Bukan kamu Lagi

661 48 2
                                    

Bukan Kamu Lagi
Short Story
By RatuQi
.

"Mahesa, ini makanan untuk kamu. Aku yakin kamu belum sarapan."

Mahesa menatap kotak makan yang diulurkan padanya. Karena tak mendapat respon Elisa berusaha menjelaskan.

"Isinya roti gandum dioles selai strawberry dan kacang."

Mendengkus, Mahesa lalu mengambil kotak itu dengan wajah malas. Tanpa mengatakan sepatah kata ia meneruskan langkah meninggalkan Elisa di koridor kampus yang sepi. Sebelum masuk ke kelasnya Mahesa membuang isi kotak itu di tong sampah yang ada di depan kelas tanpa rasa bersalah.

"Mahesa, ini nasi goreng udang. Aku harap kamu suka."

Harsa Mahesa melirik orang-orang disekitar mereka. "Lo mau gue mati?" Lelaki itu melipat tangan di dada. Elisa mengerjap lantas buru-buru menggeleng. "Nggak. Aku cuma takut kamu belum sarapan, jadi aku bawain kamu makanan." Beberapa orang di sekitar mereka terutama perempuan mulai berbisik-bisik.

"Gue alergi udang. Dan Lo ngasih gue nasi goreng udang. Apa namanya kalau bukan mau bunuh gue?" Riuh suara orang-orang menyalahkan Elisa.

"Maaf, aku aku gak tau kalau kamu alergi udang." Ujar Elisa sedih.

"Bodoh!" Mahesa lalu pergi dari sana.

Dewangga melihat kerumunan di lorong yang mulai membubarkan diri, setengah kebingungan apa yang baru saja terjadi. Sebagai anak yang baru pindah ke kampus ini. Ia belum banyak mengenal orang-orang juga kebiasaan mahasiswa di kampus ini.

"Memalukan sekali, sudah ditolak berkali-kali dia masih aja berusaha cari perhatian Mahesa. Pakai bawa-bawa makanan lagi!"

Dewangga menoleh mendengar dua orang yang berjalan melewatinya.

"Harusnya ia sadar diri. Mana mungkin Harsa Mahesa yang jadi incaran wanita di kampus ini mau sama dia." Katanya sambil bergidik.

Dewangga lalu melihat seorang perempuan duduk menunduk dengan sekotak makanan di pangkuannya. Benak Dewangga mulai merangkai kata-kata yang tadi ia dengar.

Tak berani mendekat ia lantas melanjutkan langkah menuju kelasnya pagi ini.

*.*.*

"Lo bisa kerjain ini nggak?"

Elisa yang sedang makan mi instan di kantin mendongak. Mahesa hari ini menggunakan polo shirt berwarna abu, tampak cocok membalut tubuh proporsional lelaki itu.

"Hey? Malah bengong!"

Tergagap, Elisa salah tingkah. "Maaf, tadi kamu bilang apa?"

Berdecak, "Lo bisa kerjain tugas gue nggak? Gua harus ikut rapat sama anak-anak BEM buat acara seminar Minggu nanti."

Elisa menerima buku yang Mahesa sodorkan. "Tinggal buat makalahnya, dari bab 2 sampai bab 3." Mahesa juga mengeluarkan laptop dari tas ranselnya dan meletakkan benda itu di hadapan Elisa setelah menggeser mangkuk mie wanita tersebut.

"Oke, gue pergi dulu."

Satu jam kemudian Mahesa kembali. Perempuan yang selalu mengikat satu rambutnya itu nampak serius mengetik di laptopnya. "Udah belum?"

"Sebentar lagi." Elisa menambah kecepatan jarinya, lalu berseru lega, "sudah selesai!"

Mahesa memutar laptop ke arahnya. Memeriksa makalah buatan Elisa dan berdecak ketika mendapati beberapa kesalahan penulisan. "Tulisan Lo banyak typo."

"Oh ya? Maaf aku belum periksa ulang." Karena Mahesa datang lebih dulu.

"Oyy Mahesa! Ayo balik. Anak-anak udah nunggu di cafe biasa."

Short Story By RatuqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang