10

891 70 8
                                    

" Luffy-ya? kenapa? "
suara pelan pria yang di belakang.
" torao... hiks hiks "
Luffy langsung berlari belakang dan membuang badan nya di pelukan law ia memeluknnya sangat erat.

" huaa hikss hikss.. "

" apa kau ke ingat sodara mu itu?"
mendengar perkataan pria itu Luffy langsung mengangguk sambil menarik ingus nya.
law mengelus pipi Luffy dan membersihkan air mata yang berjatuhan di pipi nya.
" bagaimana? kita makan? "
lanjut nya dengan tersenyum.

" makan.. "
Luffy mengangguk dengan wajah pout nya terus menarik ingus nya, law menggendong Luffy dengan pelan lalu berjalan mencari tokoh makanan yang buka.

***

" Luffy sama law belum pulang?"
ucap gadis jeruk dengan melihat ke arah jendela kamar nya.
" kenapa? apa kau khawatir? "
Robin melirik Nami sebentar lalu fokus ke buku yang ia baca.

" bagaimana gak khawatir! ini sudah jam 3 subuh, bentar lagi pagi! ck mereka merepotkan saja"

" fufufu, kau sangat lucu ketika marah "

" ha? Nani!!! "

kamar sanji dan zoro

" uhm zzzzzzz grrrr grr krrrrrr KRRRRRR GRRRRRR "
suara denguran Zoro yang sangat kencang membuat sanji kebangun dengan emosi

" CK! OI MARIMO KECILKAN SUARA MUUU "

" GRRRRR KRRRRR URGGKJRRR "
tidak mendengar perkataan sanji, Zoro malahan memperkuat kan dengkur nya itu.

" MARIMO! KAU SENGAJA! "
sanji melemparkan bantal ke arah sofa yang di tiduri oleh Zoro.
bruk

" NANI? OI ERO COOK MAKSUD MU APA HAA? "
Zoro duduk di sofa dengan bantal di tangan nya.
bruk
bantal itu terbang karena lemparan Zoro ke arah sanji.
sebelum menghindar dari bantal itu sanji malah kena dan terpentok ke dinding.

" hati hati ke pentok "
nada ejek Zoro

" NANI! SAKIT SIALAN "
sanji bangkit sambil memegang kepala nya.
tak lama kemudian mereka pun saling melempar bantal satu sama lain membuat kebisingan lagi.
brak bruk brak bruk plak pluk

" mereka...mereka.. bener bener harus di bunuh "
Nami berdiri dari duduk nya dan berjalan marah menyentak kaki nya ke arah kamar mereka.
Robin hanya sibuk membaca buku di tangan nya sambil menyumbat telinga nya memakai kapas.

" hey kalian ti-!"
bruk
lemparan bantal terkena di muka Nami, yang membuat Zoro dan sanji menjadi sangat takut dan menelan ludah dengan kasar, kali ini Nami marah sudah 100%
Nami menarik nafas nya dan meloncat ke arah Zoro sanji

BRUK BRAK BRUK BRAK
20 pukulan kena di kepala mereka berdua sampai sampai tangan Nami ber asap asap.
" kalian berdua.. tidak mau berhenti?!? "
nada marah Nami.

" ooh Nami swan.. Nami.. swan.."
ucap sanji menangis memegang kepala nya yang benjol.

" dia deluan! "
bantah Zoro.

" Nani! membantah kau? "
suara horor Nami.
__________________________________

" kalian berdua! tidur di luar "
bruk
Nami menutup pintu luar dengan kencang dan berjalan ke arah kamar nya.

" Nami.. Nami swan.. "

" cih dasar wanita pemarah "
ucap Zoro duduk di sofa sambil menyilang kedua tangan dengan merem.

krik krik krik krik
terdengar suara jangkrik dan betapa banyak nya nyamuk di luar.

" huft, kita beneran di kasi tidur di luar "
sanji memeluk diri nya sendiri karena di luar bener bener dingin.

bruk
pintu terbuka lagi, dan itu yang membuka Nami, Zoro dan sanji langsung kaget dan senang mungkin akan di kasi masuk.

" Nami swan! kau sanga- "
tanpa mendengar percakapan sanji, Nami langsung melemparkan selimut bantal dan obat nyamuk, langsung menutup pintu dengan kuat lagi.

" sangat jahat.. "
lanjut Zoro dan mengambil selimut tersebut, dan berbaring di sofa.

" kalau Nami san jahat! dia gak mungkin kasi kita bantal selimut dan obat nyamuk "
sanji melirik Zoro yang sudah tidur di sofa luar, di luar hanya satu sofa yang ada.
Zoro menyorong badan nya ke ujung untuk memberikan sanji tempat.

" tidur lah situ "
Zoro berbalik dan tidur.

" ya.. arigatou.. "
mereka pun tidur di sofa itu dengan berdempetan.

***

" enak enak! shsishi terima kasi torao!!"
Luffy memegang perutnya yang sedikit buncit, law tersenyum lalu mengusap samping bibir Luffy yang ada nasi tersebut lalu memakan nya.
" eh? torao? kotor "
lanjut nya.

" gapapa, Saliva mu saja bisa ku hisa- "
ucap law terpotong Luffy menutup mulut law dengan wajah memerah.

" ayo pulang! hap! "
Luffy meloncat dari kursi lalu menarik tangan law dengan pelan mengajak nya untuk pulang.

" kamu mengantuk? "
Luffy menggelengkan kepalanya dengan perkataan law, law hanya mengembuskan nafas nya lalu tersenyum.

" arigatou Luffy "

" eh? buat apa? "

" kemari lah "

" ehm? "
Luffy berjalan kecil ke arah law lalu law berjongkok menatap pria imut yang di depan nya itu sambil mengusap kening nya, perlahan-lahan muka law maju dan mencium bibir Luffy dengan lama.
muka Luffy langsung ngeblush dan merem menikmati ciuman law tersebut.

" uhmpp hmph "

" muah "
law melepaskan ciuman tersebut lalu menggendong Luffy dengan lembut, sambil mengecup kening Luffy.
mereka berjalan dan mencari taxi untuk pulang.

di dalam taxi Luffy menyandarkan kepala nya di bahu law sambil menutup mata nya dengan tersenyum, law hanya mengusap ngusap kepala Luffy dengan lembut.
akhirnnya sampai Luffy dan law turun membayar taxi.

mereka kaget melihat Zoro dan sanji yang tidur di luar, menoleh satu sama lain dan menangangkat pundak heran nya.
pelan pelan mereka berjalan biar Zoro dan sanji tidak terbangun, mereka melewati pintu belakang yang mereka sengaja tidak kunci.

ckreek.
gagang pintu perlahan terbuka dan mereka masuk dengan menjijit kaki nya.
" kenapa harus diam diam gini?"
heran law, Luffy menoleh ke arah law sambil menepuk jidat nya.
" bisa gawat kalau Nami sampai tau "

" tau kalau kalian baru pulang? "
mereka kaget dengan suara di belakang tersebut, mereka menoleh di belakang terlihat gadis yang menyeramkan memegang besbol dengan tatapan tajam.

" to.. torao.. TORAO KABURRRRR"

" AKHHHHHHH AAAAAKH "

kamar usopp dan Chopper

" Nami seram...Nami seram.. Hua... hiks yah dewa selamatkan lah aku dan usopp "
Chopper menangis di dalam selimut sambil memeluk usopp yang sedang menangis juga ketakutan.

*
*
*
hehe aku update malam bangat nih []

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMEN NYA KAKA! BIAR AKU SEMANGAT UPDATE!

baby luffy S1-S2 [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang