𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 8

1.6K 169 60
                                    

________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________

Pukul 4 pagi dini hari, hujan menerpa kota Jakarta. Suara gemuruh nya begitu lantang terdengar dari langit sampai membuat sosok laki - laki manis yang awalnya tengah tertidur lelap terkejut akibat lantang nya petir menghantam bumi.

Dia menggeliat dalam dekapan pria tampan yang masih tertidur lelap seakan tidurnya tidak terganggu oleh suara petir. Berusaha melepas dekapan pria tersebut karena trauma nya mulai naik ke permukaan, rasa pening dan sakit yang langsung menyerbu kepalanya membuatnya semakin ingin melepas dekapan pria itu untuk mengambil obat dikamarnya.

Namun, bukan nya melonggar akan tetapi dekapan itu semakin erat, membawa tubuh mungil itu semakin tenggelam dalam dekapan hangat pria tampan yang saat ini sudah terbangun dan menatap manik berkaca-kaca itu sayu.

"It's okay cutie, calm down, i'm here." Suara berat nya begitu lembut mengalun terdengar ditelinga si manis beriringan dengan suara petir di luar sana.

"Obat... i need.. " Suaranya lirih.

"Sstts calm baby, calm." Si dominan membawa tubuh mungil si manis menjadi berada di atas tubuhnya, dia membiarkan wajah manis itu tenggelam di ceruk lehernya.

Dia menarik kembali selimut yang sempat bergeser karena pergerakan dari si manis sampai sebatas leher laki - laki mungil yang berada di atas tubuhnya. Tangan besarnya memeluk tubuh mungil tersebut dan satu tangan lain nya mengusap kepala si manis dengan lembut sambil menggumamkan kata - kata penenang.

"Cukup dengar suara saya, Sky. Just listen to my voice."

Sky mencoba menutup salah satu telinga nya dan membiarkan satu telinga nya yang menempel pada bahu kokoh lelaki itu mendengarkan suara berat yang begitu menenangkan.

Juan tau, cara ini belum tentu bisa berhasil mengalihkan pikiran Sky tetapi dia ingin mencoba selama Sky bersamanya, ia tidak akan membiarkan Sky menyentuh obatnya. Bukan karena ia tega melihat Sky kesakitan tapi ia hanya mencoba mencari cara lain untuk mengalihkan trauma Sky agar rasa sakitnya mereda bukan karena sebuah pil obat.

Pria itu mencoba menyanyikan sebuah lagu, meski suara nya tidak sebagus suara milik Sky namun masih cukup bagus untuk didengar.

Sampai ke menit terakhir lagunya, Juan bisa merasakan deru nafas teratur dari hidung mancung Sky yang menerpa lehernya, itu berarti Sky sudah kembali pulas. Juan mengulas senyumnya sebentar sebelum kembali menyusul Sky ke alam mimpi, ini masih terlalu pagi untuk memulai beraktivitas.

Sampai di jam 6 pagi, belum ada tanda-tanda di antara dua anak adam yang masih tertidur pulas itu akan bangun. Mungkin karena cuaca habis hujan, dingin-dingin sejuk begitu sangat enak untuk dipakai tidur.

Akan tetapi, walaupun begitu Juan tidak akan pernah lupa akan tanggung jawabnya di kantor. Dengan berat hati pria jangkung itu harus terbangun dari tidur lelapnya yang begitu nyaman karena sekarang ada guling hidup yang bisa ia peluk sepanjang malam.

MR. DADDY || Jumil / Jujae Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang