Kurang Tepat

1.2K 71 2
                                    

Untuk kalian yang sudah baca cerita-cerita di 'Short Story By Ratuqi' mungkin merasa kalau cerita di sini terlalu singkat dan ending menggantung. Tapi memang begitu adanya. Ide terlintas begitu saja dan langsung saya tulis sebisanya. Karena ini short story sudah pasti cerita akan sedikit dan minim konflik.

Tidak semua cerita di 'Short Story By Ratuqi'  ada lanjutannya di Short Story Vol.2 'kisah yang belum usai'. Karena tidak semua ide cerita bisa 'saya' kembangkan.

Saya juga sadar betul kalau tema yang sering saya gunakan di cerita saya adalah 'Married Life' 😅 jadi jangan berekspektasi terlalu banyak pada cerita yang saya tulis. Kalau tidak suka bisa di skip saja^^

Sekiranya ada salah, atau ada hal yang tidak berkenan di hati kalian, saya minta maaf ya, karena manusia sejatinya tidak lepas dari lupa dan salah🙏

Dan terima kasih untuk para pembaca setia di akun ini💛💛

*.*.*

Kurang Tepat
Story By Ratuqi

.

"Makanannya tidak enak?"

Fiona menggeleng lemah.

"Kamu tidak selera? Mau ganti makanan yang lain?" Tanya Smith perhatian.

"Tidak." Jawab Fiona singkat.

"Kamu mual?"

"Tidak."

Smith mengernyit bingung, ada apa dengan sikap Fiona? sejak tadi berubah aneh.

"Kamu kenapa?"

"Tidak apa-apa." Nada wanita itu berubah ketus.

Menghela nafas, Smith meletakkan sendok dan garpunya di atas piring. "Sebenarnya ada apa Fin? Kamu mendadak aneh setelah pulang dari studio tadi. Ada sesuatu yang mengganggumu?"

Fiona menggeleng, "aku bilang tidak apa-apa. Tidak mau makan bukan berarti ada suatu hal yang menggangguku." Jawab Fiona sewot.

"Kamu tidak usah marah jika memang hanya tidak mau makan. Tapi harus kamu ingat kondisi kamu sekarang. Kamu makan bukan untuk dirimu sendiri tapi juga kandunganmu. Berhentilah bersikap kekanakan."

Fiona berdiri seketika hingga kursi makan berderit ke belakang. "Ya, aku memang kekanakan. Aku tidak mau makan meski aku tahu aku harus makan. Tapi aku tidak peduli aku tidak mau makan, apalagi makan satu meja dengan kamu!"

Terpancing mendengar amarah sang istri yang muncul hanya karena masalah makanan Smith ikut berdiri dan menatap marah pada wanita hamil di hadapannya.

"Mau kamu itu apa sebenarnya? Aku hanya memintamu makan. Tapi kamu marah-marah seakan aku baru saja menyeretmu paksa untuk makan makanan yang mengandung racun. Kamu berlebihan." Smith tak habis pikir.

"Iya, memang! Selain kekanakan aku juga berlebihan. Semua hal buruk ada padaku, tidak ada satu pun hal baik yang aku miliki."

Smith mendengkus, ia menggeleng samar mendengar ucapan melantur Fiona. Aneh sekali. Pembahasan mereka malah melebar seperti ini.

"Bagus lah, kalau kamu sadar diri."

Ucapan Smith menusuk nyeri ke hati wanita hamil dengan baju terusan selutut berwarna merah muda itu. Meski sudah tahu hal tersebut benar, tapi diakui secara langsung tetap lebih sakit ternyata.

Smith berbalik keluar dari ruang makan, namun sebelum menghilang, ia kembali berkata, "bereskan semua makanan itu, jika kamu tidak mau makan buang saja semuanya. Sekalian dengan peralatan makannya."

Lalu laki-laki itu menghilang meninggalkan Fiona yang menunduk dengan tangan terkepal. Bulir air matanya menetes.

*.*.*

Short Story By RatuqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang