🐨🐹

13K 117 8
                                    

Waktu menunjukkan pukul dua dini hari saat Seokjin mengalami pecah ketuban. Suaminya, Namjoon, selalu setia berada disampingngya, menemani sang suami selama proses bersalin.

Midwife sudah datang sejak satu jam lalu saat pembukaan Seokjin berjalan enam. Seokjin yang melakukan self-examine (memeriksa pembukaan sendiri).

Karena Seokjin meminta unassisted birth maka midwife hanya akan membantu jika benar-benar Seokjin membutuhkannya. Kini, Seokjin sedang berjongkok bersandari pada kayu tepi kasur sambil mencengkram erat seprei di atasnya.

Terakhir pemeriksaan ia sudah mendapat pembukaan 9 dan perlahan Seokjin mulai mengedan untuk membawa bayinya turun ke jalur lahirnya.

"Nghhhhh!"

Melihat itu, Namjoon yang berada di samping langsung berpindah duduk di depan Seokjin lalu meng-apply sebuah kain hangat pada jalur lahirnya to soften the area dan meregangkannya.

"Good job, sayang. Ngeden lagi."

"Nghhhhh! Ugh!"

"Good."

Seokjin mengatur nafasnya kembali dan sambil menunggu kontraksi ia menangkup perut bulatnya itu dengan dua tangan.

"Mau pindah posisi, Mas Seokjin?" tanya midwife yang berada tidak jauh di samping mereka.

Seokjin menggeleng, menolak usulan midwife tersebut karna merasa masih nyaman dengan posisi seperti ini.

"Ngga dulu, Mbak."

Midwife itu tersenyum. "Ya sudah tidak apa-apa tapi nanti kalau mulai tidak enak ngedennya karna ini baby kan pantat dulu yang keluar. Saya sarankan all-fours, ya Mas?"

"I-iya - aw! Aduh! Aduuh!"

"Kontraksi, sayang? Pelan-pelan," ucap Namjoon lalu kembali memperhatikan jalur lahir Seokjin.

"Henghhhhhhhhhh! Hagh! Hnghhhhhhhhhhhhh!"

"Terus, sayang. Pantatnya udah mau keluar. Ngeden lagi."

"Hnghhhhhhhhhhhh!"

Midwife pun menghampiri dan berlutut di samping Namjoon ikut melihat proges yang terjadi di bawah sana.

"Tangannya, Mas Seokjin. Tangannya satu diarahin ke bawah - iya, coba perineumnya dipijat - hhm'm pinter sambil ngeden, Mas. Ngeden, ayo. Nghh, yang kuat."

"NGhhhhhhhhhh! Hughh! Hunghhhhhhhh! Aakh! Nghhhhhhhhh! Aakh! Sakit! Sakit! Aw! Nghhhh! Ugh!"

"Bagus. Lagi, Mas. Nghh, lagi ayo. Pinter."

"Hnghhhhhhhhhhhhh! Aw! Aw! Aw! Ugh! Nghhhh! Hagh!"

Midwife yang melihat Seokjin mulai kewalahan lalu memintanya untuk merubah posisi sesuai dengan yang ia sarankan sebelumnya.

"Pindah posisi ya, Mas? Nungging sambil peluk yoga ball, mau? - Minta tolong di ambilkan, Mas Namjoon."

"Oh, iya."

Namjoon bergegas mengambil yoga ball yang berada di ujung kamar tidur mereka dan meletakannya di depan Seokjin.

"Pelan-pelan saya bantu Mas Seokjin - hmm'm pinter. Mas Namjoon tolong diliat lagi jalur lahir suaminya ya."

"Ugh! Ugh! K-kontraksi!" pekik Seokjin yang kini sudah berada di kedua lututnya sambil memeluk bola yoga dan menempelkan pipi kanannya pada bola yoga tersebut

"Iya, ayo. Ngeden lagi."

"Heenghhhhhhhhhhhhh! Ugh! Ugh! Hughh! Hugh! Hunghhhhhhhhhh! Urrgh!"

"Terus, Mas Seokjin. Pantat adeknya udah crowning tuh. Nghhh, yang panjang. Kalo bisa ditahan ya biar langsung keluar pantatnya. Ayo."

"Hnghhhhhhhhhh! Nghhhhhhhhhh! Hagh!"

Namjoon tersenyum karena ejanan Seokjin berhasil membawa proges dan perlahan ia mengarahkan tangan suaminya itu untuk menangkup pantat bayinya.

"Ini adek, sayang. Ngeden, nghhh, lagi - hhm'm pinter sayangku."

"Hnghhhhh! Hee! Hee! Heeenghhhhhhhh! Ugh! Aw! Ayo, princess. C-cantik, keluar, sayang. Hmnnnhhhhhhh!"

Tubuh Seokjin sampai bergetar menunjukkan seberapa kuatnya ia mengedan. Namjoon di belakangnya mengusap punggung suaminya dengan sayang.

"Aaugh! Unghhhhhhhhhh! Ugh! B-bayinya gerak ga Joon - aw! Nghhhhhh!"

"Iya, sayang. Dkit lagi. Ngeden yang kuat."

"Henghhhhhhh! Aakh! Udah, udah! Stop! Urrgh!"

Namjoon sedih melihat Seokjin yang begitu frustasi sampai menggeleng dengan brutal dan mengendurkan pelukannya pada bola yoga tersebut.

"Bisa, sayang. Seokjinie bisa, hm?"

"Mas Seokjin, liat saya," ucap midwife yang sudah berpindah di depan Seokjin sambil menepuk-nepuk lengannya.

"Ayo, mas. Liat saya. Biar adeknya keluar ngedennya gini," ucap midwife memberikan contoh pada Seokjin.

"Ayo, di coba."

Setelah beberapa saat menunggu dan kontraksi datang Seokjin mulai mencoba mempraktikan cara mengedan yang di sarankan oleh sang midwife.

Mengedan sekuat-kuatnya lalu ditahan selama kontarksi masih berlangsung dan jangan berhenti sampai kontraksi berakhir. Begitu seterusnya hingga akhirnya Seokjin berhasil melahirkan bokong beserta kedua kaki bayinya bersamaan.

"Tangannya di bawa ke bawah, Mas Seokjin. Coba tarik pelan-pelan adeknya tapi sambil ngeden, ayo. Nghh - iya, begitu. Terus, Mas."

"Terus, sayang. Nghh, lagi sayang."

"Hnghhhhhhhhhh! Hnghh! Aaakh!"

"Dikit lagi, Mas. Kepalanya, ayo."

Dan akhirnya dengan satu ejanan kuat dari Seokjin berhasil membawa bayi itu keluar yang langsung ditangkap oleh Namjoon.

Eek Eek Eek

"Wah, selamat ya. Bayinya perempuan."

THE END



















haiii makasi banyak yaa buat yg udah ikutin cerita ini sampe sinii dan berhubung cuman mpreg story birth scene aja, pairing nya juga udh kebagian semua soo i think i have to end this book here(?)

sekali lagi terima kasiii buat semua dukungannya yorobun tbh aku ga terlalu heboh sama vote atau apapun itu sii dengan liat jumlah readers segitu banyak aja aku udah seneeengg banget > < banyak yg tertarik sama cerita ku

ini bisa jadi bahan pertimbangan buat selanjutnya aku bakal selipin mpreg birth scene kayak gini so stay tuned for another bangtan story ofc with the same pairing okay? i'm not gonna change it cuz udh mutlak itu para pawangnya XD

see u soon guys! stay safe and healthy! byeeee! ^^

BTS || BIRTH SCENE [S3 COMING SOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang