(Lanjutan) Pernikahan Kedua
Story By Ratuqi
.
.Apartemen itu lebih sepi saat Mira dan Zivanka pergi. Baru seminggu Mira pindah tapi sudah begitu terasa. Padahal kebersamaan mereka bisa dihitung singkat. Tiga bulan sebelum menikah dan sebulan setengah pernikahan sebelum rahasianya terbongkar. Tapi mengapa ada sudut hati yang tidak baik-baik saja.
Setiap malam ia tak henti membayangkan Mira tidur di sampingnya. Beberapa kali bahkan terbawa mimpi.
Saat di kantor Mira masih terus menghindar. Hingga ia nekat melakukan trik konyol agar memiliki waktu bersama wanita itu.
"Ban kamu bocor?"
Seperti mengulang pertemuan pertama mereka. Pandji datang di saat ban mobil Mira bocor. Tidak ada yang bisa dimintai tolong karena basement parkir sudah sepi. Bedanya kali ini, kebocoran ban mobil Mira adalah kesengajaan.
"Kita pulang sama-sama saja. Biar mobilmu ditinggal di sini. Hari sudah terlalu malam. Dan bengkel tidak akan ada yang buka."
Mira tak merespon ia lalu mengutak-atik ponsel.
"Mir?"
"Aku akan pulang naik taksi online." Setelah menjawab Mira lalu berlalu begitu saja meninggalkan Pandji yang melongo.
"Mira, tunggu!" Pandji berhasil menahan lengan wanita yang kini mengenakan blouse berwarna peach itu.
"Kamu yang bilang sendiri kalau naik taksi online di jam malam sangat beresiko. Kamu tidak ingat kalau kepulangan kamu ditunggu oleh Ziva?"
Mira mendelik begitu diingatkan dengan kata-kata yang pernah menjadi alasan nya untuk mengiyakan ajakan Pandji pulang bersama.
Tapi kali ini situasinya berbeda. Ia sudah tahu bagaimana sifat laki-laki itu sebenarnya.
"Aku tidak-"
Deringan ponsel menghentikan kata-kata Mira.
Nama pengasuh sang anak tertera membuat ia cepat-cepat mengangkatnya. "Halo Mbak?"
"Mama! Ini Ziva. Mama, Ziva takut."
"Kamu kenapa Sayang?"
"Lampunya mati semua Mama. Gelap. Ziva takut. Mbak ada di kamar mandi."
"Kamu sendirian?"
"Iya Mama. Mbak enggak keluar katanya perutnya sakit. Aku takut Mama."
"Oke, oke. Mama pulang sekarang. Tunggu ya Nak. Ziva bisa terus nyalain HP Mbak Tuti supaya tidak terlalu gelap. Bilang sama Mbak Tuti jangan minta tolong siapa pun dulu sebelum Mama datang."
"Iya Mama."
"Ada apa? Ziva kenapa?" Tanya Pandji kahwatir.
"Lampu apartemen mati. Tuti sepertinya bermasalah dengan perutnya. Ziva ketakutan sekarang."
"Yasudah. Ayo kita pulang sekarang. Bahaya kalau sampai dia dibiarkan sendirian. Ayo!"
Saking paniknya Mira pasrah lengannya di pegang Pandji. Dalam perjalanan ia terus berdoa supaya lampu menyala. Ia sengaja tidak ingin ada petugas atau siapa pun masuk ke apartemen nya ketika ia tak ada. Karena tidak ada jaminan kalau orang tersebut tidak akan berbuat jahat.
Sampai di apartemen kondisi semua ruangan terang benderang. Mira bernafas lega saat mendapati sang putri bersandar nyaman dalam pangkuan Mbak Tuti.
"Sayang ..."
"Mama, Papi!"
Mira sampai lupa kalau ada orang lain di belakangnya. Ia hanya mampu menghela nafas ketika sang anak malah lebih antusias memeluk Pandji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story By Ratuqi
Short StoryKumpulan Cerita pendek yang ditulis oleh Ratuqi. *Semoga dapat mengobati kejenuhan pembaca akan cerita lain dari saya yang lama diupdate^^ Cover edit; Canva