Chapter 02

2.2K 221 6
                                    

‘Hurt’
02

'Annyeong gayss👋👋
Chacha backa😁😁
Ini part 2 nya😊 semoga kalian suka ya😊
Jangan lupa tekan tombol bintang sebelum membaca😊
Dan buat pembaca gelap, semoga secepatnya dapat hidayah biar bisa menghargai karya orang lain lagi😊
Okey langsung aja🙃,


'Annyeong gayss👋👋Chacha backa😁😁Ini part 2 nya😊 semoga kalian suka ya😊Jangan lupa tekan tombol bintang sebelum membaca😊Dan buat pembaca gelap, semoga secepatnya dapat hidayah biar bisa menghargai karya orang lain lagi😊Okey langsung aja🙃,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Luka Lama'
Choi Jisoo








Happy Reading....





.....






Kini jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Jisoo baru sampai di mansion keluarga Choi. Melangkah dengan gontai masuk kedalam Bangunan mewah itu. Wajah lelah terlihat begitu jelas di wajah si sulung Choi ini.






Rasanya Jisoo ingin segera sampai dikamarnya. Menguyur tubuh lelahnya dengan air hangat. Dan berakhir ditempat tidur bergulat dengan selimut serta guling tersayangnya. Tapi semua itu sirna karena mendengar suara sang ibu yang menahan langkahnya hendak menaiki anak tangga.



“Apa kau tidak memiliki sopan santun sedikitpun untuk menyapa orang tuamu saat kau sampai dirumah? Begini sopan santunmu sebagai seorang dokter bedah yang diagung-agungkan oleh semua orang?” dengan lantang Yejin melontarkan kalimat sindiran itu untuk si sulung.






Jisoo meremat kuat besi yang dipasang untuk menjadi pegangan di deretan anak tangga menuju lantai dua. Memejamkan matanya untuk tidak terpancing emosi oleh sang ibu.





“Aku sangat lelah. Aku tidak punya waktu untuk berdebat denganmu malam ini.” Jisoo segera melanjutkan langkahnya. Dan sekali lagi, suara sang ibu menghentikan langkahnya menuju kamarnya.





“YA! Dasar anak tidak tau diuntung. Begini caramu berbicara dengan ibumu eoh?” Yejin tampak menatap penuh amarah pada putri sulungnya itu.





“Cih.. Ibu? Sejak kapan kau menganggapku sebagai putrimu? Perlu kau ingat kata-kataku ini. Aku sudah tidak memiliki Ibu sejak kau menjadikanku tumbal pada preman bejat yang ingin mengganggumu lima belas tahun yang lalu. Disitulah aku kehilangan sosok ibu dalam hidupku. Dan juga kehilangan hidupku.” Tekan Jisoo dengan mata yang tak kalah tajam menyorot sang ibu yang berdiri dekat sofa ruang tengah tidak jauh dari tangga.






HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang