𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏

195 21 0
                                    

— ୨ ★ ☆ ★ ୧ —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— ୨ ★ ☆ ★ ୧ —

Suasana yang sama di tempat yang berbeda, serta binaran matamu yang masih sama cerahnya.

Sejak saat itu, kau selalu menunggu hari ini tiba, dan kesabaranmu itu terbayarkan. Senyum puas keempat anggota teater itu tidak berubah, begitu pula dengan kualitas show yang mereka bawakan. Kau berusaha memberikan tepuk tangan terbaikmu di antara riuh penonton lainnya, telapakmu sampai memerah karena hal tersebut.

Para pengunjung satu per satu mulai meninggalkan lokasi, namun kau masih terdiam di tempat dengan tanganmu yang memegang erat tali tas selempang milikmu. Memberanikan diri, kau bergerak untuk menyapa para pemainnya yang sedang bersiap untuk beres-beres.

"A-Anu!" seruan itu keluar dari mulutmu. Keempat pemain itu refleks menoleh yang membuatmu terkaget. Kau nyaris lari menjauh sebelum salah satu dari mereka bertanya dengan ramah.

"Ada yang bisa kami bantu?" Gadis berambut merah muda menghampirimu. Matanya terlihat bersinar dengan senyum yang sangat cerah. Sikapnya entah kenapa membuatmu sedikit lebih tenang.

"Anu, aku datang ke sini setelah menyaksikan show kalian di taman waktu itu, terus...,"

Belum selesai kau bicara, gadis tadi langsung memegang erat kedua tanganmu.

"Wah! Kau menontonnya ya!" serunya. "Senangnya! Hei, hei, bagaimana menurutmu show kami?"

"Eh?" Kau sedikit terkejut, tapi berusaha menyusun kembali perkataanmu, "Menurutku... keren sekali." bisikmu, "Menontonnya membuatku bahagia."

Gadis itu tersenyum lega, "Syukurlah...."

"Fufu, promotional show kita sepertinya berjalan lancar ya." Pemuda berambut ungu menyahut, lalu dia menatapmu, "Selama kau menikmatinya, itu hal yang bagus."

"Hahaha! Tentu saja itu berkat bakatku juga sebagai seorang star!" Pemuda lainnya berseru bangga. Dia menghampiri dan menjabat tanganmu. "Terima kasih ya!"

Wajahmu memerah dan sedikit terkejut. "S-Sama-sama...."

Setelah itu mereka mengajakmu berkenalan dan membicarakan tentang show yang mereka gelar—meskipun sebenarnya kau lebih banyak mendengarkan mereka. Keempat orang itu terlihat sangat senang membahas hal tersebut. Kamu tertawa kecil.

"Ah, maaf, (Name)-chan, pembicaraannya tidak menarik ya?" Emu bertanya khawatir. Kamu menggeleng. "Tidak kok, mendengarkannya membuatku berpikir kalian benar-benar berjuang dan menikmati proses agar show-nya berjalan dengan sempurna. Menurutku itu hal bagus."

Mendengarmu berkata seperti itu, Emu terkekeh senang. Yang lainnya pun ikut tersenyum.

Nene—gadis lainnya dengan suara bernyanyi yang indah—mengalihkan pandangannya ke arah langit. "Wah, sudah jam segini."

Benar. Warna jingga kekuningan terhampar di langit yang menaungi kalian. Kau keasyikan menyimak sampai tidak kenal waktu.

"Hari ini sampai sini dulu, ya." gumam Rui. Entah kenapa ucapannya membuatmu sedikit sedih.

"Anu... Sebelum berpisah, bagaimana kalau kita mengambil foto untuk kenang-kenangan terlebih dahulu?" Kau mengeluarkan sebuah polaroid mini dari tas selempangmu, mengatakannya dengan agak ragu. "Ah, tentu saja aku tidak masalah kalau kalian keberatan. Tidak perlu memaksakannya kok." lanjutmu, merasa tidak enak.

"Tentu saja boleh!" Tsukasa menjadi orang yang pertama merespon. "Hahaha, akhirnya, ada orang yang mengakui pesonaku sebagai seorang future star!"

"Tsukasa, berisik. Dia minta berfoto dengan kita semua, bukan hanya denganmu." Nene berkomentar. Kau dan yang lainnya ikut tertawa.

"Kalau begitu kita mulai saja." Emu izin mengambil polaroid mini tersebut dari tanganmu dan memberikannya kepada seseorang yang berada di kostum beruang. "Kigurumi-san, tolong ya!"

Kau diminta untuk mengambil posisi di tengah bersama Nenerobo. Di bagian kiri ada Emu dan Nene dan di bagian kanan ada Tsukasa dan Rui.

Bola matamu tergerak untuk mencuri lihat ke arah Tsukasa yang berdiri di sebelah kananmu. Pemuda berambut sejingga langit petang yang menyadari lirikanmu tersebut membalas dengan senyuman, yang membuatmu menjadi salah tingkah.

"Fotonya kuambil ya..." Orang di dalam kostum beruang tersebut memberi aba-aba untuk hitung mundur. Dan... Cekrek!

— ୨ ★ ☆ ★ ୧ —

petrichor.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang