Im Not Monster

738 27 0
                                    

Im Not Monster
Story By Ratuqi
.
.

"Aku akan membebaskanmu dari tempat ini. Tapi sebagai bayarannya, hidupmu akan jadi milikku."

Audrey tak pernah mengira kalau hidupnya akan berakhir seperti ini. Ia yang selalu berambisi untuk menjadi pemenang sekarang berakhir menjadi pecundang. Terjebak bersama pria yang menatapnya bahkan lebih rendah dari manusia.

Wanita itu hampir menutup mata akibat lelah dan kantuk sebelum sentakan kuat pada tubuh bawahnya membuat matanya kembali terbuka. "Jangan tidur! Kau tidak boleh tidur sebelum aku selesai!" Geraman kesal dari Gerald juga gerakan kasar pria itu pada tubuhnya membuat ia meringis sakit.

Pria itu sudah menidurinya sejak makan malam mereka usai, dan sampai saat ini belum juga berhenti. Hal itu sudah terjadi hampir dua bulan sejak ia dibebaskan dari penjara. Saat itu ia pikir setidaknya akan ada satu orang keluarganya yang menanti di luar lapas namun ternyata ia harus menelan kecewa karena tak satu pun keluarga yang bersuka cita atas kebebasannya. Ia pulang bersama Gerald dan tinggal di apartemen lelaki itu hanya untuk dijadikan budak.

Awalnya ia dipaksa membersihkan apartemen, dan memasak meski ia sudah bilang kalau dia tidak terbiasa dengan dua pekerjaan tersebut. Audrey bukan Aurora yang pandai mengurus rumah. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja mengejar karir. Sampai akhirnya Gerald menyerah dan mempekerjakan satu orang wanita paruh baya untuk datang bersih-bersih juga memasak di pagi hari setelah mereka berdebat panjang.

Raungan puas lelaki itu membuat Audrey tanpa sadar mendesah lega. Ia menutup mata sembari memberitahu dirinya bahwa ia harus ke kamar mandi dan membersihkan diri dari jejak Gerald, sebelum kembali ke kasur dan tidur hingga besok siang seperti biasa. Namun Cengkeraman di rahang membuat dua kelopak matanya terbuka.

Audrey dapat melihat tatapan lelaki itu menyimpan kemarahan. Tapi kenapa? Bukankah malam ini ia tidak mengeluh apalagi memberontak. Seperti yang selalu ia lakukan? Lalu kenapa Gerald nampak akan menelannya hidup-hidup.?

"Kenapa kau terlihat begitu lega? Seolah kau amat terpaksa melayaniku?!" Bukankah memang begitu?

"Ak-aku ... Tidak-"

"Ya! Kau melakukannya! Dan karena itu kau harus dihukum."

Audrey menggeleng. Binar matanya memancarkan kepanikan saat Gerald menarik tangannya masuk ke kamar mandi dengan tubuh polos. Ia memang ingin ke kamar mandi tapi untuk membersihkan diri bukan malah menjalani hukuman yang sudah terbayang dibenaknya.

"Gerald berhenti! Aku lelah ..." Keluh Audrey saat lelaki itu masih terus memacu tubuhnya di bawah guyuran shower. Rasanya ia sudah tak sanggup berdiri lebih lama lagi. Tubuhnya pun mulai menggigil.

Memekik kecil, tubuh Audrey tiba-tiba terangkat, masuk ke dalam bathtub penuh air dengan posisi duduk di pangkuan Gerald. Sejenak tatapan mereka terkunci. Mata biru itu yang pernah Audrey ibaratkan sebagai langit indah dan luas. Mampu menghadirkan perasaan bebas juga bahagia saat memandang. Namun kini, mata itu selalu menatapnya tajam. Membuat Audrey tak ingin melihat berlama-lama.

"Mengagumiku?" Ejek Gerald menangkap tatapan Audrey. Mendengkus pelan wanita itu membalas, "monster sepertimu tidak pantas dikagum-Arghh!" Audrey mencengkeram pundak Gerald saat pria itu menerobos ke dalam dirinya tanpa aba-aba. Terus begitu sampai Audrey hampir kehilangan kesadarannya.

Ia ingin memohon agar Gerald menyudahi hukuman ini, namun yakin bahwa lelaki itu tak akan pernah mengabulkan. Jadi yang bisa ia lakukan hanya pasrah.

*.*.*

Bangun dengan tubuh remuk redam bukan hal baru baginya sejak tinggal di apartemen ini. Entah apa dendam pria itu padanya? Bukankah yang punya masalah adalah Damon Reed Dengan ayahnya?

Short Story By RatuqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang