🔞✨FEIYU x YUNXI✨
FF Honey & Lemon; menceritakan tentang Chu Fei yang jiwanya bertransmigrasi ke dalam raga Luo Yunxi; seorang instruktur Classical Dance dan Ballet dari College of Chinese Opera yang masih merupakan bagian dari Shanghai Theater Aca...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Shizun; apa mau menambah guì huā gāo (osmanthus cake) lagi?" tanya Xue Meng sembari menuangkan báichá (white tea) dari cerek ke cangkir mantan gurunya tersebut.
"Tidak; tidak perlu. Aku sudah sangat kenyang dengan makan malam tadi," sahut laki-laki yang tampak elegan dengan balutan hànfú warna pure white itu, "Bái cài tang (cabbage soup) dan gōng bǎo jī ding (kung pao chicken) yang kalian hidangkan tadi sangat enak sampai aku mengambil porsi sedikit berlebihan..."
"Apa Shizun menyukai kung pao chickennya?" sela Méi Hánxuě dengan kedua matanya yang berbinar menatap ke arah lawan bicaranya, "Aku yang memasaknya khusus untuk makan malam hari ini dengan Shizun..."
Tetapi belum sampai Méi Hánxuě menyelesaikan kalimatnya; saudara kembarnya langsung menyela, "Kamu tidak perlu mengatakan bahwa kamu yang memasaknya karena itu tidak penting dan Shizun juga tidak menanyakannya!"
"Apa salahnya memberitahu Shizun tentang kemampuanku memasak dan..."
Méi Hánxuě tidak lagi melanjutkan kalimatnya setelah kakaknya; Mei Han Xue memberinya tatapan yang mengisyaratkan untuk segera menutup mulutnya. Kedua anak kembar itu benar-benar bertolak belakang dalam hal sikap dan tindak lanjut. Si adik sangat menyukai obrolan ringan penuh basa-basi apalagi jika itu berkenaan dengan dirinya, seperti ketampanan atau kepiawaiannya memainkan pedang shuōféng miliknya. Sedangkan si kakak lebih mengarah pada pembicaraan yang serius atau jika tidak ada topik penting maka diam lebih baik daripada mengumbar mulut ke sana kemari.
Shizun tentu saja dapat menangkap atmosfer di antara mereka dan diapun berdeham pelan sembari mengambil cangkir di depannya. Laki-laki itu meminumnya dengan tenang tanpa menimbulkan bunyi sedikitpun. Sementara Xue Meng sendiri tidak terlalu peduli dengan perdebatan kecil dari si kembar. Pertama; karena dia sudah kenyang dengan perang mulut kakak beradik itu yang hampir didengarnya setiap hari dan kedua; karena dia fokus memperhatikan gerak-gerik mantan gurunya yang penuh karisma tersebut. Kekaguman Xue Meng terhadap Shizun tidak pernah surut sejak dulu; hanya saja sedikit ada perbedaan di mana sebelumnya dia pernah merasa takut dengan Shizun saat masih menjadi muridnya namun sekarang ketakutan itu sirna dan hanya menyisakan rasa hormat kepada Chu Wanning.
Dalam benak pimpinan Shisheng Peak itu sebenarnya masih menyisakan pertanyaan yang hingga saat ini dia masih belum menemukan jawaban yang tepat. Diapun pernah berkonsultasi dengan Han Xue bersaudara perihal ganjalan di hatinya tetapi Xue Meng masih merasa tidak puas dengan pendapat yang diberikan oleh mereka.
"Mengapa Shizun bersedia tinggal bersama Morandi sebuah rumah sederhana yang jauh dari keramaian masyarakat? Bukankah hal itu sama saja dengan menyimpan batu yù(giok) di dalam kotak kayu yang sudah lapuk sampai akhirnya nanti akan dilupakan oleh orang dengan seiring berjalannya waktu?"