T I G A

2.7K 251 73
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Helio berada dirumah sakit. Sekarang ketiga bab- maksudnya abang Helio sedang membereskan barang-barang Helio untuk dibawa pulang.

"Udah semua?" tanya Helio kepada ketiga babunya (dahlah, babu aj🗿)
"Udah kok, mau pulang sekarang?" tanya Xander. "Serah" jawab Helio, "Ya sudah, pulang sekarang saja" usul Kenzo.

Mereka pun keluar dari rumah sakit dan menaiki mobil milik Xander. "Bang, jadikan keinginannya?" tanya Helio kepada Alexio. "Keinginan apa?" tanya Xander sembari menyetir. "Bang Alexio bilang katanya mau beliin aku makanan apapun yang aku mau!" ucap Helio. "Iya, jadi. Emang kamu mau apa?" tanya Alexio. "Aku mau batagor bang!" jawab Helio dengan semangad. Batagor itu memang makanan kesukaan Helio ketika menjadi Azka. Pokoknya batagor the best deh!

"Batagor? Enggak ah. Gak sehat, kotor pula" ucap Alexio. "Gak sehat? Sreyusli? Jinjja? Honto? Ngarang ya? Batagor itu sehat banget tau! Batagor itu menjaga kesehatan jantung, ngestabilin kolestrol, terus juga ngontrol berat badan! Dari mananya gak sehat itu!" ujar Helio menjelaskan dengan detail. Darimana dia tau? Ya dari gugel dong! Waktu itu juga pernah terjadi, ayahnya Helio(Azka) gak mau beliin batagor dengan alasan yang sama yaitu gak sehat. Azka pun search di gugel dan itu benar. Diapun memperlihatkan itu kepada ayahnya dan ayahnya pun bolehin. Apasih yang gak boleh buat anak kesayangan.

"Kamu tau dari mana emangnya?" tanya Kenzo. "Ya dari gugel lah! Dari mana lagi emangnya!" ujar Helio. "Kalau tidak ya tidak Helio" ujar Alexio. "Ah! kok gitu sih! Abang pembohong!" dan...

"Hiks hiks" Helio pun menangis. Babu-babunya yang melihat majikannya menangis pun segera menenangkan majikannya. "Loh? Kok nangis? Udah, iya iya abang beliin" ucap Alexio. "Iya, bang Alexio beliin kok! Iyakan bang?" kode Kenzo. "Iya abang beliin" ujar Alexio mengiyakan. "Udah, Lio jangan nangis" ujar Xander menenangkan.

"Beneran?" ucap Helio ingin meyakinkan. "Iya, beneran" ujar Alexio. 'Berhasil!' batin Helio. Yap, Helio tidak benar-benar menangis. Buat apa laki-laki macho sepertinya menangis cuman karena gak dibeliin batagor, malu-maluin aja.

"Yaudah! Ayo kita beli batagor!" ujar Helio semangat. Setelah mencari-cari tukang batagor, akhirnya ada juga. Dan Helio pun membeli lima batagor sekaligus.

"Gimana? Enak?" tanya Alexio. "Enak banget bang!" ucap Helio. "Tadi nangis, sekarang malah semangat banget" goda Kenzo. "Abang mah sirik aja! Iyakan!" ujar Helio. Dan semua pun tertawa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Helio dan ketiga babunya pun sampai disebuah mansion. 'Jadi ini mansion keluarga Bagaskara? Kecil, lebih besar rumah gw(mansion keluarga Alexander)' batin Helio.

 'Jadi ini mansion keluarga Bagaskara? Kecil, lebih besar rumah gw(mansion keluarga Alexander)' batin Helio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan inilah mansion keluarga Bagaskara yang Helio bilang kecil itu

Helio dan ketiga babu nya pun masuk kedalam mansion kecil itu. Saat baru masuk, Helio dan ketiga babu nya sudah disuguhkan keluarga bahagia(di jerman☺) sedang bersenda gurau.

'Baru juga masuk njir... Udah disuguhkan aja ni mata sama keluarga bahagia(di jerman) ini' batin Helio. Sementara ketiga babu Helio sedang menatap datar keluarga bahagia(di jerman) itu.

"Eh! Bang Xander, bang Alexio, bang Kenzo sama adek Helio udah pulang!" ujar seorang lelaki yang sebenarnya tamvan tapi jadi banci aja. "Bang mereka sapa?" tanya Helio.

"Bukan siapa-sia-" belum juga selesai Alexio menyelesaikan perkataannya, "Keluarga kamu" Xander langsung nyaut saja. Alexio pun mengubah raut wajahnya menjadi zebel.

'Kok abang kasih tau sih?!' tanya Alexio dengan mengisyaratkan wajahnya. "Tidak ada yang perlu disembunyikan" jawab datar Xander.

"Bang! Ngapain sih lo bawa anak pembawa sial itu kemari! Ganggu aja!" ujar seorang pemuda yaitu adalah abang keempat Helio, siapa lagi kalau bukan Gila ng

"Iya bang. Ngapain abang bawa anak pembawa sial itu! Dia itu pembawa sial!" ujar abang ketiga Helio yaitu syapa lagi kalau bukan Gapin. Helio yang tubuhnya diisi oleh seorang mahluk yang emang bar-bar dan bermulut pedas itu gak mau tinggal diam.

"APASIH LO BERDUA?! GOBL*OK AJA SOK-SOK AN! YANG PEMBAWA SIAL ITU KLEAN! MENDING KLEAN PARA ORANG-ORANG GOBL*OK DAN BEG*O DIEM AJA! DARIPADA GW KIL KLEAN BERDUA!" ujar Helio yang sudah kepalang kezel ama kedua mahluk yang beg*o dan gobl*ok itu. Semua orang yang berada disana sangad terkejoed dengan perkataan Helio barusan.

Berbeda dengan Devano dan ayahnya yang tertarik dengan sipat baru adek dan anaknya yang imoed ini. "BERANI LO SAMA GW?!" ngengas Gila ng karena kezel dibilang beg*o ama gobl*ok. Padahal mah bener.

"HA! BUAT APA GW TAKUT SAMA ORANG YANG PUNYA KONT*OL KECIL KAYAK LO!" Gila ng yang sudah naik pitam pun ingin meninju Helio dan...

"Udah bang... hiks..hiks... Kasian..dek Lio.. hiks" ucap Alvin. 'Si banci satu ini malah ikut-ikutan' batin Helio. "E-eh.. Adek abang jangan nangis.. udah ya cup cup" ujar Gapin. "Haahhh... Mulai deh drama nya" gumam Helio.

Gila ng dan Gapin pun menenangkan Alvin. Sementara ada dua mahluk yang dari tadi hanya memerhatikan drama itu. Dan dua orang itupun tersenyum. "Sudahlah Lio. Ayo kita kekamarmu saja" ucap Kenzo menyarankan, dia sudah muak dengan drama murahan yang dibuat oleh kakak-kakaknya dan adick tirinya itu.

"Yok! Males gw liat drama murahan ini!" ucap Lio yang sudah ditatap tajam oleh ke'LIMA' orang. Siapa dua lagi? Yap! Itu adalah Devano dan ayahnya. Sebenarnya ayahnya tidak benci ataupun menyalahkan Helio atas kematian istrinya, tapi dia tidak suka dengan sipat penakut dan lemah Helio. Tapi sekarang entah bagaimana Helio menjadi anak yang pemberani dan tidak penakut.

Sama halnya dengan Devano, ia juga tidak pernah menyalahkan ataupun membenci Helio karena kematian ibunya. Mereka berdua sudah ikhlas dengan kepergian ibu/istrinya. Karena mereka berpikir berarti Tuhan memang sudah sangat sayang kepada ibu/Istrinya sehingga diajak ketempat yang lebih indah dan bagus.

Sejujurly alasan Devano juga sama dengan alasan ayahnya. Dia tidak menyukai mempunyai adick yang penakut dan lemah. Makanya dia bersifat dingin dengan Helio. Ayahnya pun sama. Memang bapak dan anak yang aneh.

Sementara Helio yang menyadari dia sudah ditatap tajam pun berucap, "E-eh... Kekamar Helio yok! He-Helio udah capek! Hahaha.." sembari tertawa canggung. Dan Helio pun menarik ketiga tangan abangnya.















"Menarik.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Maap yak kalo aneh🗿
Mungkin Veve bakalan upnya gak teratur karena emang mau ujian╥﹏╥

Mana oplen lagi(╥_╥)
Ya.. Yu now lah..😏

Duh prustasi aingggಥ_ಥ
Tapi, Veve bakalan berusaha supaya cerita ini bakalan tetep dilanjut^^

Doain supaya nilai Veve bagus-bagus terus Veve punya mood supaya bisa up banyak-banyak^^

Aliasss....
Doubel atau triple uppp^^

Segitu aja! Semoga sukak yak!><

Bye-bye

Pencet bintang ini dongg(・∀・)
⬇️⬇️

𝐇𝐄𝐋𝐈𝐎: 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang