Bandit.

1.6K 165 9
                                    

Naru terdiam sambil memegang erat foto Shanks. Lalu dia menatap Shanks dengan pandangan kosong. Suasana sangat hening.

Karna menyadari keheningan Naru mengerjapkan mata nya beberapa kali. "Huh? Kenapa kalian diam?"

Sedangkan Luffy memandang Naru dengan pandangan berbinar.

"Sugeee!! Ternyata Naru anak Shanks. Uwaahhh Ayah mu bajak laut!" Pekik Luffy dengan gembira dan di angguki oleh Naru dengan semangat.

"Emh! Tapi.." Naru langsung menonjok perut Shanks lalu duduk kembali dengan watados nya. Sedangkan orang yang melihat memelototkan mata nya terkejut.

"Ayah sangat tidak keren karna meninggalkan ibu!" Ada sirat kemarahan di suaranya itu. Naru menunduk kan kepalanya meremas celana yang ia gunakan. Adegan ibu nya di bunuh tepat di depan matanya kembali terputar.

Dia tidak ingin lemah! Dia ingin kuat agar bisa melindungi orang yang dia sayang. Naru tidak ingin orang lain melihat nya menangis, dia bukan orang lemah.

"Ne, anak kaachan tidak boleh benci kepada seseorang walaupun dia telah menyakiti Naru, okay?"

"Naru-chan harus menjadi anak baik."

"Ara.. Anak kaachan tidak boleh larut dalam kesedihan, kaachan selalu ada disini" Ucap Ibu Naru sambil memegang dada Naru.

Nasihat ibu nya terngiang-ngiang di kepala nya. Tapi emosi marah nya lebih mendominasi saat ini, dia tidak ingin marah karna kaachan nya selalu berkata

'Orang yang cepet marah nanti cepat tua loh..' Naru tidak ingin menjadi tua walaupun dia ingin cepat-cepat besar.

Menghela nafas, itu lah yang Naru lakukan berkali-kali. Lalu dia memandang Luffy, Makino, dan... Shanks yang sedang menatap nya sedih, seperti ada penyesalan di mata nya.

"Maaf." Ucap Naru memecah keheningan.

"Luffy, Makino-san aku akan keluar mencari udara segar." Lanjut nya lalu dengan gesit dia keluar dari bar menuju hutan.

Memikirkan itu semua membuat dirinya ingin menangis. Mata nya berkaca-kaca, tapi dengan cepat dia mengusap mata nya dengan kasar.

"Menangislah jika kau ingin, kit."

Itu kurama. Ah, seperti nya dia lupa dengan keberadaan rubah ekor sembilan itu. Naru memejamkan mata nya, lalu saat membuka mata nya dia bisa melihat Kurama. Naru tersenyum kemudia meneluk Kurama.

Dan tak lama, hanya ada isakan yang semakin jelas. Kurama memandang Naru sedih. Kehidupan nya memang sudah berbeda, tapi di kehidupan ini sama seperti Naru di kehidupan shinobi nya.

Kurama terdiam, setidak nya Naru disini bisa merasakan kasih sayang ibu walau hanya sebentar. Dan juga, dia masih punya orang yang tulus menyayangi nya. Tak lama dia mendengus dengan senyum geli ketika mengingat sifat Naru yang tidak berubah.

Kurama tahu, Naru tidak akan membenci Shanks. Naru-nya hanya kesal ketika Shanks tidak ada di saat mereka membutuhkan nya, apalagi disaat ibu Naru di bunuh.

Kurama kesal, tentu saja. Tapi apa yang harus ia perbuat? Kembali ke masa lalu benar-benar menguras semua chakra nya. Bahkan sampai saat ini chakra nya belum pulih semua. Apa karna perbedaan dunia membuatnya menjadi lemah?

"hiks.. HUWAAA TOUCHAN SANGAT MENYEBALKAN!! DIA BAHKAN HIKS TIDAK MENGINGAT ANAK NYA SENDIRI!" Teriak Naru sambil mengelap ingus di bulu Kurama.

"Hentikan itu, kit! Kau membuat bulu ku kotor" Ujar Kurama.

Naru perlahan menghentikan tangisan nya sambil memandang Kurama.

© Reincarnation Naruto In The World Of One PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang