3.

213 25 5
                                    

Jam menujukkan pukul lima pagi dan Sunoo  sudah terbangun dengan tubuh bugar. Demam yang semalam ia rasakan sudah hilang sepenuhnya berkat bye-bye fever dan obat penurun panas. Sebenarnya Sunoo sering bangun pukul empat pagi namun karena demam yang ia rasakan membuat tubuhnya membutuhkan banyak istirahat.

Ia mulai memasak untuk dirinya sendiri karena sang bunda bekerja di luar kota. Tenang, Sunoo sudah terbiasa melakukan segala hal sendiri jadi dengan cekatan ia memasak makanan untuk sarapan dan bekalnya.

Sunoo telah selesai mandi dan sarapan. Ia sudah siap ke sekolah namun....

"LOH LOH LOH, TAS GUE MANA!" Sunoo panik, berusaha mencari tas sekolahnya. Ia berkeliling rumah namun tak dapat menemukan tas sekolahnya itu. Seperti mengingat sesuatu, Sunoo dengan secepat kilat mencari handphonenya yang semalam ia letakkan di dalam beras.

"Please nyala." Mohon Sunoo sambil menekan tombol power hapenya. Bernafas lega ketika layar handphonenya menampilkan logo. Ketika handphonenya menyala wifi otomatis tersambung beberapa notifikasi muncul, dia segera memencet pesan whatsapp dari Ni-ki.

"Semoga dia bawa tas gue ke sekolah," ucap Sunoo kemudian kembali bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, "terpaksa pake totebag dulu." Emot sedih, ya gimana nggak sedih yang ia pakai itu totebag bekas kampanye. Lambang parpol terlihat jelas tertempel.

Sunoo jujur malu dengan totebagnya, makanya tadi pagi ia dengan cepat masuk ke sekolah sambil menutup rapat totebag yang ia gunakan. Ia juga menuju ke kelasnya sambil bersembunyi agar dirinya tidak bertemu orang-orang berbahaya lainnya.

Sampai di kelas ia menyimpan totebagnya di dalam laci dan menuju terminal listrik di dalam kelasnya. Sambil mengecas hape ia membuka kembali pesannya kepada Ni-ki yang sudah dibalas.

"DIH BESOK?! ANJIR LAHH." Sunoo mengerutu kesal karena jawaban yang diberikan Ni-ki adalah mutlak karena kemarin memang salah dia yang tiba-tiba lari buru-buru sampai ngelupain tasnya. Sedih sih.

"Permisi dek." Sapa seseorang membuat Sunoo yang sedang dalam posisi jongkok mendongkak ke atas, menemukan seorang kakak kelas yang wajahnya terlihat tidak asing.

"Ada apa ya kak?" Jawab Sunoo.

"Gue boleh minjem buku paket Senbud punya lo ngga?" Sunoo mengangguk, berdiri dan berjalan menuju kursinya, mengambil buku paket senbud dan memberikannya kepada kakel di hadapannya, "ini kak."

"Makasih banyak dek, nanti gue kembaliin."

"Oke kak."

Kakel itu sudah berlalu dari hadapan Sunoo dan Sunoo kembali sibuk dengan handphone di tangannya membalas beberapa chat yang masuk.
Aduh Ni-ki memang nggak bisa diajak kompromi. Terpaksa dengan tidak rela ia Harus menunggu keesokan hari untuk mendapatkn kembali tas yang tidak sengaja ia tinggalkan.

"Eh Lo tau nggak? Kemarin Jinx bikin kegiatan amal." Suara ini membuat Sunoo menjadi penasaran. Ia mulai mendengarkan teman sekelasnya yang bergosip.

"Pantes kemarin tenang banget."

Wait, mereka bikin kegiatan amal? Si Sunghoon brothercomplex sikopat itu?

"Amal apaan? Bagi-bagi sembako gitu?"

"Mereka se geng ke panti asuhan trus disana mereka ya kegiatan sosial gitu lah."

"Wow, dalam rangka apa?"

"Ulang tahun Jay."

"Si tajir mampus?"

"Yoi."

Oh bukan pemikiran si Sunghoon. Mana mungkin setan yang nggak mikir perasaan orang bisa berpikiran mulia untuk melakukan kegiatan amal, Iya kan?

a troublesome word called love !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang