Mendengar teriakan seseorang dari arah pintu kamarnya, refleks Aurora mendorong Senja dari atasnya, dan ia segera beranjak duduk sambil membenahi penampilannya yang jika di lihat orang lain, akan menimbulkan pemikiran yang ambigu.
"Astaga, kalian abis ngapain?" tanya Chaewon mewakili rasa penasaran teman-temannya.
"Menurut lo?!" sewot Senja lalu beranjak bangun, pantatnya sedikit sakit karena dorongan tiba-tiba Aurora.
Senja memilih duduk di sofa bersama dengan teman-temannya yang lain ketimbang duduk di samping Aurora yang masih duduk di ranjang. Ia kesal dengan Aurora karena sudah mendorongnya tadi yang mengakibatkan ia jatuh di lantai. Sakit di pantatnya pun masih terasa. Semoga saja tulang ekornya tidak patah.
"Njir, katanya sakit malah ML" timpal Sakura.
"Gue emang sakit" bela Aurora tidak terima dengan perkataan Sakura.
"Kayanya kedatengan kita ganggu mereka deh" ujar Eunchae, sedikit menahan tawa ketika Aurora menatapnya tajam.
"Tau gini mah tadi-tadi kita gak usah ke sini" ucap Garam yang duduk di sebelah Senja.
"Aelah, kalian ngomong apaan sih? Kita gak ngapa-ngapain kali tadi" Senja tak habis pikir dengan pikiran para sahabatnya.
"Gak ngapa-ngapain tapi sampe tindih-tindihan?" ujar Chaewon.
"Mana baju Aurora sampe kebuka lagi" timpal Sakura.
"Ck! Chae Kkur mending kalian diem deh, bikin yang lain mikir yang gak-gak aja" kesal Senja melempar bantal sofa pada keduanya.
"Kalian jangan salah paham, tadi tuh rambut gue kesangkut kancing bajunya Aurora, dan gue tadi lagi berusaha ngelepasin rambut gue, eh kalian tiba-tiba dateng, dan mengacaukan semuanya. Liat nih rambut gue jadi lepas dengan ketidak aestheticnya"
Keempat sahabatnya itu tertawa, sedikit merasa iba pada Senja. Karena ulah mereka Senja jadi di dorong oleh Aurora dan jatuh di lantai tadi. Pasti itu sakit. Dan lagi rambutnya putus.
"Sorry sorry, kita gak tau. Lagian posisi kalian tuh tadi ambigu banget. Bikin kita mikir yang iya iya aja haha ha" tawa Chaewon. Senja hanya menatapnya malas.
"Oh ya Ra, gimana keadaan lo? Masih sakit?" Garam beralih posisi dengan duduk di tepi ranjang menghadap Aurora.
"Udah agak mendingan kok" tentu saja itu berkat Senja yang sangat tanggap dalam mengurus Aurora.
"Syukur deh kalo gitu" ucap Garam lega.
Lalu mereka berenam mengobrol seperti biasanya dengan di selingi canda dan godaan yang selalu mengarah pada Senja dan Aurora. Berakhir keduanya hanya pasrah saja di jadikan bahan candaan dan godaan oleh para sahabatnya.
💚
💚
💚
💚
💚
~💚~
Setelah kepulangan para sahabatnya, kini Senja dan Aurora sedang berbaring di atas kasur dengan saling berpelukan. Tangan Senja di jadikan bantalan untuk kepala Aurora sedangkan tangan yang satunya lagi memeluk pinggang Aurora posesif.
Aurora tampak tak menolak justru dia membalas pelukan Senja dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Senja. Menghirup wangi tubuh Senja yang selalu di sukainya.
"Ra"
"Hm?"
"Menurut lo, kalo tiba-tiba gue di tembak orang, gue harus jawab apa?" tanya Senja tiba-tiba.
"Cewek cowok?"
"Cowoklah, ngarang lo!" kesal Senja.
"Oh kirain, kan lo juga suka cewek"
Senja merotasikan bola matanya malas, "Cewek juga cuma lo doang Ra yang gue suka, selain lo gue gak suka cewek manapun" ujar Senja terang-terangan.
"Menurut gue sih mending lo terima aja, dari pada lo ngejar sesuatu yang gak pasti?" Aurora menggigit bibir bawahnya, takut Senja akan marah dengan perkataannya. Namun responnya di luar dugaan. Senja tampak menganggukan kepalanya. Sontak Aurora mendengakkan kepalanya untuk mengamati wajah Senja.
Senja terlihat biasa saja, tidak ada raut wajah kesal atau marah. Haruskah Aurora bernafas lega? Atau menyesali perkataannya yang terkesan menyuruh agar Senja berhenti mengejarnya? Entahlah hanya Aurora yang tahu jawabannya.
Aurora membenamkan kembali wajahnya di ceruk leher Senja.
Tidak ada lagi percakapan yang terjadi di antara mereka. Keduanya sama-sama hanyut dengan pikirannya masing-masing.
Cuph
Tiba-tiba Aurora mengecup leher Senja. Senja sempat terkejut, namun ia tidak ingin kege'eran, jadi sebisa mungkin ia bersikap biasa saja.
Cuph
Aurora kembali mengecup leher Senja, jika tadi hanya kecupan kali ini di selingi lumatan yang cukup intens. Entah apa maksud Aurora melakukannya. Yang jelas Senja tidak ingin berharap lebih lagi. Mungkin saja Aurora hanya iseng melakukannya.
Senja memejamkan matanya, ia berpura-pura tertidur.
Cuph
"Good night, Senja"
Setelah mendaratkan kecupan di pipi Senja, Aurora mulai memejamkan matanya, menuju alam mimpi.
Sedangkan Senja membuka matanya kala ia sadar Aurora sudah tertidur. Ia memiringkan tubuhnya untuk mengamati wajah Aurora dari dekat.
"Kenapa lo bisa secantik ini sih Ra? Padahal lagi tidur"
"Gimana gue gak suka sama lo coba?"
"Mustahil kalo gue gak suka sama lo"
"Gue sukanya sama lo, malah lo nyuruh gue suka sama yang lain"
Senja merapihkan anak rambut Aurora yang menutupi wajahnya. Lalu Senja mengecup dahi Aurora.
Cuph
"Gue bakal selalu suka sama lo, walaupun nantinya gue udah jadi milik orang lain"
~L💚ve~
"Seperti salju yang datang di musim semi
Seperti itu aku menunggumu"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
L💚ve
FanfictionCinta Hanya dengan memilikinya di sisiku Tanpa kata, kehangatannya melelehkan hariku ~Love~