"Jadi kalian belum tentu menikah?."
"Siapa yang bilang aku akan menikah?."
"Ayahmu bilang kalian akan menikah."
"Kalian? Apa maksudmu, mom?."
"Kamu dan Umji. Umji pasti sedikit mirip dengan Sinbi. Mommy menyukai Sinbi, berarti juga akan menyukai Umji. Kalian harus menikah segera."
"Mom, berhenti bicara omong kosong."Yuju sudah jengah karena ibunya langsung menanyakan soal pernikahan. Padahal mereka baru berada di mobil dan akan meninggalkan bandara.
"Jadi sekarang kamu memanggilku mom?."
"Menyebutkan yuna eomma atau sinb eomma terlalu panjang. Kamu baru sampai, tidakkah kamu lelah?. Jangan ributkan hal yang tidak jelas."Yubin duduk di depan dan terlihat heran. Apa hubungan mereka seperti ini?. Sepertinya Yuju bermasalah dengan semua anggota perempuan di rumahnya. Pikirnya lucu sekali.
"Mommy memang lelah. Sebelum pergi, Sujeong juga memarahi mommy."
"Salahmu kemari. Kenapa juga percaya pada appa?. Sudah tahu dia pembohong."
"Bukan pembohong, dia mengharapkan kalian segera menikah."
"Kami tidak ada hubungan apapun."
"Mommy lelah..."
"Sudah kubilang istirahat."Mereka sampai rumah kediaman Choi milik Yuna, yang sekarang ditempati oleh Yuju.
"Pelan-pelan, jangan sampai ibuku bangun."perintah Yuju sebelum Yubin dan supirnya keluar lebih dulu
Yuju pelan-pelan bergeser, dia dengan lembut memindahkan kepala ibunya ke sandaran kursi
"Kenapa tidak membangunkan mommy?."tanya Yuna, dia terbangun saat Yuju mengangkat tubuhnya
Yuju diam tidak menjawab pertanyaan ibunya. Meskipun menunjukan kasih sayang, Yuju masih enggan kalau harus banyak bicara bersama ibunya. Dia masih punya sedikit gengsi.
"Yubin-ah..."panggil Yuju
Yubin tanpa banyak bertanya langsung mendekat, dia mendorong kursi roda.
Yuju mendudukan ibunya di kursi roda.
"Kita belum berkenalan?. Siapa namamu?."tanya Yuna
"Nama saya Bae Yubin... saya sekretaris dari sajangnim, salam kenal nyonya Choi."
Yuna tersenyum menyambut perkenalan Yubin.
"Kalau ada apa-apa. Dan aku tidak bisa dihubungi, mommy bisa menghubungi Yubin. Dia ada di speed dial nomer tujuh."
"Lalu Nomer satu siapa?."
"Tidak ada""Nomer dua?."
"Aku""Tiga?."
"Eunha Noona."Yuju menghela nafasnya, mulai merasa lelah.
"Empat?."
"Appa.""Lima?."
"Sinbi eomma.""Enam?."
"Umji. Jangan menghubunginya untuk main-main. Dia sibuk, dan dia sedang belajar lagi. Jadi jangan menganggunya."Yuna cemberut mendengar omelan Yuju, tapi saat dia akan bertanya lagi. Yuju memotongnya.
"Delapan Sujeong auntie, Sembilan Yerin imo."
Yuna suka sekali menggoda Yuju. Walaupun putranya terlihat tidak mau, tapi dia selalu menjawab pertanyaannya.
"Yerin di korea?."
"Tidak, dia sudah hidup nyaman di Jepang. Tapi dia akan berkunjung minggu depan."
Satu jam kemudian, Eunha datang. Lalu Yuju dan Yubin langsung pergi karena mereka masih ada pekerjaan.
"Eomma menggoda Yuju lagi?. Dia terlihat masam."
"Menyenangkan menganggunya. Bagaimana kabarmu, sayang?."
"Baik, kalau tidak, cucumu tidak akan tumbuh sebaik ini."