7. Just One Word, I Love You

590 55 7
                                    

Pukul 06:00 pagi, Senja tampak mulai bangun. Ia menggeliat dan menguap. Rasa kantuknya masih menguasainya, ada rasa enggan untuk beranjak dari kasur empuknya. Namun melihat jam dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 06:00 akhirnya dengan amat malas Senja beranjak bangun sambil masih mengumpulkan nyawanya.

Senja melihat kesampingnya, Aurora masih tertidur dengan pulas. Hari ini keduanya memiliki kelas pagi, mungkin nanti Senja akan membangunkan Aurora, karena sekarang masih terlalu pagi untuknya membangunkan sahabat cantiknya itu. Biarkan Aurora menikmati mimpi indahnya terlebih dahulu.

Senja beranjak sambil mengancing tiga kancing atas bajunya yang terbuka. Mungkin semalam Aurora yang membukanya. Toh, keduanya sudah terbiasa melakukan skinship semacam itu. Yang terpenting tidak melewati batas sewajarnya sebagai seorang SAHABAT.

Tidak lama setelah Senja masuk ke dalam kamar mandi, Aurora mulai terbangun.

Mendengar suara gemercik air dari arah kamar mandi, Aurora yakin itu Senja yang sedang mandi.

'Tumben bangun duluan'

Heran Aurora pasalnya biasanya ialah yang selalu pertama kali bangun dan harus ekstra membangunkan Senja.

Aurora beranjak dari kasur lalu mengambil handuk dan menyusul Senja masuk ke dalam kamar mandi.

Fyi, keduanya sudah terbiasa mandi bersama. Karena menurut Aurora tidak ada yang salah, bukankah keduanya sama-sama perempuan? Jadi tidak salah bukan jika keduanya mandi bersama?

Padahal Senja seringkali marah ketika Aurora dengan seenaknya masuk dan bergabung dengannya saat mandi. Tapi percuma saja Senja melarang, Aurora sangat keras kepala. Alhasil Senja membiarkannya saja.

Setiap mandi baik Senja maupun Aurora tak pernah mengunci pintunya. Agar jika salah satu dari mereka ingin mandi bersama tidak usah mengetuk pintunya lagi.

Tumbuh bersama sejak kecil membuat keduanya sudah hafal dengan kebiasaan satu sama lain. Dan sudah tidak ada lagi kata CANGGUNG dalam kamus mereka.

Walaupun terkadang Senja merasakannya, namun sebisa mungkin ia tidak memperlihatkannya pada Aurora, karena takut Aurora akan marah. Dan menganggapnya tidak benar-benar menganggap Aurora sebagai sahabat.

"Tumben udah bangun?"

Senjak tersentak kaget saat mendengar suara tiba-tiba dari arah belakangnya.

"Ck!" kesal Senja, melihat itu suara Aurora.

"Ngapain?" tanya Senja malihat Aurora ingin membuka pakaiannya.

"Maybe konser?"

Senja merotasikan bola matanya malas mendengar jawaban Aurora.

Aurora terkekeh, "Lagian aneh, udah tau pengen mandi, masih nanya" Aurora membuka bajunya di depan Senja.

Sejenak Senja tak dapat mengalihkan pandangannya dari Aurora.

Glup

Ia meneguk ludahnya, saat Aurora sudah membuka semua pakaian yang melekat di tubuhnya.

Walau sudah terbiasa melihat tubuh polos Aurora, tapi tetap saja Senja selalu kagum dengan tubuh polos Aurora.

Tak

"Ngeliatnya biasa aja dong, dasar mesum!" canda Aurora setelah menyentil dahi Senja untuk menyadarkannya.

"Cih!" cibir Senja, lalu kembali menyalakan showernya yang sempat ia matikan.

Ketika sedang asik-asiknya mandi di bawah guyuran shower, tiba-tiba saja Senja merasakan kedua tangan memeluknya dari belakang.

"Gantian, aku juga mau mandi" manja Aurora. Yang mengganti panggilannya menjadi AKU.

L💚veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang