Ch 48 Loved Me Back To Life

44 8 17
                                        


"Cip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cip... cip.. cip..."

"....."

"Cip... cip..."

"....."

Tampak 2 ekor bái tóu wēn (burung bulbul) sedang hinggap di kusen jendela yang sudah dimakan oleh usia. Mereka sedang bersahutan seperti sepasang kekasih yang beradu mulut dan tidak mau saling mengalah satu sama lain. Keduanya berkicau dengan suara yang nyaring hingga membuat seorang laki-laki yang sedang terbaring di dipan terbangun dari tidurnya. Orang tersebut menguap cukup lebar bersamaan dengan kedua matanya yang mulai terbuka meski terasa berat. Obyek pertama yang dilihatnya adalah langit-langit rumah yang asing baginya karena tidak terbuat dari gypsum dengan warna creamy ivory yang elegan melainkan hanya susunan lembaran kayu.

Laki-laki dengan rambut yang diikat model ekor kuda itu segera mengangkat kedua telapak tangannya setelah dia mengejapkan matanya beberapa kali untuk meningkatkan kesadarannya. Kemudian diamatinya ruas-ruas jemarinya yang panjang dengan otot-otot yang terlihat menonjol di punggung telapak tangannya yang berwarna sedikit gelap.

"Mo... Mo Zongshi," gumam Ta Xian Jun lirih disertai dengan ekspresi yang datar di wajahnya, "Sekarang aku berada di dalam raga Mo Zongshi."

"_____"

"Mo Zongshi adalah aku yang terlahir kembali..."

"_____"

Ta Xian Jun mengerutkan keningnya dan berbicara dengan volume suara yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri, "Hari itu... setelah Chu Fei..."

Mantan kaisar tersebut menolak untuk mengucapkan sepatah kata mati, karena baginya jika kata tabu itu sampai terlontar dari mulutnya berarti dia mengakui kematian Shizun di masa lalu karena kebodohan dirinya. Ta Xian Jun berusaha menahan air matanya dan menelan ludahnya dengan perasaan yang terasa berat dan beban itu selalu melekat dalam dirinya meskipun dia sudah terlahir kembali sebagai Arthur Chen di era modern.

Ta Xian Jun masih dapat mengingat dengan jelas saat melihat Chu Fei beristirahat dalam keabadian di kolam Paviliun Lotus Merah. Laki-laki dengan alis phoenix itu tampak pucat seperti kertas xuan dengan bibirnya yang terkatup rapat dan kedua matanya yang terpejam seolah-olah dia tidak peduli lagi dengan masalah duniawi di sekitarnya.

Ta Xian Jun tidak pernah mengira bahwa momen-momennya bersama Chu Fei seketika sirna dalam sekejap mata setelah peristiwa di Danau Surgawi. Penyesalan selalu datang terlambat dan itu juga berlaku untuknya; orang yang sangat arogan dan merasa dapat mengendalikan semuanya di bawah kekuatan yang dipenuhi dengan dendam berapi-api dalam dirinya. Sebenarnya rasa takut terbesar dari alam bawah sadar laki-laki tersebut adalah kehilangan sosok Shizun yang tidak pernah lelah memperhatikannya secara diam-diam.

Shizun yang sudah diperlakukan dengan sangat tidak adil dan tidak manusiawi olehnya terlihat sedang berbaring dengan tenang di kolam Paviliun Lotus Merah. Ta Xian Jun pun kehilangan akal sehatnya dengan selalu menghabiskan waktunya di samping gurunya tersebut setiap hari. Kadang kaisar itu mengeluarkan sumpah serapah dan mengucapkan sebarisan kata-kata yang hanya dapat dipahami oleh dirinya sendiri. Tetapi tidak jarang pula laki-laki tersebut menitikkan air matanya dalam keheningan dengan emosi yang berkecamuk dalam batinnya.

14 Sept Ch. 49 (HONEY & LEMON)✨🔞FeiYun✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang