Berpisah.

1.1K 148 10
                                    

"Yosh! kau mau pergi ke suatu tempat, Ace?" Luffy tersenyum lebar sambil membuka pintu. "Ajak aku bersama mu! Ayo kita berteman!" Dia terdiam sejenak kemudian menoleh ke arah Naru.

"Naru, apa kau ingin ikut?" Naru memandang Luffy sejenak, dia ingin ikut tapi dia sekarang tinggal di rumah orang lain, Naru tidak ingin merepotkan orang lain. Walaupun Dadan terkesan tidak peduli tapi kenyataan nya Dadan sangat peduli! Mau bagaimana pun Naru harus membalas budi pada Dadan yang sudah membiarkan nya tinggal di gubuk nya.

"Aku akan disini membantu Dadan, kau pergi saja dan berteman bersama Ace. Kalau sudah selesai aku akan menyusul mu." Naru tersenyum menatap Luffy.

"Shishishi, baiklah. Aku pergi dulu." Luffy mengusap rambut Naru sebelum pergi.

"Ya, berhati-hati lah!" Naru melambaikan tangan nya pada Luffy yang sudah berlari keluar gubuk lalu memegang rambut yang di usap Luffy tadi.

"Ugh, mengapa aku jadi seperti adik nya Luffy? Padahal aku lebih tua dari dia!" Gumam Naru.

"Mengaku saja kau lebih muda dari nya, bocah!" Ujar Kurama sambil memejamkan matanya.

"Urusai bola bulu pemalas!" Naru menggeram marah kemudian berjalan ke Dadan membantu pekerjaan rumah.

2 bulan kemudian..

Sudah 2 bulan Naru dan Luffy tinggal di gubuk Dadan. Luffy masih mengejar Ace agar dia menjadi teman nya, tetapi Ace masih sama seperti awal pertemuan, dingin.

Setelah mengejar Ace, Luffy akan pulang dengan luka yang entah dia dapat darimana. Naru masih selalu membantu Dadan melakukan pekerjaan rumah, terkadang dia juga berburu bersama Luffy walaupun hanya mendapat ikan, kodok, atau cacing. Mereka tidak bisa berburu hewan yang lebih besar karna itu sama saja bunuh diri namanya!

Terkadang Naru akan ikut Luffy mengejar Ace yang berakhir luka-luka juga. Entah kenapa, Luffy dan Naru bisa merasakan perasaan yang Ace rasakan. Mereka tidak bisa membiarkan itu terjadi pada Ace walaupun Ace telah melukai mereka berkali-kali.

Suara ketukan pintu berbunyi, entah siapa yang bertamu di pagi hari begini. Dadan membuka kan pintu.

"Siapa kalian!? Berani sekali mengganggu tidur ku!" Wajar Dadan terlihat marah.

Wanita berambut hijau itu tersenyum dengan tulus lalu berkata. "Maaf mengganggu waktu mu, tapi apa Naru dan Luffy tinggal disini?"

"Ya, mereka ada disini." Dadan menatap wanita dan satu orang pria di belakang nya.

"Ah, apa aku boleh minta tolong untuk memanggilkan mereka berdua? Ada sesuatu yang harus aku sampaikan kepada mereka." Dadan mengangguk dan masuk ke dalam gubuk, tak lama akhirnya dia keluar dengan dua anak berbeda gender yang sedang mengusap mata nya.

"Ugh, ada apa Dadan?" Tanya Naru yang melihat ke arah Dadan, kemudian matanya melihat ke orang yang sedang di depan pintu gubuk.

"Uaaaa! Makino-san" Naru langsung berlari memeluk kaki Makino, Luffy yang mendengar teriakan Naru pun tersadar dari tidur berdiri nya dan langsung memeluk kaki Makino yang di sebelahnya.

"Aku sangat merindukan mu!" Pekik kedua anak itu senang. Makino, Ben, bahkan Dadan tersenyum melihat kedua anak itu.

"Jadi, ada apa Makino datang kesini?" Tanya Luffy dengan tatapan polosnya. Sebelum Makino menjawab, Dadan berbicara terlebih dahulu.

"Masuk lah ke dalam, kita bisa bicara di dalam." Dadan masuk ke dalam dan duduk, di ikuti Makino, Ben, Luffy dan Naru.

"Terimakasih, Dadan-san. Aku kesini bersama Ben, dia adalah paman nya Naru." Dadan mengangguk kan kepalanya paham.

"Aku bermaksud untuk membawa Naru pergi bersama ku." Kali ini Ben yang berbicara, membuat mereka kecuali Makino terkejut.

"Nande? Bukan kah paman akan menjemput ku beberapa tahun lagi ketika aku sudah menjadi kuat? Aku.. Aku sudah kuat! Tapi aku masih belum cukup kuat!" Tersirat kemarahan di matanya.

"Ya! Naru tidak boleh pergi! Dia akan bersama ku sampai kita menjadi bajak laut!" Ben menghela nafas, sedangkan Makino tersenyum sambil menepuk samping tempatnya, mengisyaratkan agar mereka duduk di samping Makino.

"Kemarilah Luffy, Naru." Luffy dan Naru langsung duduk di samping Makino.

"Paman Ben ingin membawa pergi Naru karna ada suatu hal berbahaya yang akan terjadi kepada Naru." Ucap Makino lembut.

"Kalau begitu aku akan melindungi Naru!" Luffy berujar tanpa ragu. Naru menatap Luffy lamat kemudia tersenyum.

"Ya! Aku sudah besar, aku bisa menjaga diri ku sendiri Makin-san." Naru membela dirinya. Makino tersenyum lembut lalu tangan nya beralih memegang perut Naru.

"Disini, di dalam perut mu ada sesuatu yang istimewa. Coba perlihatkan perut mu, Naru." Makino memerintah, dengan polosnya Naru mengangkat baju nya memperlihatkan perutnya.

Terlihat sebuah tanda di perutnya. Luffy, Naru bahkan Dadan memandang tanda itu. Awalnya Dadan hanya mengira itu tanda lahir.

"Ini hanya tanda lahir kan?" Luffy menunjuk tanda yang ada di perut Naru dan Naru menganggukan kepalanya. "Ya, Kaa-chan bilang begitu."

"Itu bukan tanda lahir, itu adalah sebuah segel yang kau dapat saat kau lahir. Setelah di cari tau, segel itu akan ada pada seseorang setiap 100 tahun sekali. Setidaknya itu lah yang di katakan ayah mu pada ku." Ben berucap tenang.

"Memang nya, itu segel apa?" Kali ini Dadan bertanya karna penasaran.

"Itu adalah segel yang artinya di dalam tubuh Naru terdapat seekor rubah besar. Awalnya juga aku berfikir jika cerita itu hanya mitos." Dadan membulatkan mata nya terkejut. Naru tidak lagi terkejut karna dia sudah tau bahkan Kurama mendecih saat mendengar penjelasan Ben, sedangkan Luffy menatap kagum ke arah Naru.

"Sekarang kalian berdua paham, hm? Naru, kau ingat saat kejadian ibu mu di bunuh oleh angkatan laut? Apa yang membuat ibu mu terbunuh?" Naru yang mendengar pertanyaan Makino menunduk kan kepalanya.

"Ya.. Ibu terbunuh karna.. karna aku, mereka mencari ku karna aku anak papa." Jawab Naru lirih masih dengan menunduk kan kepalanya. Luffy mengelus rambut Naru dengan lembut, Luffy tidak suka Naru-nya sedih.

"Itu salah satu alasan nya, saat ini pemerintah atau angkatan laut belum tau tentang hal ini, jika mereka tau mungkin kau akan di buru oleh mereka. Maka dari itu aku kesini untuk menjemput mu." Ben menepuk pelan kepala Naru. Naru mengusap mata nya yang sedikit berair.

"Uhm! Aku akan ikut paman!" Naru berkata yakin membuat Makino dan Ben tersenyum.

"Uwaaaa aku tidak ingin berpisah dengan Naru!" Rengek Luffy sambil memeluk Naru. Naru menenangkan Luffy.

"Bodoh! Tentu saja kita akan bertemu lagi nanti. Aku kan akan menjadi kru bajak laut mu!"

"Kau benar! Yosh, kalau begitu jangan lupakan janji kita ya?" Naru mengangguk cepat.

"Tentu saja, itu janji kita! Aku tidak akan mati sebelum melihat mu menjadi Raja Bajak Laut, Lu!" Naru mengacungkan jari kelingking nya.

"Ya! Itu harus kau lakukan!" Luffy mengaitkan jari kelingking nya pada Naru. Kemudian mereka berdua tertawa sedangkan Ben, Makino dan Dadan tersenyum penuh arti melihat janji mereka.

©lufyyyys.

© Reincarnation Naruto In The World Of One PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang