5. Darling

627 54 4
                                    

Senja sangat panik sekarang, ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Shh, Ja sakit hiks" Aurora memegangi perutnya yang terasa sakit. Sedari tadi ia terus meringis kesakitan.

"Tahan ya, bentar lagi kita sampe rumah sakit" sebisa mungkin Senja menenangkan Aurora. Sebenarnya ia juga panik sekaligus khawatir melihat Aurora tampak sangat kesakitan seperti itu.

Inilah yang sangat di benci Senja ketika Aurora sedang mengalami menstruasi. Aurora seringkali merasakan sakit di perutnya. Dan itu sakitnya sangat luar biasa.

"Gue mau pulang aja, gue gak mau ke rumah sakit"

"Udah deh Ra, kali ini lo nurut sama gue, gak usah banyak bantah. Lo harus tetep ke rumah sakit" ucap Senja yang keputusannya tidak mau di bantah.

"Gue gak mau ke rumah sakit! Di sana pasti ada kak Winter, gue belum siap ketemu sama dia. Tolong ngertiin gue Ja" balas Aurora dengan raut wajah memohonnya.

"Sampe kapan sih lo mau ngehindarin dia terus? Sampe kapan Ra?!" Senja mengeraskan suaranya.

"Sampe gue siap"

"Iya tapi kapan?"

"Gue gak tau" Aurora membuang pandangannya ke arah luar jendela untuk menghindari tatapan Senja.

Senja menghembuskan nafasnya kasar. Ia paling membenci pembahasan ini. Sekaligus membenci kenyataan Aurora masih menaruh hati pada kakak angkatnya.

"Ok, kita pulang" Senja membalikkan arah mobilnya, menuju apart.

Diam-diam Aurora tersenyum tipis.

💚

💚

💚

💚

💚

~💚~

Sampai apart Senja menggendong Aurora, beruntung tubuh Aurora kurus hingga tak membuat Senja kesusahan saat menggendongnya.

Senja menidurkan Aurora di kasur. Lalu ia dengan cekatan mencari kotak p3k.

Setelah ketemu, Senja mengambil minyak kayu putih untuk di oleskan di perut Aurora berharap sakit perut Aurora dapat sedikit membaik.

Di bukanya kancing kemeja Aurora, setelah itu Senja mengoleskan minyaknya di perut Aurora.

Berhubung Aurora sedang sakit, Senja tidak akan mencari kesempatan dalam kesempitan.

Yang ada di pikirannya sekarang hanya tentang kesembuhan Aurora.

Senja tidak suka melihat Aurora kesakitan seperti ini, akan lebih baik jika ia saja yang sakit. Sayangnya sakitnya tidak dapat di pindahkan.

"Masih sakit hm?" tanyanya, memandang wajah pucat Aurora.

Aurora hanya mengangguk.

"Gue beliin bubur ya, abis itu lo makan terus minum obat?"

Aurora lagi-lagi hanya mengangguk.

Setelah itu Senja pamit untuk membelikannya bubur.




Beberapa saat kemudian, Senja kembali dengan membawa semangkuk bubur di tangannya.

"Kok cuma satu, lo gak ikut makan?" tanya Aurora bingung melihat Senja hanya membawa satu mangkuk saja. Padahal setahunya Senja belum makan karena biasanya ia yang akan memasak untuk makan mereka berdua. Dan sekarang berhubung ia sedang sakit, jadi ia tidak memasak untuk hari ini.

"Gue belum laper, nih cepet makan, atau mau gue suapin?" Senja duduk di sisi ranjang.

"Gue mau makan kalo lo juga makan"

"Cie perhatian, takut ya kalo gue sampe sakit?" goda Senja menaik turunkan alisnya.

Raut wajah Aurora langsung berubah seketika, "Ge'er lo. Gue gak mau aja sampe lo sakit, terus nyusahin gue"

Yang tadinya wajah Senja berseri kini masam kembali, "Nyebelin lo Ra!"

Aurora tertawa, lalu mengambil alih mangkuk bubur di tangan Senja.

"Nih, lo juga harus ikut makan, biar gak sakit kaya gue. Nanti kalo lo sakit, gak ada lagi yang jagain gue" menyendokkan buburnya ke mulut Senja dan dengan senang hati Senja melahap buburnya.

"So sweet banget sih calon jodoh gue" Senja dengan beraninya mencuri kecupan di pipi Aurora.

Biasanya Aurora akan marah, kali ini tidak. Aurora membiarkannya saja.

'Tumben gak marah, apa dia udah mulai suka sama gue ya? Kkk'

💚

💚

💚

💚

💚

~💚~

Mendengar kabar Aurora sedang sakit, Chaewon, Eunchae, Sakura, dan Garam bergegas menjenguk sahabatnya itu.

Sekarang ini mereka sudah berada di depan apart Aurora.

"Cepet pencet belnya" suruh Chaewon yang sudah tidak sabar ingin melihat keadaan Aurora.

"Gak usah di pecet, kan kita udah tau passwordnya, tinggal masuk aja" ujar Sakura.

"Dih gak sopan tau, masuk apart orang gak pencet bel dulu, mana kita belum bilang Aurora kalo kita mau ke sini lagi" ucap Eunchae.

"Tau lo Kkur, maen masuk-masuk aja" Garam menimpali.

Tidak ingin ambil pusing, Sakura dengan segera memasukkan password apart Aurora, lalu pintu pun terbuka.

"Anjir lo Kkur" kaget teman-temannya dengan keberanian Sakura.

"Udah ah ayo masuk" Sakura menarik tangan teman-temannya agar segera masuk.

"Kalo Aurora sampe marah gimana?" Eunchae merasa tidak enak hati karena sudah lancang masuk ke dalam apart Aurora.

"Santai aja kali, Aurora gak akan marah, toh yang masuk sahabat sendiri kok. Lagian kita kenal Aurora kan udah lama" ujar Sakura. Sedangkan teman-temannya hanya mengangguk sambil mengikuti langkah Sakura menuju kamar Aurora.

Lalu tanpa permisi Sakura membuka pintu kamar Aurora yang kebetulan tidak di kunci.




Ceklek




"SENJA AURORA?!" teriak mereka berbarengan.








































































































~L💚ve~

"Seperti salju yang datang di musim semi, seperti itu aku menunggumu"

***

L💚veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang