𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟕

112 19 1
                                    

— ୨ ★ ☆ ★ ୧ —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— ୨ ★ ☆ ★ ୧ —

Penampilanmu sudah lebih dari kata rapi. Kau memoleskan make-up tipis agar wajahmu terlihat segar, dan mengenakan baju kesukaanmu yang paling terbaik. Apalagi kalau bukan persiapan mengunjungi Wonder Stage.

Kau mengulas tersenyum. Baiklah, saatnya berangkat.

Bel kamarmu berbunyi. Gerakan tanganmu yang sedang membereskan barang terhenti. Alismu terangkat, siapa?

Kau berjalan ke arah pintu, membukanya untuk terkejut melihat sosok di hadapanmu saat ini.

"T-Tsukasa? Kok kamu ada di sini?" tanyamu heran. Padahal kau berencana akan menemuinya di Wonder Stage hari ini.

Alih-alih menjawab, pemuda itu malah mengelus tengkuknya.

"Akhir-akhir ini sering hujan. Karena Wonder Stage adalah panggung outdoor, jadi untuk sementara kami tidak mengadakan show dulu sambil membicarakan apa yang akan kami lakukan ke depannya."

"Lalu?"

"Berhubung Emu dan yang lainnya sibuk, aku memutuskan untuk ke sini," jawab Tsukasa, "Sepertinya kau sedang bersiap untuk mengunjungi kami ya?"

Kau mengangguk sedih. Raut wajahmu berubah kecewa.

Namun ekspresi pemuda itu berbanding terbalik 180 derajat denganmu. Dia tertawa senang, suaranya menggema di lorong rumah sakit.

"Maka dari itu, (Name), khusus hari ini aku akan mengajakmu jalan-jalan!" cetusnya.

Hening.

Satu detik, dua detik, kau masih berusaha mencerna apa yang sedang terjadi.

"Eh?"

— ୨ ★ ☆ ★ ୧ —

"Memangnya kita mau ke mana?"

Kalian sekarang tengah berada di depan penyebrangan jalan dekat rumah sakit, menunggu lampu merah berubah menjadi hijau. Pejalan kaki lainnya yang sibuk dengan urusan masing-masing serta hilir mudik kendaraan yang melintas. Biasanya kau hanya bisa melihat suasana seperti ini dari jendela kamarmu.

Mendengar pertanyaanmu, Tsukasa menempelkan tangan di dagunya, berpikir, "Hmmm, apa tidak ada tempat yang mau kau kunjungi?"

"Eh? Jadi kau belum merencanakan apapun?" Kau terkejut.

Tsukasa mengangguk, "Sebetulnya ini sangat mendadak, jadi aku tidak bisa mempersiapkannya dengan matang."

"Setidaknya kau harus tahu tujuan kita dong..."

Lampu berubah hijau, kalian melanjutkan perjalanan. Tsukasa tertawa keras, "Hahaha! Jangan khawatir! Kau hanya perlu menyebutkan tempat yang ingin kau kunjungi, lalu future star ini akan mengabulkan permintaanmu!"

Pernyataan sombong dari pemuda itu membuatmu terpikirkan sesuatu. Kau mengulas senyum jahil di wajah, terkekeh.

"Oh, begitu ya. Kalau misalkan aku bilang aku ingin ke Inggris sekarang, apa kau bisa mengabulkannya?" tanyamu culas. Tsukasa berhenti tertawa, air mukanya berubah masam, "Kalau bisa permintaannya yang masuk akal, ya."

Sebenarnya kau meminta Tsukasa agar kalian mengunjungi Wonder Stage saja, tapi ia berkata kalau tempat itu terlalu jauh. Karena tidak ada tempat lain yang terlintas di pikiranmu, kamu bilang kepadanya untuk menyusuri jalanan sekitar terlebih dahulu.

"Ah, ada crepes." celetuk Tsukasa, melihat sebuah food truck di pandangan mata.

"Aku mau itu." cetusmu cepat. Kau berlari kecil menuju food truck tersebut, memesan sebuah varian.

"Tsukasa mau rasa apa?" tanyamu. Tsukasa berpikir, "Hmmm, iya juga. Mungkin yang ini."

Kau melihatnya menunjuk rasa mint choco. Penjual dalam food truck itu mengangguk, lantas membuat pesanan kalian. Kau mengernyit heran ke pemuda tersebut.

"Kamu yakin? Mint choco kan rasanya mirip pasta gigi," cibirmu. "Tidak layak makan, setidaknya menurutku."

"Apa katamu?!"

Kau tertawa. Reaksi Tsukasa saat dijahili selalu menarik untukmu—menarik perhatian orang lain juga karena teriakannya.

Pesanan kalian pun siap. Saat sang penjual menyebutkan harganya, Tsukasa mengangguk, dengan gesit mengeluarkan dompet dari sakunya. Kau buru-buru mencegah, "E-Eh, biar aku saja yang bayar jatah—"

"Karena sekarang aku yang mengajakmu jalan, maka tugasmu sebagai 'Tuan Putri' sekarang adalah bersenang-senang dan menikmati tour-nya."

Terlambat. Transaksi telah dilakukan dengan si penjaga food truck yang masih terbengong melihat tingkah kalian.

Lalu tadi apa? "Tuan Putri"?

Pipimu seketika menghangat mengingatnya. Buru-buru kau mengambil crepes dari tangan Tsukasa agar pemuda tersebut tidak bisa melihat wajahmu yang memerah. Kau mencari kursi terdekat untuk duduk dan menikmati makananmu.

"S-Selamat makan..."

Hap! Lahap sekali gigitanmu. Matamu berbinar, menahan seruan senang yang hampir saja kau keluarkan. Enak banget!

"Bagaimana?" tanya Tsukasa, tapi karena mulutmu penuh kau malah menjawabnya dengan mengangguk-angguk--tidak nyambung.

Crepes di tangan kalian pun habis terlahap, nyaris kenyang hanya dengan satu hidangan. Tsukasa mengelap mulut, "Setelah ini mau ke mana?"

Namun belum sampai lima menit, sebuah food truck yang menjajakan permen kapas muncul di hadapanmu. Matamu berbinar, menarik tangan Tsukasa menuju food truck tersebut. Tsukasa mengiyakan, memesan untuk berdua, kembali menunggu, lalu setelah siap menikmati makanannya bersama. Terus begitu di sepanjang jalan. Es krim, manju, dorayaki, apapun yang terlintas di pandanganmu dan terlihat menarik, kau akan menarik tangan Tsukasa sambil berlari ke tempat pemesanan.

"Wah... kenyang sekali..." ucap Tsukasa setelah menghabiskan macaron jatahnya. "Aku merasa tidak bisa bergerak lagi."

"Hehehe, 'Tuan Putri' masih belum puas lho!" ujarmu, ikut menggunakan panggilan "Tuan Putri" untuk dirimu. Tsukasa menatapmu lemas, "Enak sekali ya jadi perempuan, kebutuhan kalori kalian besar, jadi sulit untuk kenyang."

Kau terkekeh, "Semangat, semangat!"

Maka dengan demikian kalian kembali melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya tiba di sebuah tempat yang sangat kalian kenali. Kau tertegun.

"Ini..." ucapmu. Tsukasa tersenyum, "Benar."

"Taman tempat aku menonton show Wonderlands x Showtime untuk pertama kalinya."

— ୨ ★ ☆ ★ ୧ —

petrichor.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang