🔞✨FEIYU x YUNXI✨
FF Honey & Lemon; menceritakan tentang Chu Fei yang jiwanya bertransmigrasi ke dalam raga Luo Yunxi; seorang instruktur Classical Dance dan Ballet dari College of Chinese Opera yang masih merupakan bagian dari Shanghai Theater Aca...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Smol; aku sudah membayar full untuk sewa kamar selama setahun di sini! Jadi kamu tidak berhak mengusirku!" tegas Arthur dengan melayangkan pandangannya pada interior sekitarnya.
"....."
"Hmm... Smol; tidakkah kamu berpikir bahwa beberapa furniture di sini sudah terlalu kuno?" komplain laki-laki berambut cepak itu sambil mengitari ruangan yang hanya dibatasi dengan sekat bamboo antara ruang tamu dengan ruang makan yang sekaligus dapur, "Aku suka sesuatu yang berhubungan dengan gaya Scandinavian; terlihat simple, minimalist dan fungsional serta efektif dengan dominasi warna sober. Kemudian ditambah sedikit sentuhan warna yang kontras untuk sofa dan tempat duduk lainnya; itu akan menciptakan atmosfer yang lebih hangat."
"Kalau kamu tidak suka; kamu bebas membatalkan kontraknya sekarang!" balas Yunxi segera duduk kembali ke kursi makannya.
"Apa aku mengatakan kalau aku tidak suka? Aku hanya memberikan kritikku pada seleramu dalam hal memilih furniture. Terlalu old fashioned!"
Yunxi tidak membalas dan segera mengambil sumpitnya untuk menghabiskan sisa zongzinya. Sementara Arthur yang melihat lawan bicaranya itu mengabaikannya hanya untuk mengisi perutnya sendiri; serta merta ikut menarik kursi dan duduk tepat di depan Yunxi. Diapun tanpa berkata apa-apa langsung mengambil zongzi yang masih terbungkus rapi dan piring kecil serta sumpit di dekatnya.
"Hei! Itu punyaku!" seru Yunxi segera mengulurkan tangannya untuk merebut bungkusan zongzi itu dari Arthur.
"Apanya yang punyamu?! Kamu sudah makan satu; jadi ini untukku!" balas laki-laki berambut cepak itu langsung mengangkat zongzinya dengan salah satu tangannya; hingga Yunxi tidak mampu meraihnya, "Aku belum makan dari tadi siang!"
"Apa peduliku kamu sudah makan atau belum!"
"Tentu saja kamu harus peduli! Aku belum makan gara-gara menunggumu sadar dari pingsanmu! Kamu pingsan seperti orang mati saja! Sampai teman-temanmu tadi benar-benar mengancam akan membawaku ke kantor polisi; kalau sampai kamu tidak segera bangun!"
Seketika Yunxi bungkam; bukan karena dia sudah menyerah dengan zongzinya yang telah diambil oleh Arthur. Tetapi karena kata mati yang baru saja didengarnya dari mulut lawan bicaranya itu. Sepenggal kata tersebut membuatnya terhenyak pada kehidupan masa lalunya. Bagaimana rohnya sampai terlahir kembali pada zaman ini; bukankah itu karena dia sudah mati sebelumnya?
"Smol?"
"Danau Surgawi... Paviliun Lotus Merah..."
Bibir mungil Yunxi bergumam sangat lirih saat menyebut nama tempat yang sangat familiar dengannya. Tentu saja Danau Surgawi dan Paviliun Lotus Merah adalah dua tempat yang meninggalkan jejak-jejak kenangan yang sangat mendalam baginya. Tempat di mana dia menutup kedua matanya yang merembeskan darah merah yang segar, hingga terlihat cukup kontras dengan rona wajahnya yang sangat pucat pada hari itu. Sementara dalam kondisinya yang sudah sangat lemah; dia tetap berusaha mengumpulkan sisa-sisa energi kehidupannya untuk menyampaikan pesan terakhirnya kepada Ta Xian Jun*.