Umji menatap datar pada Sinbi dan Sowon yang datang bersamaan ke apartemen. Dia tadinya akan langsung pergi ke kamar, tapi Sinbi menahannya.
"Eonni, dan Sowon oppa ingin berbicara denganmu."
"Oppa?."ucap Umji tak percaya mendengar panggilan baru dari Sinbi
"Umji-ya... jebal."mohon Sowon
Umji berdecak kesal, seolah lupa dengan sopan santun yang selalu diajarkan keluarganya. "Ya sudah, ingin bicara apa?. Katakan saja langsung. Jangan bertele-tele."ketusnya
"Kami membeli apel, mau eonni kupaskan?."tawar Sinbi agar mengubah sedikit suasana
"Shireo!. Katakan saja apa yang kalian inginkan."tolak Umji"Kami akan menikah. Dan meminta ijin darimu."ujar Sowon mengawali pembicaraan
Umji dibuat tak percaya lagi oleh mereka, "Meminta ijin? Apa aku bisa menolak?."tanyanya sarkas
"Umji-ya...-"panggil Sinbi mencoba menenangkan, mata mereka bertatapan dan Umji seketika luluh
"Eonni, mencintai ahjussi?. Ini bukan karena eonni harus balas budi 'kan?. Kalau sampai seperti itu, ini semua salahku karena aku yang mengulurkan tangan pertama kali padanya."Umji mendadak khawatir
"Ahjussi... meskipun butuh waktu yang lama. Aku akan membayar semua hutang kami. Tolong lepaskan kakakku."pinta Umji tiba-tiba
"Aku mana mungkin setega itu pada kalian."ujar Sowon, "Aku mencintai kakakmu dengan tulus. Awalnya aku menepis perasaan ini dan berusaha menjauh. Tapi lama-kelamaan aku tidak bisa menepis semuanya. Aku tidak pernah menduga akan jatuh cinta untuk kedua kalinya. Tapi kakakmu membuatku merasakannya lagi."tambahnya sambil menatap Sinbi dan tersenyum padanya
Sinbi balas tersenyum dan seketika merasa malu. Kenapa Sowon bisa semanis ini?, padahal biasanya dia paman yang menyebalkan.
Umji melihat keduanya, mereka mana mungkin berakting. Dia pernah melihat hal ini sebelumya. Kedua orangtuanya pernah terlihat seperti ini. Walaupun saat itu dia masih sangat kecil, tapi dia tahu kalau tatapan itu tatapan orang yang saling mencintai.
Umji berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya.
"Umji-ya..."
"Eonni pasti sudah tahu apa konsekuensinya menikah. Eonni bebas menikah dengan siapa saja, aku akan mendukung eonni."
"Jadi kamu mengijinkan kami menikah?."
"Nde..."Umji masuk kamar dan mengunci pintunya. Dia duduk di meja belajar dan melihat pigura kecil berisi foto keluarganya.
"Appa-eomma, eonni akan menikah. Kalian bahagia 'kan melihatnya?. Aku juga bahagia, tapi kenapa aku juga takut?."bisiknya dan menangis pelan
Dia tidak mengerti kenapa perasaannya campur aduk seperti ini?. Tapi tidak ada yang bisa dia lakukan lagi, selain mendukung keputusan kakaknya.
S
K
I
I
P"Sinbi eonni.. sedang apa disini?."tanya Eunha, walaupun di awal pertemuan mereka dia tidak suka pada Sinb, tapi sekarang dia sudah terbiasa melihat wanita itu berada disekitar keluarganya
"Emmzz.. aku.. aku.. menunggu kalian."jawab Sinbi gugup
Yuju dan Eunha duduk bersebelahan, sementara Sowon lebih memilih duduk disebelah Sinbi.
"Kenapa dengan wajahmu noona, tegang sekali?."tanya Yuju "Dan dimana orang penting yang akan bertemu dengan kami itu? Katanya kita sudah terlambat, kenapa hanya ada Noona yang menunggu kami?."tambahnya sedikit kesal
Sinbi tersenyum tipis mendengar pertanyaan Yuju.
"Kalian mau makan apa?."tanya Sowon mengalihkan pembicaraan
"Aku akan memilih sendiri, Appa."jawab Eunha sambil mengambil daftar menu dan melihatnya bersama Yuju, mereka berdebat kecil tentang makanan