melihat itu, dia tak suka diremehkan. Perkelahianpun terjadi antara mereka.
******
"Eunha-ya... gawat."seru Mina
"Waeyo?."
"Yuju berkelahi dengan Yongie sunbae.""Kenapa bisa?."Eunha bingung
"Katanya dia membela anak baru itu. Hwang Umji."
Eunha yang tadinya bingung, langsung merasa biasa-biasa saja. Yuju ternyata masih menyukai Umji. Cinta pertama memang sulit dilupakan, bukan?.
"Aku ijin mendampingi Yuju. Ayah kami sedang di luar negeri. Bisa-bisanya dia berkelahi disaat appa tidak ada."
Eunha sampai di ruang rapat guru. Wajah adiknya terlihat datar dan tidak peduli dengan wanita yang sedang memaki-nya saat ini.
"Maaf, saya rasa anda sudah keterlaluan memarahi adik saya. Dan lagi, sepertinya anak anda lah yang membuat masalah lebih dulu."
"Siapa kau berani menyela padaku?. Anak kurang ajar. Apa murid-murid disini tidak tahu sopan santun?."
"Saya sudah jelas mengatakan adik saya. Dan bahasa yang saya gunakan sudah sangat sopan. Anda membela anak anda, apa saya tidak boleh membela adik saya?."
"Anak-anak berandal. Pasti orangtua kalian juga berandalan."
"Jaga mulut anda, apa kau tahu siapa orang tua saya?."
"Eunha sudah, kalau kau ingin disini, duduklah yang tenang."
"Aku akan duduk tenang, kalau wanita tua ini juga tenang."
"Kim Eunha... tolong jangan membuat masalah bertambah."
"Sonsaengnim, aku hanya membela adikku. Apa itu salah? Sementara dia membela anaknya habis-habisan tidak ada yang menegurnya sejak tadi. Padahal kata-katanya sudah sangat kasar dan membawa-bawa orangtua kami? Memangnya dia siapa sampai bisa merendahkan orangtuaku?.""Noona sudah..."lerai Yuju
Eunha menghela nafasnya pelan, mencoba sabar. Dia kemudian duduk disebelah Yuju. Tapi dia kembali beradu argumen dengan ibu-ibu di depannya ini.