10. Butterfly

478 42 13
                                    

Aurora masih kalang kabut mencari keberadaan Senja, padahal sekarang ini waktu sudah menunjukkan tengah malam, namun hal itu tidak membuat Aurora berhenti mencari kebaradaan sahabatnya itu.

Ya, sebut saja Aurora gadis yang denial. Di depan Senja ia seakan tak memiliki rasa peduli sedikit pun padanya, namun di belakang? Tidak ada yang tahu kalau Aurora sangatlah peduli pada gadis itu.

Aurora memang gadis munafik. Sebenarnya diam-diam ia pun memiliki rasa seperti yang Senja punya. Namun Aurora lebih memilih untuk menepisnya. Karena menurutnya itu perasaan yang tak wajar. Apalagi mereka sesama jenis.

Aurora tidak ingin di anggap tidak normal oleh semua orang. Citra baiknya akan menjadi buruk jika ia mengikuti suara hatinya.

Selama ini ia selalu berusaha membuang rasa itu, namun perlakuan Senja padanya yang membuat Aurora tak pernah bisa membuang perasaan terlarang itu.

Tapi selain ada rasa untuk Senja, Aurora juga masih memiliki rasa pada kakak angkatnya.

Sosok Winter Kim tak pernah hilang dari pikirannya, walaupun Aurora sudah berusaha membuang perasaan tersebut. Namun bagaimana lagi? Rasa yang ia punya pada Winter sama besarnya dengan rasa yang ia punya pada Senja. Aurora tidak bisa memilih di antara keduanya.

Keduanya memilili sisi masing-masing yang berhasil menjerat hati Aurora.

Namun saat ini Aurora jauh lebih mementingkan Senja ketimbang tidur di pelukan kakak angkatnya.

Pasalnya ia sangat khawatir dengan keberadaan Senja yang entah di mana.

Handphone Senja tidak aktif. Mobilnya pun masih tertinggal do rumah Winter. Lalu kemana perginya Senja?

Senja tidak tahu daerah sini, jadi kemana perginya?

Aurora sudah mencarinya kemana-mana namun tak kunjung juga menemukannya.

Aargghh

Aurora mengacak rambutnya kasar, 'Kemana sih lo Senja? Lo bikin gue khawatir tau gak'

Aurora kesal, karena ia belum juga menemukan Senja. Entah kemana perginya gadis itu. Sudah di cari kemana-mana tetap saja tak kunjung ketemu.

Satu harapan Aurora, semoga saja Senja baik-baik saja. Pasalnya ia memiliki firasat buruk dari tadi tentang gadis itu.

Ya, karena itu juga ia mati-matian mencari Senja walaupun di tengah malam sekalipun. Bahkan Aurora tak memikirkan kesalamatannya sendiri. Bisa saja ia kenapa-kenapa, pasalnya ia mencari Senja hanya seorang diri. Apalagi ia perempuan dan berkeliaran di tengah malam.

Namun Aurora tak memikirkan itu, karena pikirannya sekarang hanya di penuhi oleh sosok sang sahabat.

Ya, Senja. Hanya Senja yang bisa membuat Aurora sekhawatir ini.

Andai Senja tahu, mungkin saja dia akan melompat girang, karena Aurora mengkhawatirkannya. Tapi sayang, dia tak pernah tahu itu. Aurora selalu pandai menyembunyikannya.

💚

💚

💚

💚

💚

~💚~

Engghhh

Merasa ada cahaya yang menyilaukan matanya, sosok tersebut terbangun.

Ah, badanya terasa amat sakit saat di gerakan. Terasa pegal.

Lalu setelah berusaha untuk bangkit dari posisi tidurnya, sosok tersebut meneliti sekitarnya.

Alisnya tampak mengerut sesaat ia menyadari jika ia sedang tidak berada di kamarnya, maupun di rumahnya.

L💚veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang